/
LEPTOSPIROSIS Fitria Dewi puspita anggraini LEPTOSPIROSIS Fitria Dewi puspita anggraini

LEPTOSPIROSIS Fitria Dewi puspita anggraini - PowerPoint Presentation

DreamerDollface
DreamerDollface . @DreamerDollface
Follow
342 views
Uploaded On 2022-08-04

LEPTOSPIROSIS Fitria Dewi puspita anggraini - PPT Presentation

Fakultas kesehatan Universitas dian nuswantoro 2020 PENDAHULUAN Leptospirosis infeksi akut dari bakteri leptospiro Disebut juga Weil disease Canicola fever Hemorrhagic jaundice mud fever ID: 935195

yang dan penyakit dengan dan yang dengan penyakit dapat ini hewan pada bakteri penularan fase gejala manusia leptospirosis leptospira

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download Presentation The PPT/PDF document "LEPTOSPIROSIS Fitria Dewi puspita anggra..." is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

LEPTOSPIROSIS

Fitria Dewi puspita anggraini

Fakultas kesehatan

Universitas dian nuswantoro

2020

Slide2

Slide3

PENDAHULUAN

Leptospirosis

 infeksi akut dari bakteri

leptospiro

.

Disebut juga

Weil disease, Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, mud fever,

atau

swineherd disease.

Adolf Weil pada tahun 1886 melaporkan penelitian bahwa penyakit ini menyerang manusia dengan gejala demam, ikterus, pembesaran hati dan limpa serta kerusakan ginjal.

Slide4

PENDAHULUAN

Di Cina, penyakit ini disebut sebagai penyakit akibat pekerjaan karena banyak menyerang para petani.

di Jepang, penyakit ini disebut “demam musim gugur”

Di Indonesia, gambaran klinis dilaporkan pertama kali oleh Van der Scheer di Jakarta pada tahun 1892.

Slide5

PENDAHULUAN

Isolasi pertama bakteri dilakukan oleh Vervoot pada tahun 1922.

Di Indonesia, sudah berhasil diisolasi berbagai serovar, antara lain

L. bataviae, L. javanica, L. australis, L. semaranga, L. icterohaemorrhagia,

dan

L.

canicola

dari Jakarta, Ambarawa, Riau, Bangka dan Bogor.

Slide6

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini terjadi di seluruh dunia, baik negara berkembang maupun negara maju.

Terdapat 6 provinsi yang melaporkan adanya kasus leptopirosis tahun 2017 yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten.

Leptospira dapat menyerang semua jenis mamalia seperti tikus, anjing, kucing, landak, sapi, burung dan ikan.

Hewan yang terinfeksi dapat tanpa gejala sampai meninggal.

Slide7

EPIDEMIOLOGI

Slide8

EPIDEMIOLOGI

Slide9

EPIDEMIOLOGI

Hewan-hewan tersebut merupakan vektor penyakit pada manusia, dan manusia sebagai ujung rantai dalam penularan penyakit ini.

Manusia yang beresiko tertular adalah yang pekerjaannya berhubungan dengan hewan liar dan hewan peliharaan.

Wanita dan anak di perkotaan sering terinfeksi.

Orang yang hobi berenang termasuk beresiko.

Slide10

EPIDEMIOLOGI

Angka kematian akibat penyakit ini relatif rendah, tetapi meningkat dengan bertambahnya usia.

Mortalitas bisa mencapai lebih dari 20% bila disertai ikterus dan kerusakan ginjal.

Pada penderita yang berusia >51 tahun, mortalitasnya mencapai 56%.

Slide11

ETIOLOGI

Genus

Leptospira

termasuk dalam ordo

Spirochaeta

dari famili

Trepanometaceae

.

Bakteri yang berbentuk benang dengan panjang 6-12 µm.

L. interrogans

adalah spesies yang dapat menginfeksi manusia dan hewan.

Saat ini terdapat minimal 180 serotipe dan 18 serogroup yang telah teridentifikasi dan hampir setengahnya ada di Indonesia.

Slide12

ETIOLOGI

Karena ukurannya sangat kecil, bakteri leptospira hanya dapat dilihat dengan mikroskop medan gelap atau mikroskop elektron.

Berbentuk seperti spiral dengan ujung-ujung seperti pengait, sehingga dapat bergerak sangat aktif untuk maju, mundur atau berbelok.

