/
Pertemuan   ke  13  “ KULIAH VAKSIN  DAN  IMUNISASI” Pertemuan   ke  13  “ KULIAH VAKSIN  DAN  IMUNISASI”

Pertemuan ke 13 “ KULIAH VAKSIN DAN IMUNISASI” - PowerPoint Presentation

faustina-dinatale
faustina-dinatale . @faustina-dinatale
Follow
352 views
Uploaded On 2018-12-12

Pertemuan ke 13 “ KULIAH VAKSIN DAN IMUNISASI” - PPT Presentation

                        KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI KIPI PENDAHULUAN Latar Belakang Imunisasi upaya pencegahan penyakit ID: 740211

imunisasi kipi vaksin dan kipi imunisasi dan vaksin atau amp dpt kasus utk kejadian tdk program dlm reaksi dokter

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download Presentation The PPT/PDF document "Pertemuan ke 13 “ KULIAH VAKSIN D..." is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

Pertemuan ke 13 “KULIAH VAKSIN DAN IMUNISASI”             Slide2

“KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI “ (KIPI) PENDAHULUAN Latar BelakangImunisasi : upaya pencegahan penyakit yg paling efektif & berdampak thd peningkatan kes masyarakat.Cakupan imunisasi yg tggi, mk

penggunaan vaksin jg meningkat

&

sbg

akibatnya

kejadian

yg

berhub

dg

imunisasi

jg

meningkat

.

Penting

diket

apakah

kejadian

tsb

bhub

dg

vaksin

yg

diberikan

ataukah

terjadi

scr

kebetulan

.Slide3

KIPI atau reaksi samping atau adverse events following immunization (AEFI) adalah semua kejadian sakit yg terj setelah menerima imunisasi.Mengetahui hub ant imunisasi dg KIPI diperlukan pencatatan & pelaporan semua reaksi

samping yg timbul

stlh

pemberian

imunisasi

(

surveilans

KIPI).

Surveilans

KIPI

sgt

membantu

program

imunisasi

,

khususnya

utk

memperkuat

keyakinan

masy

akan

pentingnya

sbg

upaya

pencegahan

penyakit

yg

paling

efektif

.Slide4

Himbauan WHO thd pemantauan KIPI tertuang pd pertemuan WHO –SEARO th 1996 dg rekomendasi sbb:Program Pengembangan Imunisasi (PPI) hrs memp perencanaan rinci & terarah shg dpt mbrk tanggapan segera pd lap KIPI.

Setiap KIPI berat

hrs

dlkk

analisis

oleh

tim

yg

t d :

para

ahli

epidemiologi

&

profesi

(

di

Indonesia

oleh

Komite

Nasional

Pengkajian

&

Penanggulangan

KIPI= KN PP KIPI),

dan

temuan

tsb

hrs

disebarluaskan

melalui

jalur

Program

pengembangan

Imunisasi

(PPI)

dan

media

masa

.Slide5

Setiap KIPI berat hrs dlkk analisis oleh tim yg t d : para ahli epidemiologi & profesi (di Indonesia oleh Komite Nasional Pengkajian & Penanggulangan KIPI= KN PP KIPI ), dan temuan tsb hrs disebarluaskan

melalui jalur Program pengembangan

Imunisasi

(PPI)

dan

media

masa

.

PPI

hrs

sgr

memberikan

tanggapan

scr

cepat

&

akurat

kpd

media

masa

perihal

KIPI

yg

terjadi

.

Pelaporan

KIPI

tt

mis

:

Abses

, BCG

itis

, hrs

dipantau

demi

perbaikan

penyuntikan

yg

benar

di

kmd

hari

.

PPI

hrs

melengkapi

petugas

lap dg

formulir

pelaporan

kasus

,

definisi

KIPI

yg

jelas

&

instruksi

yg

rinci

perihal

jalur

pelaporan

.

PPI

perlu

mengkaji

lap

kasus

KIPI

dr

pengalaman

dunia

internasional

shg

dpt

memperkirakan

bsr

masalah

KIPI

yg

dihadapi

.

 

 

 Slide6

TUJUANDapat menemukan kasus KIPI mel jalur lap yg efektif dan Efisien.Dapat mengetahui jenis dan pola kasus KIPI dg cepat dan tepat.Dapat menangani kasus

KIPI scr komprehensif.

Memberikan

pengertian

ttg

KIPI

dan

menentramkan

lingkungan

masy

di

daerah

sasaran

program

dan

lingkungan

sekolah

.

Menghimpun

data KIPI

di

Indonesia

.

Slide7

KEBIJAKAN Setiap kasus KIPI atau yg dilaporkan sbg KIPI oleh petugas maupun oleh masy hrs dilacak, dicatat dan ditanggapi.Setiap kasus KIPI sdpt

mungkin diupayakan pengobatannya

di

fasilitas

pelayanan

pemerintah

.

Utk

setiap

kasus

KIPI,

masy

berhak

utk

mendptk

penjelasan

resmi

atas

hsl

penelitian

resmi

yg

dilakukan

pemerintah

dan

penanggung

jawab

program.

Pemda

turut

dlm

penanggulangan

KIPI

didaerahnyaSlide8

DIFINISI KIPIAdalah semua kejadian sakit &kematian yg terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi.Pd kead ttt lama pengamatan KIPI dpt mencapai 42 hr (arthritis

kronik pasca vaksinasi rubella),

atau

bahkan

sampai

6bln .

