ANDRI RUSTA Partisipasi Politik Partisipasi Politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik seperti memilih pimpinan negara atau upayaupaya mempengaruhi kebijakan pemerintah ID: 789711
Download The PPT/PDF document "PARTISIPASI POLITIK & SOSIALISASI PO..." is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.
Slide1
PARTISIPASI POLITIK & SOSIALISASI POLITIK
ANDRI RUSTA
Slide2Partisipasi Politik
Partisipasi Politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, seperti memilih pimpinan negara atau upaya-upaya mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Menurut
Myron Weiner
, terdapat 5 penyebab timbulnya gerakan ke arah partisipasi politik :
Modernisasi dalam segala bidang kehidupan.Perubahan-perubahan struktur kelas sosial. Pengaruh kaum intelektual dan kemunikasi masa modern. Konflik antar kelompok pemimpin politik. Keterlibatan pemerintah yg meluas.
Slide3Konsep
Partisipasi
Politik
Dalam ilmu politik, dikenal adanya konsep partisipasi politik untuk memberi gambaran apa dan bagaimana tentang partisipasi politik.
AhliKonsep
Indikator
Kevin R. Hardwick
Partisipasi politik memberi perhatian pada cara-cara warga negara berin-teraksi dengan pemerintah, menyampaikan kepentingannya thd pejabat publik agar mampu mewujudkan kepentingan-kepentingan tsb.
Terdapat interaksi antara warga negara dengan pemerintah
Mempengaruhi pejabat publik.
Miriam Budiardjo
Partisipasi politik mrp kegiatan sese-orang/sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, dng jalan memilih pimpinan negara, dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah.
Berupa kegiatan individu atau kelompok
Bertujuan ikut aktif dalam kehidupan politik publik.
Slide4Ramlan Surbakti
Partisipasi politik ialah keikutser-taan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut atau mempengaruhi hidupnya.
Partisipasi politik berarti keikut-sertaan warga negara biasa (yang tidak mempunyai kewenangan) dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.
Keikutsertaan warga negara dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik
Dilakukan oleh warga negara biasa
Michael Rush dan Philip Althoft
Partisipasi politik adalah keterli-batan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik.
Berwujud keterlibatan individu dalam sistem politik
Memiliki tingkatan-tingkatan partisipasi
Lanjutan ……………….
Slide5Lanjutan ……………….
Menurut
Ramlan Surbakti
, rambu-rambu konsep partisipasi politik :
Berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara biasa yang dapat diamati (bukan berupa sikap dan orientasi).Diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Kegiatan yang berhasil (efektif) maupun yang gagal mempenga-ruhi pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.
Untuk mempengaruhi pemerintah yang bisa dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung.Kegiatan mempengaruh pemerintah bisa dilakukan melalui prosedur wajar (konvensional), non kekerasan (nonviolence), seperti ikut memilih dalam pemilu dan mengajukan petisi, maupun dengan cara-cara diluar prosedur (tak konvensional), dan kekerasan (violence), seperti demonstrasi, pembangkangan halus, huru-hara, dan gerakan politik seperti kudeta & revolusi.
Slide6Praktik
Partisipasi
Politik
Huntington dan Nelson menemukan 5 bentuk kegiatan utama yang dipraktikan dalam partisipasi politik :
Praktik Partisipasi PolitikPemilihanLobbyingOrganisasi
Mencari Koneksi
Tindakan Kekerasan
Slide7Milbrarth M.L. Goel
mengidentifikasi tujuh bentuk partisipasi politik individual :
Lanjutan ……………….
No
Bentuk Partisipasi
Keterangan
1.
Aphatetic Inactuves
Tidak beraktifitas yang partisipatif, tidak pernah memilih.
2.
Passive Supporters
Memilih secara reguler/teratur, menghadiri parade patriatik, membayar seluruh pajak, “mencintai negara”.
3.
Contact Specialist
Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi dan nasional dalam masalah-masalah tertentu.
4.
Communicators
Mengikuti informasi politik, dan mengirim pesan-pesan dukungan dan protes terhadap pemimpin politik.
5.
Party and campign workers
Bekerja untuk partai politik atau kandidat, bergabung dan mendukung parpol, dan dipilih jadi kandidat partai politik.
