Bella Gastyna SPd Kritik dalam Cerpen Juragan Haji Helvy Tiana Rosa Kutipan Mak Siti mengangguk sekali lagi tetapi pikirannya ID: 792196
Download The PPT/PDF document "Kritik dalam Cerpen Oleh" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.
Slide1
Kritik dalam Cerpen
Oleh
:
Bella
Gastyna
,
S.Pd
Kritik dalam Cerpen Juragan Haji (Helvy
Tiana Rosa)
Kutipan
:
Mak
Siti
mengangguk
sekali
lagi
,
tetapi
pikirannya
masih
ke
soal
haji
tadi
.
Hebat
betul
,
bahagia
betul
majikannya
…
sudah
berkali
-kali
menjadi
tamu
Allah,
mengunjungi
baitullah
!
Bahkan
tahun
ini
,
saat
tetangga-tetangga
mereka
mengalami
kesulitan
mendapatkan
sembako
,
majikannya
masih
bisa
pergi
juga
.
Slide3Kritik dalam Cerpen Juragan Haji (Helvy Tiana Rosa)
Kritik
:
Protes
terhadap
sikap
pamer
berkedok
agama, yang
abai
terhadap
sesama
dan
memilih
tetap
naik
haji
berkali
-kali
meski
orang di
sekitarnya
sedang
kesulitan
pangan
.
Slide4Kritik dalam Cerpen Juragan Haji (Helvy Tiana
Rosa)
Kutipan
:
Mata
Mak
Siti
terbelalak
.
Hampir
saja
ia
tersedak
. “Nona
Juragan
?”
Wajah
tuanya
yang
keriput
sesaat
makin
berkerut
. “Nona
juragan
kan
….”“
Iya
,
Mak
! Nona
juragan
kan
jarang
salat
,
genit
,
sering
ganti-ganti
pacar
…,
ke
diskotik
,
pakaiannya
juga
sederhana
banget
!
Maksudnya
kekurangan
bahan
gitu
lho
!
Ih
,
kok
ya
diajak
naik
haji.”
Slide5Kritik dalam Cerpen Juragan Haji (Helvy Tiana Rosa)
Kritik
:
Terhadap
orang yang
mementingkan
ritual
ibadah
(
naik
haji)
namun
mengesampingkan
moralitas
dan
karakter
insan
beragama
Slide6Kritik dalam Cerpen Juragan Haji (Helvy Tiana
Rosa)
Kutipan
:
Ya
, rasa
sayangnya
pada
keluarga
ini
memenuhi
rongga-rongga
diri
,
menimbuni
batinnya
tahun
demi
tahun
.
Namun
,
apa
daya
,
ia
tak
pernah
mampu
menanamkan
ajaran
agama
pada
Nona
Juragan
.
Tak
pernah
bisa
.
Sebab
kata
Ibu
Juragan
,
itu
bukan
pekerjaannya
. Orang
bodoh
seperti
dirinya
hanya
boleh
mengurus
pekerjaan
rumah
tangga
.
Bukan
mengurusi
Nona
Juragan
.“
Kalau
soal
agama,
biar
saya
yang
ajarkan
.
Saya
dan
suami
ini
haji!
Mak
Siti
kan
belum
?!”
Ujar
Bu
Juragan
,
saat
ia
memergoki
Mak
Siti
mengajar
Nona
Juragan
kecil
salat
atau
membaca
Juz
Amma
.
Slide7Kritik dalam Cerpen Juragan Haji (Helvy Tiana Rosa)
Kritik
:
Terhadap
pemahaman
agama
hanya
diukur
dari
gelar
dan
harta
.
