/
KEHILANGAN DAN BERDUKA KEHILANGAN DAN BERDUKA

KEHILANGAN DAN BERDUKA - PowerPoint Presentation

kittie-lecroy
kittie-lecroy . @kittie-lecroy
Follow
408 views
Uploaded On 2017-07-08

KEHILANGAN DAN BERDUKA - PPT Presentation

DEFINISI Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada kemudian menjadi tidak ada baik terjadi sebagian atau keseluruhan FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Arti dari kehilangan ID: 568195

dan yang pasien kehilangan yang dan kehilangan pasien atau dengan untuk pada tidak tahap berduka keluarga fase orang perasaan rasa cara terjadi

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download Presentation The PPT/PDF document "KEHILANGAN DAN BERDUKA" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

KEHILANGAN DAN BERDUKASlide2

DEFINISI

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan Slide3

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Arti dari kehilangan

Sosial budaya

kepercayaan / spiritual

Peran seks

Status social ekonomi

kondisi fisik dan psikologi individuSlide4

TIPE KEHILANGAN

Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:

Aktual atau nyata

Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi, kematian orang yang sangat berarti / di cintai.

Persepsi

Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.Slide5

JENIS KEHILANGAN

Kehilangan seseorang  seseorang yang dicintai

Kehilangan yang ada pada diri sendiri (

loss of self

)

Kehilangan objek eksternal

Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal

Kehilangan kehidupan/ meninggalSlide6

RENTANG RESPON KEHILANGANSlide7

Fase denial (penolakan)

- Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan

- Verbalisasi;” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu terjadi ”.’

- Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.

2. Fase anger / marah

- Mulai sadar akan kenyataan

- Marah diproyeksikan pada orang lain

- Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.

- Perilaku agresif.Slide8

3. Fase bergaining / tawar- menawar.

-Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja yang sakit bukan saya “ seandainya saya hati-hati “.

4. Fase depresi

- Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.

- Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.

5. Fase acceptance

- Pikiran pada objek yang hilang berkurang.

- Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”, “ yah, akhirnya saya harus operasi “Slide9

BERDUKASlide10

DEFINISI

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.Slide11

Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas normal.Slide12

Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal abnormal, atau kesalahan/kekacauan.Slide13

TEORI PROSES BERDUKA

1. Teori Engels

Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun menjelang ajal.

Fase I (shock dan tidak percaya)

Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik termasuk pingsan, diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan.

Fase II (berkembangnya kesadaran)

Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan mungkin mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.Slide14

Fase III (restitusi)

Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan yang hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak dapat menerima perhatian yang baru dari seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang.

Fase IV

Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu terhadap almarhum.

Fase V

Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.Slide15

2. Teori Kubler-Ross

Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:

a)  Penyangkalan (Denial)

Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada saya!” umum dilontarkan klien.

b)    Kemarahan (Anger)

Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak lebih” pada setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya menghadapi kehilangan.Slide16

c. Penawaran (Bargaining)

Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang halus atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari pendapat orang lain.

d)  Depresi (Depression)

Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari makna kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.

e)  Penerimaan (Acceptance)

Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri atau berputus asa.Slide17

3. Teori Rando

Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3 katagori:

Penghindaran

Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.

Konfrontasi

Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara berulang-ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan paling akut.

Akomodasi

Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan akut dan mulai memasuki kembali secara emosional dan sosial dunia sehari-hari dimana klien belajar untuk menjalani hidup dengan kehidupan mereka.Slide18

ASUHAN KEPERAWATANSlide19

PENGKAJIAN

Faktor Genetik: riwayat depresi dalam keluarga

Kesehatan Fisik

Kesehatan mental

Pengalaman kehilangan di masa lalu

Struktur kepribadian

Stresor perasaan kehilanganSlide20

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Berduka berhubungan dengan kehilangan aktual atau kehilangan yang dirasakan

Berduka antisipatif berhubungan dengan perpisahan atau kehilangan

Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan orang/benda yang dicintai atau memiliki arti besarSlide21

PERENCANAAN DAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya dengan cara:

Mendengarkan pasien bicara

Memberi dorongan agar pasien mau mengungkapkan perasaannya

Menjawab pertanyaan pasien secara langsung, menunjukkan sikap menerima dan empatiSlide22

2. Mengenali faktor-faktor yang mungkin menghambat dengan cara:

Bersama pasien mendiskusikan hubungan pasien dengan orang atau objek yang pergi atau hilang

Menggali pola hubungan pasien dengan orang yang berartiSlide23

3. Mengurangi atau menghilangkan faktor penghambat dengan cara:

Bersama pasien mengingat kembali cara mengatasi perasaan berduka di masa lalu

Memperkuat dukungan serta kekuatan yang dimiliki pasien dan keluarga

Mengenali dan menghargai sosial budaya, agama serta kepercayaan yang dianut oleh pasien dan keluarga dalam mengatasi perasaan kehilanganSlide24

4. Memberi dukungan terhadap repsons kehilangan pasien dengan cara:

Menjelaskan kepada pasien atau keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar menawar, depresi dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan

Memberi gambaran tentang tata cara mengungkapkan perasaan yang bisa diterima

Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang berartiSlide25

5. Meningkatkan rasa kebersamaan antar anggota keluarga dengan cara:

Menguatkan dukungan keluarga atau orang yang berarti

Mendorong pasien untuk menggali perasaannya bersama anggota keluarga lainnya

Menjelaskan manfaat hubungan dengan orang lain

Mendorong keluarga untuk mengevaluasi perasaan dan sling mendukung satu sama lain.Slide26

6. Menentukan tahap keberadaan pasien dengan cara:

Mengamati perilaku pasien

Menggali pikiran dan perasaan pasien yang selalu timbul dalam dirinyaSlide27

INTERVENSI KHUSUS PER TAHAP RESPON KEHILANGAN

Tahap pengingkaran

Memberi kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya

Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong pasien untuk berbagi rasa

Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan dan kematianSlide28

2. Tahap marah

Mengizinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa marah secara verbal tanpa melawan kemarahan tersebut, dengan cara:

Menjelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan pasien sebenarnya tidak ditujukan kepada mereka

Membiarkan pasien menangis

Mendorong pasien untuk membicarakan kemarahannyaSlide29

3. Tahap tawar menawar

Membantu pasien menungkapkan rasa bersalah dan takut dengan cara:

Mendengarkan ungkapan dengan penuh perhatian

Mendorong pasien untuk membicarakan rasa takut atau rasa bersalahnya

Membahas bersama pasien mengenai penyebab rasa bersalah atau rasa takutnyaSlide30

4. Tahap depresi

Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut dengan perasaannya

Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahas perasaannya

Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri

b. Membantu pasien mengurangi rasa bersalah

Menghargai perasaan pasien

Membantu pasien menemukan dukungan yang positif

Memberi kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan perasaannya

Bersama pasien membahas pikiran negatif yang selalu timbulSlide31

5. Tahap penerimaan

Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan dengan cara:

Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur

Membantu keluarga berbagi rasa

Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati

Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan keluargaSlide32

EVALUASI

Kemampuan untuk menghadapi atau memaknai arti kehilangan

Reaksi terhadap kehilangan

Perubahan perilaku yang menerima arti kehilangan