pada klien dengan gangguan penglihatan By Irma Nur Amalia SKep Ners Anamnesa Identitas Keluhan Utama Riwayat Kesehatan Penyakit Sekarang ID: 932545
Download Presentation The PPT/PDF document "Pengkajian keperawatan" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.
Slide1
Pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan penglihatan
By
: Irma
Nur
Amalia
,
S.Kep
.,
Ners
Slide2AnamnesaIdentitasKeluhan UtamaRiwayat Kesehatan :Penyakit SekarangRiwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Keluarga4. Riwayat Tumbuh kembang5. Riwayat pola kebiasaan
Slide31. Identitas Klien....Nama: Umur: Semakin tua lensa semakin tidak elastis Jenis kelamin: Buta warna lebih ke anak laki-laki sedangkan perempuan bersifat karier. PendidikanPekerjaan: lingkungan pekerjaanAlamat: lingkungan rumahStatus perkawinanAnggota keluarga terdekat
Slide42. Keluhan UtamaPenglihatan buram, tidak melihatSakit, tidak enak di mataAda perubahan pada kelopak mata, orbita atau mataPenglihatan ganda/pusingBanyak kotoran mata
,
banyak
airmata
/
kering
Slide53. Riwayat penyakit Sekarang....Paliative : Hal apa saja yang memperburuk/memperbaiki keadaanQualitative: Seberapa besarkah kualitas nyeri/gangguan yang dirasakanRegion : Bagian mana saja yang merasakan gangguanScalle : Skala nyeri yang dirasakanTime : Pada saat apakah nyeri/gangguan tersebut dirasakan
Slide64. Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat penyakit mata yang pernah dideritaRiwayat operasi/pembedahan mata Riwayat penyakit kronis yang pernah diderita5. Riwayat kesehatan keluarga: glaukoma, retinitis pigmentosa, buta warna
Slide76. Riwayat tumbuh kembangNeonatus: Fungsi belum matur, mampu membedakan cahaya dan gelap, fiksasi objek 20-30 cm dari wajah visus 20/300 – 30/600Bayi: 5-7 bulan, mampu melihat merah dan kuning, koordinasi berkembang, visus 20/209 bulan, mampu membedajkan orang, visus 20/201 tahun, perkembangan mata sudah lengkap, otot mata matang2 tahunAkomodasi sudah sempurna, visus 20/403 tahunPerkembangan konvergensi secara perlahan, visus 20/30 atau 20/404-6 tahun4/5 tahun mampu mengenal dan mengidentifikasi warna, kelenjar lakrimalis sudah semprna visus 20/206 tahun perkembangan persepsi yang sempurna, refraksi dan akomodasi normalRemajaEmetropia berkembang baik, sama dengan mata dewasaDewasaMulai usia 42-45, mata mulai tidak mampu melihat dekat dengan baik, kurang mampu berakomodasi
Slide85. Riwayat kebiasaaan (pola)Kebersihan mataKonsumsi makanPenggunaan mataIstirahat tidurPenanggulangan masalah gangguan mataPemakaian kaca mata
Slide9Pemeriksaan mataAnamnesa KhususPemeriksaan visusFungsi otot ekstraokulerSensasi warnaPemeriksaan eksternalPemeriksaan intraokulerPemeriksaan fundusLapang pandangPemeriksaan khusus
Slide101. Anamnesa khususSejak kapan ada gangguan penglihatan, berangsur-angsur atau tiba-tiba, satu atau dua mataKelainan bentuk objek yg dilihat astigmatisme / kelainan makulaSilau radang korneaSpt melihat kuning, putih / merah kelainan khorioretinal, lensa, joundice, toksisitas digitalisAdanya “halo” glaukomaMelihat bintik-bintik / benang yg ikut dgn gerakan mata kelainan vitreusSkotoma (daerah buta pd mata) yg bergerak / hilang timbul penyempitan arteri sentral / serebral
Slide11Lapang pandang berkurang ggn kornea, retina, saraf optik atau otakRabun senja kelainan kongenital (retinitis pigmentosa, atropi saraf optik herediter) atau kelainan yg didapat (def vit A, glaukoma, atropi saraf optik, katarak, degenerasi retina)Penglihatan hilang sebentar cerebro vascular accident, spasme arteri retina sentralMata sakit lelah mata, ggn keseimbangan otot mata, radang episclera, iris, khoroid, glaukoma, arteritisSakit kepala hebat kelainan intrakranial