P.u

nya

reaksi

thd

obat

&

vaksin

dpt

mrpk

reaksi

simpang

,

atau

kejadian

lain

yg

bukan

terjadi

akibat

efek

lgs

vaksin

.

Reaksi

simpang

vaksin

ant lain

dpt

berupa

efek

farmakologi,efek

samping

,

interaksi

obat

,

intoleransi

,

reaksi

idiosinkrasi

dan

reaksi

alergi

yg

umumnya

terjadi

krn

potensi

vaksin

sendiri

,

sedangkan

reaksi

alergi

merup

kepekaan

seseorang

thd

unsur

vaksin

dg

latar

belakang

genetik

.Slide9

Kejadian yg bukan disbbk efek samping dpt terjadi krn kesalahan tehnik pebuatan, pengadaan & distribusi serta penyimpanan vaksin, kesalahan prosedur &tehnik pelaksanaan imunisasi,

semata- mata kejadian

yg

timbul

scr

kebetulan

.

Persepsi

awal

&

jg

kalangan

petugas

kes

biasanya

menganggap

semua

k

elainan

dan

kejadian

yg

dihubungkan

dg

imunisasi

sbg

reaksi

alergi

thd

vaksin

.

Akan

ttp

telaah

lap KIPI

oleh

Vaccine Safety

Comittee

, Institute of Medicine (IOM) USA

menyatakan

bhw

sebag

bsr

KIPI

terjadi

scr

kebetulan

saja

(

koinsidensi

).

Kejadian

yg

memang

akibat

imunisasi

tersering

adalah

akibat

kesalahan

prosedur

&

tenik

pelaksanaan

(

programmatic error).

 

 Slide10

EPIDEMILOGI KIPIKIPI akan timbul setelah pemberian vaksin dlm jumlah bsr.Penelitian efikasi dan keamanan vaksin dihasilkan mel fase uji klinis yg

lazim yi: fase

1,2,3,

dan

4.

Uji

klinis

fase

1

dilakukan

pd

binatang

percobaan

sedangkan

fase

selanjutnya

pd

manusia

.

Uji

klinis

fase

2

untuk

mengetahui

keamanan

vaksin

(

reactogenicity

and

savety

),

sedangkan

pd

fase

3

selain

keamanan

juga

dilakukan

uji

efektivitas

(

imunogenisitas

)

vaksin

.

Uji

klinis

4 dg sample

besar

yg

dikenal

sbg

post marketing surveillance (PMS).

Tujuan

PMS

adalah

utk

mengetahui

keamanan

vaksin

stlh

pemakaian

yg

cukup

luas

di

masyarakat

(program

imunisasi

).Slide11

MATURASI PROGRAM IMUNISASITelah terbukti pemberian imunisasi dpt menurunkan angka kejadian suatu peny bahkan melenyapkan penyakit. Contoh musnahnya peny cacar. Pola eradikasi cacar dpt diterapkan utk

peny lain yg bbhy yaitu

peny

yg

dpt

menimbulkan

kematian

&

kecacatan

.

Pada

saat

insidens

peny

msh

tinggi

(

jml

kasus

byk

)

imunisasi

blm

dilakukan

shg

KIPI

blm

menjadi

masalah

.

Imunisasi

telah

menjadi

progr

makin

lama

cakupan

makin

meningkat

yg

berakibat

penurunan

insidens

peny

.

Meningkatnya

kasus

KIPI

dpt

menurunkan

kepercayaan

masy

thd

program

imunisasi

.

 Slide12

Kepercayaan masy akan timbul kbl apabila kasus dpt diselesaikan dg baik yi : pelaporan & pencatatan yg baik, penanganan kasus KIPI segera, & pemberian ganti rugi yg memadai.,

cak imunisasi yg tg

akan

tercapai

kbl

&

diikuti

penurunan

angka

kejadian

penyakit

.

Keberhasilan

imunisasi

akan

diikuti

dg

pemakaian

vaksin

dlm

dosis

besar

.

Namun

pd

perjalanan

progr

imunisasi

akan

memacu

proses

maturasi

persepsi

masy

sehub

dg

efek

samping

vaksin

yg

mungkin

timbul

shg

berakibat

munculnya

kbl

peny

dlm

btk

kejadian

luar

biasa

. (KLB).Slide13

ETIOLOGITidak semua kejadian KIPI dsbbk oleh imunisasi krn sbag bsr ternyata tdk ada hubungannya dg imunisasi. Krn itu utk mntk KIPI diperlukan

ket :Besar

frekwensi

kejadian

KIPI pd

pemberian

vaksin

ttt

.

Sifat

kelainan

tsb

lokal

atau

sistemik

.

Derajad

sakit

resipien

,

apakah

memerlukan

perawatan

,

menderita

cacat

,

atau

mbbk

kematian

.

Apakah

penyebab

dpt

dipastikan,diduga,atau

tdk

terbukti

.

