TOPIK Pengertian alinemen vertikal Jarak pandang dalam alinemen vertikal refreshing konsep dan perhitungan Panjang lengkung vertikal Analisis lengkung vertikal Koordinasi lengkung vertikal dan lengkung horizontal ID: 588251
Download Presentation The PPT/PDF document "ALINEMEN VERTIKAL" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.
Slide1
ALINEMEN VERTIKALSlide2
TOPIK
Pengertian alinemen vertikal
Jarak pandang dalam alinemen vertikal (refreshing konsep dan perhitungan)
Panjang lengkung vertikal
Analisis lengkung vertikal
Koordinasi lengkung vertikal dan lengkung horizontal
Analisis galian dan timbunan (
mass haul diagram analysis
)Slide3
Alinemen vertikal
Adalah potongan memanjang sumbu jalan
Berupa poligon vertikal dimana kurva parabola disisipkan diantara poligon-poligon tersebut.
Lengkung vertikal menghubungkan dua garis kelandaian yang saling berpotongan. Slide4
Contoh penggambaran
alinemen vertikalSlide5
Contoh notasi
alinemen vertikalSlide6
Contoh lengkung vertikalSlide7
Contoh lengkung vertikalSlide8
JARAK PANDANG
Jarak pandang penting agar pengemudi dapat
Berhenti untuk (mengantisipasi) objek di jalan
Berhenti untuk (mengantisipasi) kendaraan berhenti di depannya
Melihat (kondisi) persimpangan jalan sebelum melewatinya
Melihat kendaraan dari depan pada saat sedang menyalip
Melihat dan bereaksi terhadap rambu LL di depannya
Melihat kereta rel pada persimpangan jalan dan rel
Melihat pejalan kaki yang akan menyeberangSlide9
JENIS JARAK PANDANG
Jarak pandangan henti (JPH): jarak pandang yang harus tersedia di jalan agar sebuah kendaraan yang bergerak
pada
atau
mendekati
kecepatan rencana dapat berhenti sebelum mencapai (menabrak) obyek statis di depannya.
Untuk lengkung cembung: jph
diukur
berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105
cm
dan
tinggi halangan 15 cm, yang diukur dari permukaan jalan
.
Untuk lengkung cekung tanpa lantai penghalang jembatan: jph ditentukan oleh tinggi lampu kendaraan
(h1) = 2 ft atau 60 cm, tinggi permukaan jalan (h2) = 0 cm dan sudut sorot lampu (betha) = 1 derajat
.
Jarak pandangan menyiap (JPM): jarak pandang yang perlu tersedia di jalan agar sebuah kendaraan dapat menyiap kendaraan searah di depannya sebelum mencapai (menabrak) kendaraan berlawanan arah di depannya.
JPH lebih kritis dari JPM.
Setiap
titik disepanjang jalan harus memenuhi ketentuan JPH, termasuk alinemen vertikal. JPM umumnya disediakan pada kelandaian nol (jalan rata) dan tersedia minimum 30% dari seluruh panjang segmen.
Slide10
Konsep Jarak Pandangan henti
Jarak pandang henti terdiri dari
dua
elemen yaitu :
jarak
awal reaksi
adalah ja
rak pergerakan
kendaraan
sejak pengemudi
meliha
t suatu halangan yang menyebabkan ia harus
berhenti sampai saat
pengemudi menginjak rem
jarak
awal pengereman
adalah
jarak
pergerakan
kendaraan sejak
pengemudi menginjak rem sampai dengan kendaraan tersebut berhentiSlide11
Konsep JPH dalam alinemen vertikalSlide12
Konsep JPH
G
1
G
2
PVI
PVT
PVC
h
2
=0
h
1
Light Beam Distance (SSD)
headlight beam (diverging from LOS by
β
degrees)Slide13
Perhitungan JPH
(rumus dasar dan kondisi datar) Slide14
Perhitungan JPH
untuk jalan antar kota (ada kelandaian)
Untuk jalan antar kota dan kondisi ada kelandaian maka nilai f dikoreksi dengan kelandaian (L, dalam persen).
Jika kelandaian naik maka nilai f dikoreksi dengan (+ L).
Untuk kelandaian turun maka nilai f dikoreksi dengan (-L).Slide15
Perhitungan JPH
untuk jalan dalam kota
Untuk jalan dalam kota biasanya juga digunakan rumus sbbSlide16
Perhitungan JPH
untuk jalan dalam kota
Rumus tersebut sebenarnya sama dengan rumus dasar dengan penjelasan sbb.