6.
Community activitis
Bekerja dengan orang lain berkaitan dengan masalahlokal, melakukan kontak kpd pejabat berkenan dgn isu-isu sosial.
7.
Protesters
Bergabung dengan demonstrasi di jalanan, melakukan protes, menolak mematuhi aturan-aturan.
Slide8Tingkatan Partisipasi Politik
Pejabat
Partai sepenuh
Waktu. Pemimpin partai/kelompok kepentingan
Petugas kampanye.
Anggota aktif dari partai/kelompok kepentingan dalam proyek-proyek sosial
Menghadiri rapat umum anggota partai/
kelompok kepentingan, membicarakan masalah politik, mengikuti perkembangan politik melalui media massa, memberikan suara dalam pemilu
Aktivis
Partisipan
Orang-orang yang apolitis
Slide9Lanjutan ……………….
Kriteria tingkatan partisipasi politik menurut Huntington dan Nelson
No
Tingkatan
Partisipasi
Keterangan
1.
Kategori
Pengamat
Praktik Partisipasi, antara lain : menghadiri rapat umum, memberikan suara dalam pemilu, dan usaha meyakinkan orang lain. Intensitas Partisipasi, tingkat hubungan rendah.
2.
Kategori
Aktivis
Praktik Partisipasi
, jumlahnya terbatas dan hanya bagi se-jumlah kecil orang (terutama elite politik). Kegiatan yang dilakukan, tidak terbatas cara-cara formal-prosedural, akan tetapi dapat juga dengan tindakan kekerasan.
Intensitas Partisipasi
, memiliki tingkat yang tinggi dan pe-nuh waktu. Mereka memiliki akses yang cukup kuat untuk melakukan hubungan “pribadi”
dengan pejabat-pejabat pemerintah, sehingga upaya-upaya untuk mempengaruhi pembuatan kebijakan pemerintah menjadi efektif.
Slide10Hierarki
Partisipasi Politik
Menduduki jabatan politik atau administratifMencari jabatan politik atau administratifKeanggotaan aktif suatu organisasi politikKeanggotaan pasif suatu organisasi politik Keanggotaan aktif suatu organisasi semu politikKeanggotaan pasif suatu organisasi semu politikPartisipasi dalam rapat umum, demonstrasi,dsbPartisipasi dalam diskusi politik informal, minat umum dalam politik.
Voting (pemberian suara)Apathi total
Tingkatan partisipasi politik menurut Huntington dan Nelson, Rush dan Althoff .
Slide11Lanjutan ……………….
Tingkatan partisipasi politik, mencerminkan kapasistas partisipan dalam berpartisipasi politik. Semakin tinggi tingkatan yang ditempati, maka semakin tinggi pula tingkatan partisipasi politiknya. Dalam lingkup partisipasi politiknya, jika semakin tinggi maka semakin sedikit (semakin mengerucut pada jumlah tertentu).
Voting
mrp tingkatan partisipasi politik terendah, yang membedakan satu tingkat di atas orang yang apatis total, sementara di atasnya terdapat orang atau sekelompok orang yang sering terlibat dalam diskusi-diskusi politik informal, yang proporsinya lebih rendah, namun intensitasnya lebih tinggi.
Faktor Pendukung Partisipasi Politik
Pendidikan Politik
Menurut Ramdlon Naning Usaha untuk memasyarakatkan politik, dalam arti mencerdaskan kehidupan politik rakyat, meningkatkan kesadaran tiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; serta meningkatkan kepekaan dan kesadaran rakyat terhadap hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya terhadap bangsa dan negara
Menurut Alfian Usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati betul-betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun.
Slide13Manfaat Pendidikan Politik :
Memperluas pemahaman, penghayatan, dan wawasan terhadap masalah atau isu politis
Meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan berbudaya politik sesuai peraturan perundangan yang berlaku
Meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan
Slide14Kesadaran Politik
Menurut
Drs. M. Taopan
Proses batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan urgensi urusan kenegaraan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat tergantung pada latar belakang pendidikannya. Kaum elit dan kelompok menengah, nampak relatif lebih baik. Sedangkan kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah, diperlukan pembinaan yang intensif.