Apakah

dpt

disimpulkan

bahwa

KIPI

berhub

dg

vaksin

,

kesalahan

produksi

,

atau

kesalahan

prosedur

.Slide14

Komnas PP-KIPI mengelompokkan etiologi dlm 2 klasifikasi :1. Klasifikasi Lapangan menurut WHO Western Pasific (1999) utk petugas kesehatan di lapangan Memilah KIPI dlm 5 kelompok penyebab:Kesalahan program/

tehnik pelaksanaan (programmatic errors).

Sebag

bsr

kasus

KIPI

berhub

dg

masalah

progr

&

tehnik

pelaks

imunisasi

yg

meliputi

kesalahan

program

penyimpanan

,

pengelolaan

&

tata

laksana

pemberian

vaksin

.

Reaksi

suntikan

.

Semua

gej

klinis

yg

terjadi

akibat

trauma

tusuk

jarum

suntik

baik

lgs

maupun

tdk

lgs

hrs

dicatat

sbg

reaksi

KIPI.Reaksi

lgs

: rasa

sakit

,

bengkak

dan

kemerahan

pd

bekas

suntikan

.

Sdg

tdk

lgs

: rasa

takut

,

pusing

,

mual

sampai

sinkope

.Slide15

c. Induksi vaksin (reaksi vaksin ). Pd umumnya sdh dpt diprediksi krn merup reaksi simpang vaksin & scr klinis biasanya ringan. Walaupun bs terjadi hebat spt

reaksi anafilaksis sistemik dg resiko

kematian

.

d.

Faktor

kebetulan

(

koinsiden

).

Kejadian

yg

timbul

scr

kebetulan

saja

stlh

imunisasi

.

Indikator

factor

kebetulan

ini

ditandai

dg

ditemukannya

kejadian

yg

sama

di

saat

bersamaan

pd

kelomp

populasi

setempat

dg

karakteristik

serupa

tetapi

tdk

mendapat

imunisasi

.

e.

Penyebab

tdk

diketahui

.

Bl

kejadian

/

masalah

yg

dilaporkan

blm

dpt

dikelompokkan

kedlm

salah

satu

penyebab

,

mk

sementara

dimskk

kdlm

kelomp

ini

sambil

menunggu

informasi

lbh

lanjut

.Slide16

2 .Klasifikasi kausalitas menurut Institute of Medicine (IOM ) 1991 membuat telaah & publikasi ttg KIPI pertusis & rubella yg serius krn byknya lap KIPI yg dihub vaksin pertusis & DPT. Klasifikasi kausalitas KIPI tsb terdiri 5 tingkatan

:Tidak

terdapat

hub

kausal

.

Bukti

tdk

cukup

utk

menerima

atau

menolak

hub

kausal

.

Bukti

memperkuat

penolakan

kausal

.

Bukti

memperkuat

penerimaan

hub

kausal

.

Bukti

memastikan

hub

kausal

.Slide17

GEJALA KLINIS KIPIGejala klinis dpt timbul scr cepat maupun lambat & dpt dibagi menjadi gej : lokal, sistemik, reaksi susunan syaraf pusat, serta reaksi

lainnya.Keamanan

suatu

vaksin

dituntut

lbh

tinggi

drpd

obat

.

Dsbbk

krn

pd

umumnya

produk

farmasi

diperuntukkan

org

sakit

sdk

vaksin

utk

org

sehat

terutama

bayi

.

Mengingat

tdk

ada

satupun

jenis

vaksin

yg

aman

tanpa

efek

samping

bl

seorg

anak

telah

mdpt

imunisasi

perlu

di

observasi

bbrp

saat

,

shg

dipastikan

bahwa

tdk

terjadi

KIPI (

reaksi

cepat

).

Berapa

lama

observasi

sebenarnya

sulit

ditentukan

ttp

pd

umumnya

stlh

pemberian

setiap

jenis

imunisasi

hrs

dlkk

observasi

slm

15

menit

.

 Slide18

Angka kejadian :KIPI yg paling serius pd anak adalah reaksi anafilaksis. Angka kejadian anafilaktoid

diperkirakan 2 dlm

100.000

dosis

DPT,

ttp

yg

benar2

reaksi

anafilaksis

hanya

1-3

kasus

di

antara

1

juta

dosis

.

Anak

yg

lb

bsr

dan

org

dewasa

lbh

byk

mglm

sinkope

,

segera

atau

lambat

.

 Slide19

IMUNISASI PADA KELOMPOK RISIKOMaka hrs diperhatikan apakah resipien tmsk dlm kelomp risiko.Yg dimaksud klomp risiko :1. Anak yg mendpt reaksi simpang pd

imunisasi terdahulu.

Ini

hrs

segera

dilaporkan

kd

Komda

PP-KIPI

setempat

& KN PP KIPI dg

mgnk

formulir

pelaporan

yg

telah

yersedia

utk

penanganan

segera

.

 

2.

Bayi

berat

lahir

rendah

.

Hal2

yg

perlu

diperhatikan

pd

bayi

kurang

bln

adalah

:

a.

Titer

imunitas

pasif

mel

transmisi

maternal

lebih

rendah

drpd

bayi

ckp

bln

.

b.Bl

BB

bayi

sangat

kcl

( < 1000 gram)

imunisasi

ditunda

&

diberikan

setelah

bayi

mencapai

BB 2000 gram

atau

berumur

2

bln

,

imunisasi

Hepatitis B

diberikan

pd

umur

2

bln

atau

lebih

kec

.