Slide13

ETIOLOGI

Bakteri leptospira sangat peka terhadap asam.

Di dalam air tawar dapat bertahan hidup sampai 1 bulan, tetapi di dalam air yang pekat, leptospira akan cepat mati.

Lingkungan yang sesuai adalah kondisi daerah tropis.

Slide14

ETIOLOGI

Bakteri ini dapat hidup sampai 43 hari pada tanah yang sesuai sampai beberapa minggu dalam air terutama air tawar.

Urin seekor sapi yang terinfeksi dapat mengandung 100 juta leptospira/mm3.

Slide15

PENULARAN

Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui beberapa cara, yakni:

Kontak dengan air, tanah, dan lumpur yang tercemar bakteri.

Kontak dengan organ, darah, dan urin hewan terinfeksi.

Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Slide16

PENULARAN

Infeksi pada manusia dapat terjadi melalui beberapa cara, yakni:

Kontak dengan air, tanah, dan lumpur yang tercemar bakteri.

Kontak dengan organ, darah, dan urin hewan terinfeksi.

Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Slide17

PENULARAN

Bakteri + Kulit lecet / luka / mukosa

 infeksi

Di Indonesia, hewan penular utama pada manusia adalah tikus.

Infeksi ini banyak terjadi di daerah banjir.

Slide18

PENULARAN

Tiga pola epidemiologi leptospira, yaitu:

Penularan via kontak langsung

Penularan atau penyebaran penyakit karena kontaminasi yang luas pada lingkungan

Penularan via infeksi rodensia pada lingkungan perkotaan yang kumuh

Slide19

GEJALA DAN TANDA

Masa inkubasi 7-12 hari dengan rata-rata 10 hari.

Bakteri

 tubuh manusia  peredaran darah  ke seluruh tubuh (jantung, otak dan ginjal).

Slide20

GEJALA DAN TANDA

Manifestasi klinis leptospirosis terbagi menjadi 3 fase:

Fase pertama (leptospiremia)

Fase kedua (imun)

Fase ketiga (konvalescen)

Slide21

GEJALA DAN TANDA

Fase pertama (leptospiremia)

Ditandai dengan demam tinggi mendadak, malaise, nyeri otot, ikterus, sakit kepala, dan nyeri perut yang disebabkan oleh gangguan hati, ginjal, dan meningitis.

Fase ini berlangsung selama 4-9 hari.

Slide22

GEJALA DAN TANDA

Fase kedua (imun)

Titer antibodi IgM mulai terbentuk dan meningkat dengan cepat.

Gangguan klinis akan memuncak.

Dapat ditemukan leptopsira dalam urin selama 1 minggu – 1 bulan.

Fase ini berlangsung selama 4-30 hari.

Slide23

GEJALA DAN TANDA

Fase ketiga (konvalesen)

Ditandai dengan gejala klinis yang sudah berkurang dan dapat timbul kembali.

Fase ini berlangsung selama 2-4 minggu.

Slide24

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan serologi dan isolasi bakteri leptospira

Slide25

PENGOBATAN

Leptospirosis adalah penyakit yang

self-limited

.

Antibiotik yang dapat diberikan antara lain:

Penisilin 4x1,5 IU atau amoksilin 4x1 gr selama 7 hari

 penyakit sedang atau berat.

Ampisilin 4x500 mg, amoksilin 4x500 mg atau eritromicin 4x500 mg  penyakit ringan.

Slide26

PENCEGAHAN

Menjaga sanitasi lingkungan terutama daerah peternakan, pemotongan hewan atau kolam renang.

Kampanye rumah antitikus (

rat proof

)

Perlindungan bagi pekerja peternakan berupa sepatu boot, sarung tangan, masker dan baju pelindung.

Slide27

PENCEGAHAN

4. Penyuluhan mengenai hygiene pribadi dan penularan penyakit

 mencegah KLB

5. Kewaspadaan petugas kesehatan (pengawasan situasi pasca banjir, isolasi hewan sakit dari rumh penduduk dan daerah wisata)

6. Vaksinasi hewan peliharaan dengan strain lokal

7. Mengontrol keberadaan vektor

Slide28

Refreshment. . .

Jelaskan etiologi leptospirosis?

Bagaimana cara penularan leptospirosis?

Sebutkan dan Jelaskan tipe-tipe leptospirosis?

Bagamana cara pencegahan leptospirosis?