Nilai 0,278 = (1/3,6)
Nilai 0,039 = (1/3,6)^2)/2
Nilai
a
= 3,4 = g * f = 9,8 * 0,35 Slide17
Hubungan antara kecepatan dan f
Jika diinginkan, nilai fp dapat ditentukan sesuai Vn, seperti tersaji pada tabel berikut ini.Slide18
Tabel JPH jalan antar kota Slide19
Tabel JPH jalan dalam kotaSlide20
Pengecekan jarak pandang di lapanganSlide21
Faktor reduksi
Ada literatur yang menyebutkan bahwa analisis JPH seharusnya memperhitungkan jarak aman dari halangan (ds)
Nilai ds dihitung sbb
Slide22
JPM (Konsep)Slide23
JPM (Rumus)Slide24
JPM (Penjelasan tambahan)Slide25
Tabel JPM
Catatan: rumus JPM sulit diterapkan dalam analisis alinemen vertikal. Mengapa? Karena kecepatan kendaraan menurun saat menaiki tanjakan.Slide26
Panjang lengkung vertikal ditentukan berdasarkan syarat:
JPH
Faktor K (laju kurva vertikal)
K
eluwesan (
flexibility
)
Drainase
Kenyamanan (
comfortable
)
Goncangan
Panjang lengkung vertikal Slide27
Panjang lengkung vertikal cembung berdasarkan JPH
JPH = S, dan ditentukan sesuai ketentuan yang di depanSlide28
Kondisi L < SSD dan L >
SSD Slide29
Contoh soalSlide30
Panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan JPH (umum)
Untuk L > JPH
Untuk L < JPH
JPH = SSD = SSlide31
Panjang lengkung vertikal cekung berdasarkan JPH(dengan penghalang balok/lantai jembatan)Slide32
Rumus Dasar
Pada siang hari atau malam hari dengan kondisi ruang manfaat jalan dibawah jembatan di lengkapi lampu dengan penerangan yang cukup maka h1 = mata pengemudi, h2 = 0
Pada malam hari dengan kondisi ruang manfaat jalan dibawah jembatan
tidak
di lengkapi lampu dengan penerangan yang cukup maka h1 = 60 cm, h2 = 0 Slide33
Contoh perhitunganSlide34
Panjang Lengkung Vertikal berdasarkan K (dengan asumsi L > SSD)
Nilai K untuk lengkung cembung adl
Nilai K untuk lengkung cekung adalah
Nilai K
dibulatkan
ke atas
Panjang lengkung adalah L = K*A, dengan A adalah selisih mutlak dua kelandaianSlide35
Ketentuan lain untuk penentuan panjang lengkung vertikal
Keluwesan (
flexibility
) = 0,6 Vr
Drainase = 40 A
Kenyamanan (
comfortable
) = Vr * t, dengan 3 detik
Goncangan =
Catatan: Vr dalam km/jamSlide36
Soal
Tentukan panjang lengkung vertikal jalan luar kota dengan kelandaian +8,5% dan -10% dan kecepatan rencana 40 km/jam, sesuai persyaratan –persyaratan yang ada. Slide37
Langkah-langkah Penyelesaian
Menentukan jenis lengkungnya
Menghitung A = selisih g1 dan g2
Menghitung Lv berdasarkan keluwesan, drainase, comfortable, goncangan
Menghitung JPH (ingat ada kelandaian)
Menghitung nilai K
Menghitung Lv berdasarkan persyaratan JPH dan K
Pilih nilai maksimum dari ke 6 Lv diatas menjadi Lv desain Slide38
Analisis Lengkung vertikalSlide39
Other Properties
G
1
G
2
PVI
PVT
PVC
x
Y
m
Y
f
YSlide40
Titik tertinggi pada lengkung cembung dihitung dari kelandaian yang lebih curam
Titik terendah pada lengkung cekung dihitung dari kelandaian yang lebih curam
Nilai g1 dan g2 adalah positif Slide41Slide42
Penentuan Stasioning Lv
Sta BVC atau PVC = Sta PVI – (Lv/2)
Sta EVC atau PVT = Sta BVC + LvSlide43
Penentuan elevasi permukaan jalan pada Lv
Tentukan jaraknya dari BVC atau PVC
Tentukan elevasi tangent-nya dari BVC
Hitung Y atau offset
Hitung elevasi lengkung
= Elevasi tangent – Y (untuk lengkung cembung) atau
= Elevasi tangent + Y (untuk lengkung cekung)Slide44
Contoh perhitungan
G1=+3%
G2=-4%
L=2184 ftSlide45
Contoh penentuan stasioning dan elevasi
Lengkung vertikal terbentuk dari kelandaian +3% dan -4%. Lv = 100 meter. Stasioning PVI = 3+450. Elevasi PVI = +65 m. Tentukan stasioning dan elevasi BVC dan EVC, serta 25 meter setelah BVC
Lengkung vertikal terbentuk dari kelandaian -3% dan +3%. Lv = 300 meter. Stasioning PVI = 4+350. Elevasi PVI = +50 m. Tentukan stasioning dan elevasi BVC dan EVC, serta 25 meter sebelum EVCSlide46
Pekerjaan TanahSlide47
Perhitungan luasan dan volume
“Cut” and “Fill”
Perhitungan
luasan
adalah pendekatan
Luasan biasanya dianggap sebagai trapesium
Luasan dihitung di
setiap
stasioning.
Volume
“Cut” = (luas rerata dua stasioning) x (Jarak antar stasioning)
Volume
Total
“Fill” = [(luas rerata dua stasioning) x (Jarak antar stasioning) + volume pengembangan-nya]Slide48
Rumus
untuk menghitung volume
utk
cut atau fill
satuan feet
dan yard
1 yard = 0,9144 m dan 1 kaki = 0,3048 m.
1 yard = 3
kaki
1/54 = (1/3)*(1/3)*(1/3)*(1/2)
Jika satuannya meter (m) dan m2, maka koefisennya berubah dari (1/54) menjadi (1/2) Slide49
Contoh Perhitungan Cut and Fill Alinemen JalanSlide50
Contoh Perhitungan Cut and Fill Alinemen Jalan (lanjutan)Slide51
Contoh Tabel Cut and Fill
Alinemen JalanSlide52
Perhitungan Ordinate Diagram
Pengangkutan Massa
(Tanah)
Diagram
pengangkutan massa
tanah
(
mass haul diagram
) adalah
diagram yang menunjukkan akumulasi bersih massa tanah yang di-cut atau di-fill pada setiap stasioning
Contoh perhitungan ordinat adl sbb (fill tandanya ‘-”, sedangkan cut tandanya “+”Slide53
Contoh diagram
pengangkutan massa tanah (
mass haul diagram
)Slide54
Free haul distance
adalah jarak yang ordinate-nya bernilai nol.