Slide12Rasa panas dan gatal blefaritis kronis, konjungtivitis, reaksi alergiKemerahan/bendungan pd kelopak, konjungtiva/sclera reaksi radang akut/infeksi, trauma. Alergi, glaukoma akutPerubahan warna pg kornea infeksi dan ulkus kornea.Kebiru-biruan pada sklera osteogenesis imperfectaEdema pada satu/kedua kelopak mata abses, blefaritis, alergi, miksidema
Slide13Penglihatan ganda kelainan lensa, makula, reaksi histeriaBanyak kotoran konjungtivitis virus / kerato konjungtivitisAir mata berkurang penyakit kolagen (sindroma sjorgen) penurunan fungsi kelenjar atau pemakaian obat penenangAir mata banyak iritasi kimia, alergi, penyerangan akut, sumbatan duktus lakrimalis
Slide142. Pemeriksaan visusGunakan snellen chart pada jarak 5-6 mVisus normal 6/6 atau 5/5 mis: didapatkan visus 5/30 berarti pd jarak 5 m dpt melihat huruf pd orang normal terlihat pd jarak 30mBila dpt menghitung jari pd jarak 3 m visusnya 3/60, bila hanya dpt melihat gerakan jari dari atas ke bawah atau kesamping dlm jarak 1 m visusnya 1/300, bila hanya dpt melihat sinar visusnya 1/~Pasien yg tdk dpt melihat visusnya 0Pd pasien buta huruf atau anak prasekolah digunakan E chart atau gambar binatang
Slide15Lanjutan...... Pemeriksaaan VisusAlat yang harus disiapkanSurat kabar / majalahPenutup mataKartu snelen / snellen chartKapas pembersihSenter kecilOptalmoskopPenggaris kecilPersiapan ruanganVentilasi cukupPenerangan baikTersedia cuci tanganPenataan ruangan baikUkuran ruangan 5-6 meterSuasana tenangPersiapan klienKlien duduk atau berdiri kecuali kalau tidak memungkinkan
Selama pengkajian refleks kornea dan oftalmoskop ruangan digelapkan
Slide16Teknik pengkajianKetajaman penglihatanTahap ISuruh klien membaca majalah/buku,Bila memakai kaca mata dipaki saja,Perhatikan jarak saat membacaMinta klien membaca dengan kerasBila mendapat kesulitan lanjutkan dengan tahap berikutnya
Slide17.............Lanjutan tekniik pengkajian ketajaman mata Tahap II Menggunakan snellen chart dengan jarak 6 meter, gunakan snellen hurup, bila tidak bisa membaca menggunakn snellen chart ”E” untuk anak-anak gunakan snellen bergambar objek yang dikenal.Pertama kali jangan menggunakan kaca mata, pertama dengan menggunakan kedua mata terbuka selanjutnya dengan satu mata sedangkan mata lainnya ditutup, pemeriksaan dilakukan pada kedua mata. Bila menggunakan kaca mata test diulang kembaliHasil pemeriksaan ditulis secara terpisah untuk mata kanan (OD) dan mata kiri (OS) yang dinyatakan dengan pembilang dan penyebut. Pembilang menyatakan jarak antara mata dengan snellen, sedangkan penyebut menyatakan jarak dimana suatu hurup tertentu harus dapat dilihat oleh mata normal.Jika visus normal adalah 6/6, jika visus 1 berarti hanya mampu membedakan gelap terang, jika visus 0 maka tidak mampu membedakan gelap terangRumus untuk menghitung visus: Keterangan V : ketanajaman penglihatand : jarak kemampuan melihatD : jarak normal melihat
Slide18.............Lanjutan teknik pengkajian ketajaman penglihatanTahap IIIPada klien yang mengalami gangguan mata yang parah diminta menghitung jari yang diacungkan pada jarak 30 cm dari wajahnya, bila klien tidak bisa menghitung jari maka sinari mata klien dengan menggunakan senter kecil tanyakan klien apakah melihat cahaya, dan dari mana arah datangnya.