Menurut Drs. Arbi Sanit Sekalipun sudah bangkit kesadaran nasional dan meningkatnya aktivitas kehidupan politik di tingkat pedesaan, namun masyarakat tani masih belum terkait secara aktif kepada pemerintah nasional dalam hubungan timbal balik yang aktif dan responsif. Hubungan yang ada baru bersifat berat sebelah, yaitu dari atas ke bawa. Partisipasi politik merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawab negara yang berkesadaran politik tinggi
Slide15Cara partisipasi politik anggota masyarakat
Bidang
Implementasi Partisipasi Politik
PolitikIkut memilih dalam PemiluJadi anggota aktif Parpol, kelompok penekan dan kelang tinggiMenjauhkan diri dari pembebelajar yompok kepentingan
Duduk dalam lembaga politikBerkomunikasi dengan wakil rakyat kamar 10Berkampanye, menghadiri diskusi, dllMempengaruhi pembuat keputusan sehingga produk yang dihasilkan sesuai aspirasi EkonomiMenciptakan sektor ekonomi produktif
Menciptakan produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif dari produk luarKesadaran membayar pajak secara teratur demi kesejahteraan
Slide16Kebalikan dari partisipasi politik adalah
sikap apatis.
Orang yang apatis adalah jika dia tak mau ikut serta dalam berbagai kegiatan politik kenegaraan di berbagai bidang kehidupan. Itu sebabnya, kegiatan
pendidikan politik, kesadaran politik dan partisipasi politik masyarakat perlu terus ditingkatkan baik di pedesaan maupun perkotaan
Bidang Implementasi Partisipasi PolitikSosial-BudayaMenunjukkan prestasi belajar tinggiMenjauhkan diri dari perbuatan melanggar hukumProfesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan produktivitas tinggi
HankamBela negara dalam arti luas, sesuai kemampuan dan prosesi masingMemelihara ketertiban dan keamanan wilayah tempat tinggalnyaMemelihara persatuan dan kesatuan bangsa, demi tetap tegaknyaMenjaga stabilitas keamanan nasional agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai rencana
Slide17Alasan untuk tidak berpartisipasi
Apathi
(masa bodoh), tidak punya minat atau tidak punya perhatian terhadap orang lain, situasi, atau gejala-gejala pada umumnya atau pada khususnya.
Sinisme, kepasifan dan ketidakaktifan relatif juga didefinisikan sebagai kecurigaan buruk dari sifat manusia yaitu perasaan yang menghayati tindakan dan motif orang lain dengan rasa kecurigaan.(perasaan bahwa politik itu tidak dapat dipercaya, politik itu kotor, dll)
Slide18Alienasi
(terasing), yaitu perasaan keterasingan seseorang dari politik dan pemerintahan masyarakat. Kecenderungan berfikir mengenai pemerintahan dan politik bangsa, yang dilakukan orang lain dan untuk orang lain mengikuti sekumpulan aturan-aturan yang tidak adil.
Anomi
(terpisah) yaitu perasaan kehilangan nilai dan ketiadaan arah dalam mana individu mengalami perasaan ketidakefektifan dan bahwa para penguasa bersikap tidak peduali yang mengakibatkan devaluasi daripada tujuan-tujuan dan hilangnya urgensi untuk bertindak.
Slide19Got any question ? Please ask...
Slide20SOSIALISASI POLITIK: (1) Pengaruh Faktor Keluarga Terhadap Sikap & Perilaku Politik
PENGERTIAN SOSIALISASI :
S.N. Eisenstadt (1956), Sosialisasi adalah suatu proses komunikasi yang dipelajari dari manusia lain dengan siapa individu secara bertahap memasuki beberapa jenis relasi-relasi umum.
David F. Aberle (1961), Sosialisasi adalah pola-pola mengenai aksi sosial atau aspek-aspek tingkah laku, yang ditanamkan kepada individu tentang pengetahuan dan ketrampilan, motif-motif dan sikap-sikap dalam menampilakan peranan-peranan sepanjang hidupnya.Irvin L. Child (1970), Sosialisasi adalah suatu proses dimana individu dilahirkan cukup banyak memiliki potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya yang ditasai di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya.