Bl

ibu

mengandung

HbSAg

.

c.Bl

bayi

msh

dirawat

setelah

umur

2

bln

,

mk

vaksin

Polio

yg

dbrk

suntikan

IPV

bl

vaksin

tersedia

,

shg

tdk

mbbk

penyebaran

virus polio

melalui

tinja

.Slide20

3.Pasien imunokompromais. Kead ini dpt terj sbg akibat penyakit dsr atau sbg akibat pengobatan imunosupresan ( kemoterapi, kortikosteroid jangka panjang). Jenis vaksin hidup merup

kontra indikasi utk

pasien

imunokompromais

dpt

dbrk

IPV

bl

vaksin

tersedia

.

Imunisasi

tetap

dbrk

pd

pengobatan

kortisteroid

dosis

kcl

dan

pberian

dlm

wkt

pendek

.

Ttp

imunisasi

hrs

ditunda

pd

anak

dg

pengobatan

kortikosteroid

sistemik

dosis

2 mg /

kgBB

/hr

atau

prednisone 20 mg /hr

slm

14 hr.

Imunisasi

dpt

diberikan

stlh

1bln

pengobatan

kortikosterid

dihentikan

atau

3bln

stlh

pemberian

kemoterai

selesai

.

4.

Pd

resipien

yg

mdptkan

human immunoglobulin.

Imunisasi

virus

hidup

dbrk

stlh

3

bln

pengobatan

utk

menghindarkan

hambatan

pbtk

respon

imun

.

5.

Pasien

HIV

memp

risiko

lbh

bsr

utk

mdptk

infeksi

.

Walaupun

responnya

thd

imunisasi

tdk

optimal.

Dpt

dbrk

dg

mikroorganisme

yg

dilemahkan

atau

mati

.

 Slide21

Pada umumnya tdk tdpt indikasi kontra imunisasi utk individu sehat kec utk kelomp risiko. Pada tiap sediaan dpt petunjuk dr produsen yg

mencantumkan indikasi kontra

serta

perhatian

khusus

thd

vaksin

.

Petunjuk

hrs

dibaca

oleh

setiap

pelaksana

vaksinasi

.

 

Slide22

SURVEILANS KIPI Membangun Imunization savety surveillance (surveilans KIPI ) membutuhkan kerjasama yg saling menguntungkan ant Program Imunisasi Departemen Kes dg Balai Pengawasan Obat dan Makanan, sbg dua mitra yg bertanggung

jwb thd keamanan

vaksin

.Slide23

Surveilans KIPI yg efektif melibatkan:Masyarakat/petugas kes di lap bertugas mlaporkan kasus yg diduga menderita KIPI kpd petugas kes Pusk setempat.

Supervisor tk Pusk ( petugas

kes

/

Kepala

Pusk

)

dan

Kab

/Kota

melengkapi

lap

kronologis

kasus

diduga

KIPI.

Tim KIPI

tingkat

Kab

/ Kota

menilai

lap KIPI

ddan

menginvestigasi

KIPI

Komda

PP KIPI-

memeriksa

informasi

dr

hsl

telaah

kasus

KIPI

di

tingkat

Provinsi

bertugas

melakukan

analisa

KIPI

scr

teratur

dan

mlkk

umpan

balik

ke

system

dibawahnya

.

Komnas

PP KIPI-

memeriksa

informasi

hsl

telaah

kasus

KIPI

dr

KOMDA PP KIPI

mlkk

analisa

KIPI

scr

teratur,meninjau

keseluruhan

pola

dr

lap

dan

pelacakann,membuat

penilaian

kausalitas

KIPI pd

kasus

yg

belum

dpt

disimpulkan

oleh

Komda

.

Komnas

PP KIPI-

terdi

dr

wakil

dr

Subdit

Imunisasi

, BPOM ,

Klinisi

,

Organisasi

profesi

(IDAI, POGI,PAPDI)

pakar

dlm

bidang

mikrobiologi

,

virulogi

,

vaksin

,

farmakologi

,

ahli

epidemiologi

,

ahli

forensic

dan

pakar

hukum

. Slide24

Tujuan utama survailans KIPI utk mendeteksi dini, merespon kasus KIPI dg cepat & tepat, mengurangi dampak neg imunisasi utk kes individu & pd program imunisasi. Hal ini merupakan indikator kualitas program.

Kegiatan surveilans KIPI

meliputi

:

Mendeteksi

,

memperbaiki

&

mencegah

kesalahan

progam

imunisasi

.

Mengidentifikasi

peningkatan

rasio

KIPI

yg

tdk

wajar

pd batch

vaksin

atau

merek

vaksin

ttt

.

Memastikan

bahwa

suatu

kejadian

yg

diduga

KIPI

merup

koinsidens

(

suatu

kebetulan

)

Menimbulkan

kepercayaan

masy

pd program

imunisasi

&

memberi

respons

yg

tepat

thd

perhatian

org

tua

/

masy

ttg

keamanan

imunisasi

di

tengah

kepedulian

(

masy

& professional)

ttg

adanya

risiko

imunisasi

.