Slide19Keadaan refraksi mataEmetrop: sinar sejajar yg datang pd mata dlm keadaan istirahat akan direfraksikan tepat pada makula lutea (bintik kuning)Ametrop: sinar sejajar yg datang pd mata dlm keadaan istirahat direfraksikan tidak jatuh pada makula lutea (bintik kuning)MiopiaHipermetropiaAstigmatismePresbiop
Slide20Miopia: kelainan refraksi dimana sinar yg datang sejajar akan difokuskan di depan retina, miop ringan sampai -3.00, miop sedang -3.00 - -6.00, miop tinggi lebih dari -6.00, dikoreksi dengan lensa negatifHipermetrop: kelainan refraksi dimana sinar yg datang sejajar akan difokuskan dibelakang retina, dikoreksi dg lensa positifAstigmatism: kelainan refraksi dimana terdapat perbedaan derajat refraksi pd meridian yg berbeda, sinar tidak dibiaskan pd satu titik, dikoreksi dg lensa silinderPresbiop: perubahan fisiologis dimana daya akomodasi pd usia lanjut menurun shg pd waktu membaca dekat bayangan jatuh di belakang retina, dikoreksi dengan lensa positif
Slide213. Pemeriksaan fungsi otot ekstraokulerPergerakan bola mata yg simetris mengikuti objek yg dilihat disebut ortoforiaGangguan keseimbangan otot (strabismus)Pemeriksaan tutup buka (cover/uncover test)
Slide224. Sensasi warnaSensasi warna diperiksa untuk mengenal adanya cacat merah dan hijau, tidak untuk gangguan warna biru dan kuning, dlm keadaan normal warna gambar dikenal dlm waktu 3-10”Buta warna hijau terdapat pd atropi saraf optik, toksik optik neuropati, degenerasi makulaButa warna biru kuning terdapat pd retinopati hipertensif, retinopati diabetik, degenerasi makula senil diniPerifer diperiksa dengan campimeter memakai test objek warna kuning biru, hijau dan merah
Slide235. Pemeriksaan EksternalPalpebra: tebal, warna, letak/posisi, ulkus, crusta, trichiasisKonjungtiva palpebra: benjolan/folikel, warnaKonjungtiva bulbi: bening, putih, sedikit pembuluh darah, tampak bayangan sclera. Patologis
bila
:
hiperemis
perdarahan
Sclera:
stafiloma
sclera:
herniasi
jaringan
uea
pd sclera
yg
tipis
Kornea
:
mikrokornea
,
makrokornea
, edema,
distropi
,
benda
asing
,
sikatrik
Slide24Bilik mata depan: -Dangkal bila iris ke depan, pada glaukoma. -Dalam jika iris ke belakang pd afakiaAkuos humor: jika ada radang, tampak keruhIris:
-
Sinekia
anterior:
perlengketan
iris dg
kornea
-
Sinekia
posterior:
perlengketan
iris dg
lensa
.
-
Aniridia
:
mata
tanpa
iris
Pupil: Normal 3-4 mm,
reaksi
cahya
:
bulat
,
isokor
sentral
,
-
mengecil
:
miosis
,
-
membesar
midriasis
.