Slide21KERANGKA PEMIKIRAN KONSEP SOSIALISASI
SISTEM BUDAYA
SISTEM SOSIAL
SISTEM PSIKOLOGIS
SISTEM BIOLOGIS
Proses Belajar
ENKULTURASI
SOSIALISASI
INTERNALISASI
BIO-PSIKO-SOSIO-CULTURAL
Slide22BEBERAPA ASPEK PENTING DARI KONSEP SOSIALISASi :
Sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar, yaitu belajar dari pengalaman dan menurut Aberle disebut “pola-pola aksi”.
Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dalam batas-batas yang luas terutama berkenaan dengan pengetahuan, informasi, nilai-nilai dan sikap-sikap.
Sosialisasi merupakan proses berlanjut sepanjang hidup setiap individu.
Slide23DEFINISI SOSIALISASI POLITIK :
Hyman (1959) Sosialisasi Politik adalah cara-cara belajar seseorang terhadap pola-pola sosial yang berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatannya.
Almond & Powell (1966) Sosialisasi Politik adalah suatu proses dimana sikap dan niali-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka dewasa, dan orang dewasa direkrut ke dalam peranan-peranan tertentu.
Michael Rush & Philip Althoff (2007), Sosilisasi Politik adalah suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang, serta bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.Sosialisasi Politik ditentukan oleh :
Lingkungan SosialKondisi EkonomiAspek KebudayaanPengalaman-Pengalaman Individu & Kepribadian
Slide24SOSIALISASI
POLITIK
SOSIALISASI
POLITIK
KELUARGAAGAMA & EKONOMI
STRATIFIKASI SOSIAL
Slide25Sosialisasi Politik
Pengertian
Sosialisasi politik adalah proses dengan mana individu-individu dapat memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, dan sikap-sikap terhadap sistem politik masyarakatnya.
Melalui sosialisasi, suatu kebudayaan
dapat diwariskan kpd generasi berikut-nya. Ada 3 sifat dasar mengapa sosiali-sasi perlu :Manusia tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain.”Secara ekstrim” manusia tidak punya naluri sehingga sebagian besar perilaku untuk kelangsungan hidupnya harus dipelajari.Manusia harus belajar mengendali-kan hubungan dgn sesamanya, yaitu hidup menurut nilai-nilai dan membi-na peranan bersama.
Slide26Gabriel A. Almond
, Sosialisasi politik menunjukkan pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk, dan juga merupakan sarana bagi suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
Irvin L. Child
, Sosialisasi politik adalah segenap proses dengan mana individu, yang dilahirkan dengan banyak sekali jajaran potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya yang dibatasi di dalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya.
Lanjutan ……………….
Menurut Para Ahli
Slide27Lanjutan ……………….
Richard E. Dawson dkk.,
Sosialisasi politik dapat dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi yang lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.
Denis Kavanagh
, Sosialisasi politik merupakan suatu proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan pandangannya tentang politik.
Slide28Beberapa segi penting sosialisasi politik :
Secara fundamental merupakan proses hasil belajar, belajar dari pengalaman/ pola-pola aksi.
Memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu dan kelompok dalam batas-batas yang luas, dan lebih khusus lagi, berkenaan pengetahuan atau informasi, motif-motif (nilai-nilai) dan sikap-sikap.
Tidak terbatas pada usia anak-anak dan remaja saja (walaupun periode ini paling penting), tetapi berlangsung sepanjang hidup.
Mrp prakondisi yang diperlukan bagi aktivitas sosial, baik secara implisit maupun eksplisit memberikan penjelasan mengenai tingkah laku sosial.
Lanjutan ……………….
Slide29Proses Sosialisasi
Sosialisasi politik
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik.
Dalam Proses Sosialisasi Politik, metode yang kerap digunakan adl : Pendidikan Politik dan Indoktrinasi Politik.
Sarana dalam sosialisasi politik KeluargaSekolah
Partai Politik
Slide30Sosialisasi Politik Dalam Masyarakat Berkembang
Robert Le Vine
, berpendapat bahwa sosialisasi politik di negara-negara berkembang cenderung mempunyai relasi lebih dekat pd sistem-sistem lokal, kesukuan, etnis, dan regional daripada dengan sistem-sistem politik nasional.