Memperkirakan

angka

kejadian

KIPI (

rasio

KIPI) pd

suatu

populasi

.Slide25

Prosedur surveilans KIPI pd dsrnya terdiri :A. Penemuan kasus, B. Pelacakan kasus, dlm wkt 24 jam stlh lap kaus diterima. C. Analisis kejadian, Kepala

Puskesmas atau Komda PP-KIPI

dpt

menganalisa

data

hsl

pelacakan

utk

menilai

klasifikasi

KIPI

dan

dicoba

utk

mencari

penyebab

KIPI

tsb

.

D.

Tindak

lanjut

kasus

,

Pengobatan

,

kalau

berat

segera

rujuk

sesuai

tata

laksana

medis

.

Komunikasi.Mengakui

ketidakpastian

,

investigasi

menyeluruh

,

dan

tetap

beri

informasi

ke

masyarakat

.

Hindari

membuat

pernyataan

yg

terlalu

dini

ttg

penyebab

dr

kejadian

sblm

pelacakan

lengkap

.

Perbaikan

mutu

pelayanan

.

Mengupayakan

pelatihan.Setelah

didapatkan

kesimpulan

penyebab

dr

hsl

investigasi

kasus

KIPI

mk

dlkk

tindak

lanjut

perbaikan

.

 Slide26

E. Pelaporan dan evaluasi.1. PelaporanIdentitas : Nama anak, tgl dan tahun lahir ( umur), jenis kelamin ,nama org

tua dan alamat hrs

ditulis

jelas

.

Jenis

vaksin

yg

diberikan,dosis

,

nomer

batch,

siapa

yg

memberikan.Vaksin

sisa

disimpan

dan

diperlakukan

seperti

vaksin

yg

masih

utuh

(

perhatikan

cold chain )

Nama

dokter

yg

bertanggung

jawab

.

Adakah

KIPI pd

imunisasi

terdahulu

.

Gejala

klinis

yg

timbul

dan

atau

diagnosis (

bila

ada

)

bl

tdk

terdeteksi

dlm

kolom

laporan

tertulis.Pengobatan

yg

dbrk

&

perjalanan

peny

(

sebuh

,

dirawat

,

atau

meninggal

).

Sertakan

hsl

laboratorium

yg

pernah

dilakukan

.

Jg

peny

yg

menyertainya

.

Waktu

pemberian

imunisasi

(

tgl,jam

).

Saat

timbulnya

gej

KIPI

shg

diketahui

,

berapa

lama interval

wkt

antara

pemberian

imunisasi

dg

terjadinya

KIPI.

Apakah

ada

gej

sisa

,

setelah

dirawat

dan

sembuh

.

Bgmn

cara

menyelesaikan

masalah

KIPI (

kronologi

).

Adakah

tuntutan

keluarga

.

 

Jumlah

kasus

KIPI

akan

meningkat

sejalan

dg

peningkatan

pemakaian

vaksin.Dalam

menganalisa

hub

antara

KIPI dg batch

vaksin

tertentu

,

pastikan

angka

pembanding

/ denominator

yg

digunakan

akurat

,

hsl

analisa

selalu

ratio

dan

bukan

jumlah

laporan

yg

dievaluasi

.

 Slide27

2. Hambatan untuk melapor.Petugas kes di daerah mungkin tdk melapk KIPI krn alasan2 :Tdk mempertimbangkan bwh kejadian berhub dg imunisasi.Tdk menget ttg

system pelaporan dan prosesnya

.

Penundaan

,

kurangnya

perhatian

atau

waktu

,

tdk

mampu

menemukan

formulir

laporan

.

Takut

bahwa

lap

akan

membawa

seseorg

pd

konsekuen

hukuman

perorangan

.

Merasa

bersalah

telah

mbbk

bahaya

krn

merasa

btg

jwb

tgd

kejadian

tsb

.

Segan

utk

mlap

KIPI

krn

merasa

tdk

yakin

dg diagnose

yg

dibuat

.

 

Hambatan

ini

dpt

diatasi

dg:

Meningkatkan

kepedulian

thd

pentingnya

pelaporan,mel

system

pelap

yg

tlah

ada

shg

membuat

pelaporan

menjadi

mudah,terutama

pd

situasi

yg

tdk

pasti

.

Menekankan

bahwa

investigasi

adalah

utk

menemukan

masalah

pd system

shg

segera

dpt

diatasi

dan

tdk

utk

menyalahkan

individu2.

Komda

KIPI

memberikan

umpan

balik

yg

positif

thd

laporan

.Slide28

EVALUASIEvaluasi dlkk oleh Komda PP KIPI setelah menerima laporan.Pada kasus ringan

tata laksana

dpt

diselesaikan

Puskesmas

dan

Komda

PP KIPI

hanya

perlu

dbrk

laporan

.

Kasus

berat

yg

msh

dirawat

,

sembuh

dan

ada

gej

sisa

atau

kasus

meninggal

dlkk

evaluasi

ketat

dan

apabila

diperlukan

Komnas

PP KIPI

segera

dilibatkan

.

Evaluasi

akhir

&

kesimpulan

disampaikan

kepada

kepala

Puskesmas

utk

perbaikan

program

yg

akan

datang

.

 

 Slide29

TATA LAKSANA KASUS KIPI Persiapan1.Tempat Untuk pelaksanaan imunisasi anak sekolah perlu disediakan

ruangan khusus

utk

penanggulangan

KIPI

di

tiap

sekolah

,

mis

ruang

UKS

atau

ruang

lain

yg

dilengkapi

tempat

berbaring

.