Lensa
:
tanpa
lensa
:
afakia
,
-
keruh
:
katarak
,
dislokasi
lensa
perubahan
letak
karena
putusnya
zonula
zinii
Slide256. Pemeriksaan Tekanan IntraokulerPalpasiPasien disuruh melihat ke bawah kedua jari telunjuk diletakan pd kelopak mata lakukan palpasiTonometri SchiotsDipakai dengan berat 5-10 gr
Pasien
tidur
terlentang
tanpa
bantal
,
teteskan
pantokain
spy
tdk
sakit
,
mata
melihat
keatas
tdk
boleh
berkedip
,
palpebra
superior
dan
inferior
ditahan
,
tonometer
diletakan
di
kornea
bagian
sentral
,
jarum
akan
bergerak
lihat
ke
angkanya
kemudian
lihat
pada
skala
Normal 0,18
Slide267. Pemeriksaan fundusFunduskopi direkMemakai elektrik ophthalmoskopPupil pasien dalam keadaan midriasis atau tidak, mata kiri pasien diperiksa oleh mata kiri pemeriksa dan sebaliknyaJarak mata
pasien
dgn
pemeriksa
2,5 cm,
mata
pasien
dan
pemeriksa
tidak
berakomodasi
Gambaran
funduskopi
normal
Fundus
normal
berwarna
merah
karena
bayangan
khoroid
sebagai
refleks
fundus
Slide27Papil berwarna kuning dgn batas tegas ditengahnya tampak lebih pucat karena terdapat lekukan yaitu cupping dan discus disebut excavatio fisiologis, normalnya perbandingan cupping dan discus adalah 0,3 - 0,4Pembuluh darah yang keluar dari papil bercabang-cabang ke atas, ke bawah, ke nasal, ke temporal, pembuluh arteri lurus berwarna merah terang dan pembuluh darah vena lebih lebar berkelok-kelok dengan perbandingan arteri dan vena 2:3Sebelah temporal dari papil terlihat daerah yang lebih merah yaitu makula lutea dan ditengahnya seperti ada cahaya bening disebut fovea centralis, keadaan ini disebut refleks fovea positif
Slide288. Pemeriksaan slit lampMemeriksa segmen anterior mata dgn cahaya cukup kuat dan dilihat melalui mikroskop binokulerSinar dapat lebar atau sempitLensa Hruby (-40D) yg ditempatkan didepan mata dapat melihat keadaan vitreus dan retina, mata dilatasi.
Slide299. Pemeriksaan lapang pandangPenglihatan oleh retina diluar makula disebut penglihatan perifer atau kampus dan dapat diperiksa dgn: Test konfrontasi :1. Penderita duduk dengan jarak 0,5 m dari pemeriksa dan melihat pada mata pemeriksa, satu mata ditutup2. Pemeriksa menggerakan jari tangannya dari perifer ke tengah, bila jari sudah terlihat digerakan lagi ke perifer jika lapang pandang kurang baik maka lapang pandangannya akan lebih kecil dari pemeriksa dan lapang pandang pemeriksa harus normal
Slide3010. Pemeriksaan khusus a/iTest anelUntuk menentukan fungsi ekskresi sistem lakrimalPasien duduk atau tidur, mata ditetesi anestesi lokalPungtum dilebarkan dengan dilatator kemudian jarum
anel
pd
spuit
2 cc
dimasukan
horizontal
melalui
kanalikuli
lakrimalis
sampai
masuk
ke
sakus
lakrimalis
Garam
fisiologis
dimasukan
kedalam
sakus
,
jika
pasien
merasakan
asin
pd
tenggorokannya
akan
terlihat
reaksi
menelan
Bila
duktus
nasolakrimalis
tertutup
maka
tidak
ada
refleks
menelan
,
mislnya
pd
dakriosistitis
akut
Slide31SENSASI KORNEAPemeriksaan fungsi saraf trigeminus yg memberikan sensibilitas korneaPasien diminta melihat ke sisi yg berlawanan dr kornea yang akan diperiksa kelopak mata pasien ditahan supaya
terbuka
dengan
jari
telunjuk
dan
ibu
jari
Disisi
lain
kapas
digeser
sejajar
dg
permukaan
iris
menuju
kornea
yang
akan
diperiksa
,
kapas
ditempelkan
pd
permukaan
kornea
,
jika
terjadi
refleks
mengedip
berarti
sensibilitas
kornea
baik
Sensibilitas
kornea
menurun
pd
keratitis
atau
ulkusherpes
simpleks
dan
infeksi
herpes zoster
Slide32Respon individu terhadap gangguan sistem penglihatanRespon fisiologisNyeriGatalSakit pada kepalaMual muntahRabun senjaPerubahan persepsi sensori kaburMasalah psikologisSedih dan berdukaReaksi kehilanganPerasaan emosi yang terlalu kuat cemas berlebihKerusakan mata menyebabkan: percaya diri kurang, konsep diri terganggu, kemampuan berinteraksi menurun, peran terganggu, ketergantungan pada orang lain.