Masalah terberat yang dihadapi, yaitu adanya berbagai macam kelompok dan tradisi di negara itu.
3 (tiga) faktor masalah penting
Pertumbuhan penduduk Pendidikan dan nilai-nilai tradisional Pengaruh urbanisasi
Slide31Sosialisasi Politik Dan Komunikasi Politik
Dalam proses sosialisasi politik kaitannya dengan fungsi komunikasi politik, berhubungan dengan struktur-struktur yang terlibat dalam sosialisasi serta gaya sosialisasi itu sendiri.
Pada sistem politik masyarakat modern, institusi seperti kelompok sebaya, komuniti, sekolah, kelompok kerja, perkumpulan-perkumpulan sukarela,
media komunikasi
, partai-partai politik dan institusi pemerintah semuanya dapat berperan dalam sosialisasi politik.
Slide32Negara maju seperti Amerika, Inggris, Jerman dan sebagainya arus informasi yg dimiliki relatif homogen.
Para elite politik pemerintahan mempunyai sumber-sumber informasi khusus melalui surat kabar tertentu yang ditujukan pada kelompok kelas/politik tertentu.
Masyarakat mempunyai akses ke suatu arus informasi dan media massa sehingga hambatan-hambatan bahasa atau orientasi kultural sangat minim.
Lanjutan ……………….
Masyarakat dapat melakukan kontrol terhadap para elite politik dan sebaliknya kaum elite-pun dapat segera mengetahui tuntutan masyarakat dan konsekuensi dari segala macam tindakan pemerintah.
Slide33MODEL SOSIALISASI POLITIK
Pengetahuan, Nilai, Sikap
Pengalaman
Kepribadian
Persepsi
Subyek Anak/Remaja/Dewasa
KELUARGA
PENDIDIKAN
KELOMPOK KERJA
KELOMPOK EKONOMI
KELOMPOK AGAMA
MEDIA MASA
Kondisi politik dulu
Kondisi Politik Sekarang
Kondisi Politik ke Depan
Slide34PENGARUH FAKTOR KELUARGA TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU POLITIK
KELUARGA
BENTUK
SOSIAL-BUDAYA
PENGALAMANSIKAP DAN PERILAKU POLITIKAPATIS
KONSEVATIF
RADIKAL
PENDIDIKAN
Slide35PERKEMBANGAN SOSIALISASI POLITIK DALAM KELUARGA
PADA ANAK-NAKA & REMAJA
Easton & Dennis : ‘Children in the Political System’ (1953) mengemukakan ada 4 tahap perkembangan sosialisasi politik pada diri anak-anak & Remaja :Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti : orang tua- anak;Perkembangan perbedaan antara otoritas internal dan yang eksternal, yaitu antara di dalam lingkungan keluarga dengan di luar lingkungan keluarga seperti pejabat swasta dan pejabat pemerintah.
Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti : Kongres, Mahkamah Agung dan Pemilihan Umum.Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi tersebut.
Slide36SOSIALISASI POLITIK PADA ORANG DEWASA :
Proses peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja yang cukup benyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan akan berlanjut pada masa dewasa;
Kompleksitas sosialisasi politik akan diperbaharui melalui medium-medium lainnya, seperti : pekerjaan, kesenangan, agama dan media masa.
Pengetahuan, nilai-nilai dan sikap yang diperoleh seseorang selama masa kanak-kanak dan masa remaja akan diperbandingkan dengan pengalaman masa hidupnya semasa dewasa.Apabila dari hasil pengalaman hidup politiknya dirasakan cukup nyaman, orang dewasa cenderung memperkokoh tingkah laku politiknya (konservatif).Sebaliknya apabila dari hasil pengalaman hidup politiknya penuh dengan konflik, maka tingkah laku politiknya cenderung berubah secara radikal.
Slide37Bahan Bacaan
Suryadi, Budi,
Sosiologi Politik; Sejarah, Definisi dan Perkembangan Konsep, IRCiSoD, Yogyakarta.
Bottomore, Tom, 1992, Sosiologi Politik, diterjemahkan Sahar Simamora, Rieneka Cipta, Jakarta. Rush, Michael dan Phillip Althooff,2005, Pengantar Sosiologi Poitik, Rajawali Press. Jakarta.Dll