2.Alat

dan

Obat

.

Alat

dan

obat

perlu

dipersiapkan

termasuk

pengukur

tekana

darah

/

tensimeter

,

perlengkapan

infuse

dan

alat

suntik

steril

serta

keamananpemberian

suntikan

perlu

diperhatikan

.

3.

Rujukan

.

Tentukan

sarana

dan

jalur

komunikasi

fasilitas

kes

yg

melayani

imunisasi

ke

tempat

rujukan

.

Dipersiapkan

juga

rujukan

ke

rumah

sakit

bila

diperlukan

.

4.Penerima

vaksin

(

resepien

).

Secara

umum

perhatikan

:

Infeksi

akut

,

bila

ditemukan

gej

demam

yg

mungkin

dsbbk

oleh

infeksi

akut

sebaiknya

imunisasi

ditunda

dulu

.

Pendekatan

scr

psikologis

dlkk

dg

mbrk

penerangan

yg

jelas

kpd

org

tua

ttg

imunisasi

dan

manfaatnya

bagi

perlindungan

anak

dimasa

mendatang

..

Jg

penjelasan

ttg

terjadi

reaksi

KIPI ,

dan

jg

segera

menghubungi

petugas

kes

yg

terdekat

.Slide30

5. Mengenal gejala klinis KIPI. Yg dpt dibagi gejala lokal & sistemik serta reaksi lainnya yg dpt timbul cepat atau lambat. Pd umumnya

makin cpt terjadi

KIPI

makin

berat

gejalanya

.

6.Prosedur

pelayanan

.

Pelaksanaan

setiap

prosedur

pelayanan

scr

benar

akan

membantu

mengurangi

risiko

KIPI.Pemahaman

dsr

ttg

KIPI,terutama

saat

terjadinya

KIPI

dan

jenis

vaksin

yg

dbrk

akan

sangat

membantu

penatalaksanaanya

kasus

KIPI.

7.

Pelaksana

.

Pelaksana

imunisasi

adalah

tenaga

kes

yg

telah

terlatih

dan

ditunjuk

oleh

kepala

Puskesmas

.

Evaluasi

medis

…….??????

Petugas

pelaksana

perlu

mengetahui

ttg

gejala

klinis

KIPI

yg

bervariasi

dlm

rentang

wkt

yg

berbeda-beda

sesuai

pengalaman

emperik

yg

sdh

dibakukan

atau

dikodekan

oleh

Institute Of Medicine.

 Slide31

PENYELESAIAN MASALAH KIPI.A.MEDIKOLEGAL.1. Dasar hukum dan sifat hukum.Imunisasi merup tindakan medik dlm aspek preventif dan proteksi spesifik yg ditujukan

kpd org (anak) sehat

,

bukan

thd

anak

sakit

Dg

dmk

imunisasi

ditujukan

kpd

Klien

atau

konsumen

dan

bukan

pasien

.

Bahkan

dlm

kead

ttt

,

sebagaimana

risiko

tindakan

medik

lainnya

-KIPI

yg

bersifat

cacat,darurat

atau

fatal

kedudujan

pasien

tsb

berubah

menjadi

korban

(

ketika

dipersoalkan

status

hk

nya

yg

berpotensi

adanya

gugatan

hukum

).

KIPI

mencakup

side –effect

dan

atau

adverse effect

serta

after event

tindakan

medik

berupa

imunisasi

.

Difinisi

dan

klasifikasi

serta

pemastian

adanya

KIPI

di

sisi

lain

jg

sbg

penerapan

azas

praduga

tdk

bersalah

thd

dokter

dan

tenaga

kes

pelaku

imunisasi

apbl

terjadi

kejadian

tsb

shg

dokter

tetap

tenang

bekerja

sesuai

profesinya

tanpa

dibayangi

fobia

risiko

gugatan

hukum

.

Berbeda

dg program

imunisasi

masal

yg

dilaksanakan

pemerintah

(

vaksin

dlm

rangka

program)

beranah

hukum

publik

(

hukum

administrasi

Negara) ,

Imunisasi

perorangan

oleh

dokter

swasta

(

mgnk

vaksin

non –Program)

memiliki

ranah

hukum

perdata

(

walaupun

bs

pula

memasuki

ranah

hk

pidana

) &

hk

disiplin

profesi

.

Dalam

program

imunisasi

masal

tdt

unsure

kewajiban

pemerintah

yg

mbrk

kewenangan

publik

kpd

Depkes

yg

scr

hk

tdk

bs

dilawan.Dapat

mewajibkan

setiap

org/

warganegara

dlkk

imunisasi

. (

sesuai

hak

mengatur

pd UU

tentang

Kesehatan

).Slide32

2. Analisis HukumDitinjau dr sisi subyek hukum, imunisasi swasta dlkk oleh :Dokter praktek swasta yg berijin praktek sah.Dokter pengganti.

Perawat atau tenaga

kes

yg

bekerja

di

tempat

praktek

dokter

tsb

sbg

penyuntik

vaksin

ke

klien

/

pasien

.

Bila

terjadi

gugatan

/

pengaduan

hukum

kasus

KIPI

akibat

programmatic error

yg

dsbbk

oleh

suntikan

perawat

aatau

dokter

pengganti

,

scr

tanggung

renteng

perdata

(vicarious liability)

dokter

praktek

swasta

tsb

dpt

(

ikut

)

digugat

,

kec

hal

itu

benar2

akibat

kesalahan

bersumber

kompetensi

mereka

.

Ditinjau

dr

kekuasaan

hukum

aatau

kewengannya

tdpt

tata

letak

hukum

sbb

:

Terhadap

org :

imunisasi

diajukan

terhadap

:

klien

/

pasien

,

baik

bayi

,

anak

maupun

dws

sbg

adressat

/

penerima

imunisasi

.

Terhadap

ruang

:

mel

tempat

praktek

dokter

swasta

atau

rumah

sakit

swasta

atau

sarana

kes

lainnya

.

Terhadap

waktu

:

setiap

saat

atau

jangka

wat

ttt

ketika

terj

kunj

klien

/

pasien

pd hr

dan

jam

praktek

ttt

.Slide33

Terhadap benda : dg vaksin yg telah diakui scr sah, efektif dan efisien. Hrs dbedakan hak ini dg 2 hal; 1. Vaksin utk peny

yg pemberantasannya dprogramkan

Pemerintah

(program)

mk

pemerintah

ikut

sbg

salah

satu

Pihak

yg

bertanggung

jwb

.

2.

V

aksin

utk

peny

yg

pencegahannya

blm

menjadi

program

Pemerintah

(non program)

mk

scr

product liability,

perusahaan

vaksin

/

perusahaan

alat

kes

terkait

,

tmsk

distributor

resminya

ikut

menanggung

risiko

KIPI

tmsk

santunan

ganti

ruginya

.

 Slide34

3.Hubungan hukum. Terdapat 3 jenis hub hukum sbb:a.Dokter – klien.Hal2 yg diperlukan pd fase persiapan tsb ialah : 1.Ketelitian / hati2 : a. Administrasi berupa jadwal imunisasi,prosedur tetap pemberian

imunisasi ( SOP), standar pelay

imunisasi

&

standar

dokumen

(

rekam

medik

pasien

) ,

kesiapan

/

kompetensi

&

kewenangan

(

ijin

)

dokter

/

perawat

.

b.

Medis

tehnis

berupa

baku

mutu

&

prosedur

penyimpanan

vaksin

(cold chain,

lemari

es

)

dan

alat

kes

nya

.(

sterilitas

dll

),

sarana

penanganan

dan

perujukan

KIPI “

berat

akut

bisa

fatal “

spt

sarana

penanganan

syok

anafilaktik

.

c.

Pemberian

informasi

memadai

ttg

tujuan

/

kegunaan

,

risiko

(

tmsk

KIPI),

tmsk

harga

dr

vaksin

non Program

yg

umumnya

msh

di

rasakan

mahal

oleh

konsumen

.Slide35

2.Informed- consent.Informed- consent dari org tua atau pengampunya mutlak diperlukan mengingat bayi / anak sekolah blm dianggap sbg pribadi hukum mandiri ( blm dws ).

Setelah proses pemberian

informasi

(

tmsk

penjelasan

bahwa

imunisasi

adalah

hak

anak

sesuai

dg

deklarasi

World Health Assembly),

dibuka

kemungkinan

penolakan

bagi

org

tua

ttt

.

Penolakan

ini

hrs

tertulis

disertai

alasannya2

nya

.

Namun

hrs

disertai

pernyataan

kewajiban

kesediaan

si

org

tua

agar

anaknya

di

imunisasi

serupa

pd

kesempatan

atau

tempat

lainnya

.

3.Indikasi

medik

utk

imunisasi

.

Indikasi

medik

imunisasi

vaksin

PPI

adalah

jelas

program

pemerintah

bagi

sasaran

bayi

/

anak

terkait

yg

sehat

&

memenuhi

syarat

.

Rekam

medis

atau

berkas

lap

anak

yg

berkontraindikasi

imunisasi

penting

bagi

alasan

pembenar

atau

pembela

dokter

yg

menolak

imunisasi

ketika

hrs

dihadapkan

pd

permintaan

org

tua

thd

imunisasi

anaknya

atau

pihak

perusahaan

swasta

ttt

thd

karyawannya

.

Sebaliknya

tdk

adanya

indikasi

medik

imunisasi

akan

mberatkan

aduan

bagi

dokter

thd

gugatan

perdata

,

atau

bahkan

pidana

bl

terjadi

kelalaian

berat

scr

hukum

.

 Slide36

b. Dokter- pasien. Bila KIPI muncul, klien berubah status mebjadi pasien.Tata laksana komprehensif KIPI dpt dikelompokkan :1. KIPI dini atau ringan.Dlm kondisi tdk gawat / darurat ditempuh proses

informed- consent ulang ke org tua

dlm

rangka

pengobatan

(

anak

)

penderita

KIPI ,

baik

di

tempat

praktek

yg

sama

.

2. KIPI

lanjut

atau

berat

.

Bl

disertai

kondisi

gawat

/

darurat

tdk

diperlukan

informed-consent,

lgs

saja

dlkk

tindakan

medis

life saving,

baik

ditempat

praktek

semula

ataupun

dikirim

ke

RS

rujukan

.

Bila

tdk

gawat

lg

atau

kondisi

sdh

stsabil

,

mengikuti

prosedur

KIPI

ringan

.

 

KONDISI KIPI

adalah

:

Kelainan

psikologik

khas

yg

memerlukan

kompetensi

khusus

utk

menegakkannya

,

yg

dlm

konteks

imunisasi

swasta

diagnosis

awalnya

hrs

dlkk

oleh

dokter

trb

sendiri.Aturan

hk

kedokteran

yg

umum

berlaku

disini

.

Permasalahan

hk

umumnya

adalah

difinisi

KIPI,

keterlambatan

diagnosis/

penanganan

atau

salah

penanganan

KIPI.

Rekam

medis

menjadi

penting

utk

kepastian

hk

dan

perlindungan

hk

dokter

atau

pasiennya

.

 Slide37

c. Dokter-- korban Tatalaksana hampir sama dg butir b, namun namun telebih dulu diperlukan penanganan segera utk member “ ventilasi “ bagi keluarga korban, berkoordinasi dg teman sejawat

atau organisasi profesi

setempat

dlm

rangka

obyektivitas

atau

bahkan

pembelaan

bl

terjadi

praduga

tdk

bersalah

dr

pihak

keluarga

korban

.

4.

Peran

organisasi

profesi

dlm

KIPI.

Peran

organisasi

IDI/IDAI

sangat

penting

utk

megatasinya

:

a.

Sbg

Pembina

keilmuan

:

Khususnya

dlm

pembutan

SOP,

standar

pelay

dna

masukan

lainnya

ditinjau

dr

profesi

msg2

sbgmn

peran

Satgas

imunisasi

IDAI

slm

ini

.

b.

Sebagai

pakar

bsm

pemerintah

dan

produsen

vaksin

,

dlm

membuat

rujukan

suatu

dokumen

konsensus

yg

berguna

sbg

tolok

ukur

kejadian

dan

kemungkinan

KIPI.Slide38

c. Sebagai sumber pakar dlm lembaga spt KOMNAS/ KOMDA KIPI yg bertugas memverifikasi dan mem fasilitasi KIPI,.d. Sbg sumber pakar dlm penyelesaian sengketa medik

kasus KIPI ant dokter-

kel

korban

.

Baik

mel

MKEK IDI (

Majelis

yg

meneliti

kesalahan

etik

dokter

)

atau

Makersi

, BP2A(

ttg

yg

membela

kepentingan

anggota

IDI )

maupun

negosiator

, mediator,

konsiliator

dan

arbiter pd

proses

penyelesaian

sengketa

non

pengadilan

,

mel

jalur

Badan

Penyelesaian

Sengketa

Kosumen

atau

lembaga

lain

yg

berhak

.

e.

S

bg

lembaga

yg

mengkoordinir

pemungutan

dan

atau

pengelolaan

asuransi

profesi

,

khususnya

bagi

dokter

praktek

swasta,yg

mungkin

berguna

bagi

kasus

KIPI

di

tempat

praktek

swasta

oleh

dokter

.

f.

Dlm

skala

makro

,

sesuai

dg

substansi

hukum

administrasi

Negara, IDI

bisa

berfungsi

sbg

lembaga

independen

thd

tindakan

pengontrol

pemerintah

spt

:

pemprakarsa

diadilinya

scr

pidana

thd

perbuatan

memperkaya

diri

sendiri

dan

kesalahan

prosedural

pejabat

ttg

menyalah

gunakan

kewenangannya

di

bid

imunisasi

.

 Slide39

KOMPENSASIVaksin modern umumnya lebih efektif & dpt ditoleransi dg baik oleh anak, ttp sll diingat bahwa sebetulnya tidak ada vaksin yg benar2 aman.

Semakin bsr

suatu

program

imunisasi

utk

mencegah

dan

mengontrol

peny

mk

akan

semakin

bsr

pula

perhatian

thd

kejadian

ikutan

yg

dihubungkan

dg

imunisasi

tsb

.

Mengingat

masalah

KIPI

msh

akan

terjadi

,

mk

di

berbagai

Negara

maju

telah

dlkk

pemberian

kompensasi

bagi

pasien

dg

membuat

daftar

kejadian

yg

termasuk

kategori

dpt

dbrk

kompensasi

atau

tidak

.

Utk

selanjutnya

mungkin

perlu

diperlukan

pula

utk

membuat

semacam

badan

khusus

bagi

upaya

kompensasi

kasus

KIPI

berat

di

Indonesia.

Untuk

itu

,

berdsrk

data KIPI

yg

ada

dpt

dibuat

daftar

gejala

pd

penerima

imunisasi

yg

layak

mendpt

kompensasi

.

Saat

ini

santunan

utk

kasus

KIPI

dbrk

bdsrk

pertimbangan

kebijaksanaan

daerah

setempat

dan

utk

kasus

ttt

bantuan

dr

KN PP-KIPI.

Selama

belum

diperoleh

kesimpulan

dr

data

lokal

maka

daftar

dr

National Childhood Vaccine Injury Act,

USA (1986)

dapat

menjadi

acuan

sementara

.

 

 Slide40

TERIMAKASIH