Menentang
pandangan
bahwa
tidaklah
layak
seorang
yang
belum
haji,
tidak
sekolah
,
dan
miskin
mengajarkan
agama
Slide8Kritik dalam Cerpen Batu Asah
dari
Benua
Australia (Martin
Aleida
)
Kutipan
:
Tiga
tahun
digelandang
dari
Salemba
,
ke
Cipinang
,
ke
Tangerang
,
kemudian
digiring
ke
kapal
rusak
untuk
dikucilkan
selama
sepuluh
tahun
di
Pulau
Buru,
maka
tawaran
tadi
membuat
hatiku
tak
percaya
bahwa
orang yang
berdiri
di
depanku
itu
manusia
Bumi
.
Aku
sangsi
,
beberapa
saat
curiga
,
apa
maksud
orang
ini
.
Bukankah
tadi
pagi
dia
sudah
melihat
bagaimana
aku
,
dan
puluhan
tahanan
politik
yang lain,
diturunkan
dari
truk
dan
diperlakukan
tidak
lebih
berharga
dari
kawanan
kerbau
dan
kambing
yang
sedang
dihalau
ke
pejagalan
.
Kasar
gerendel
pintu
bak
truk
diempaskan
,
papannya
dibiarkan
terbanting
berdentam
,
kawir-kawir
ke
bawah
.
Untuk
hewan
saja
disediakan
titian
turun
.
Tidak
buat
kami.
Serentetan
bentakan
keluar
dari
muncung
seorang
sersan
supaya
kami
buru-buru
melompat
dan
masuk
ke
pekarangan
markas
militer
itu
.
Slide9Batu Asah dari Benua Australia (Martin
Aleida
)
Kritik
:
Pada
masa
transisi
orde
lama-
orde
baru
banyak
orang yang
ditangkap
secara
paksa
,
ditahan
/
dikurung
tanpa
proses
peradilan
,
dan
dikucilkan
di
pulau
buru
.
Penulis
ingin
mengkritisi
sikap
aparat
(
militer
) yang
memperlakukan
tahanan
politik
dengan
tidak
manusiawi
.
Tahanan
diperlakukan
kasar
dan
lebih
rendah
dari
hewan
Slide10Kritik dalam Cerpen Batu Asah dari
Benua
Australia (Martin Aleida)
Kutipan
:
Laki-laki
berkacamata
itu
menghampiriku
.
Pipinya
tembem
.
Matanya
memberi
kesan
seorang
peramah
,
suka
bercanda
.
Sapanya
: ”
Kamu
cuma
tukang
asah
pisau
,
tapi
bisa
bahasa
Jepang
.
Apa
kamu
intelijen
mau
memata-matai
kantor
saya
?
Ini
kantor
berita
Jepang
.
Dibuka
karena
diundang
pemerintah
.
Kamu
siapa
?”
Kedua
tangannya
tetap
menyangga
pinggang
.
Slide11Kritik dalam Cerpen Batu Asah dari
Benua
Australia (Martin Aleida)
Kritik
:
Orang
biasanya
berpikir
pekerja
kasar
(
buruh
/
kuli
/
tukang
asah
pisau
)
tidak
berpendidikan
.
Jikalau
ada
pekerja
kasar
yang
memiliki
keahlian
di
bidang
akademis
,
pastilah
kecurigaan
dan
prasangka
buruk
yang
muncul
terhadapnya
,
yaitu
tokoh
aku
dalam
cerpen
ini
Slide12Kritik dalam Cerpen Batu Asah dari
Benua
Australia (Martin Aleida)
Kutipan
:
Terakhir
,
dimintanya
aku
turut
ke
Laguboti
, di
bibir
Danau
Toba,
mencari
seorang
insinyur
Batak
, yang
seorang
diri
,
dengan
gajinya
,
ditambah
tabungan
istrinya
,
meneruskan
pembangunan
Proyek
Asahan
yang
diterbengkalaikan
presiden
kita
yang
kedua
.
Jepang
ini
menjadi-jadi
.
Disuruhnya
aku
masuk
setiap
hari
.
Slide13Kritik dalam Cerpen Batu Asah dari
Benua
Australia (Martin Aleida)
Kritik
:
Orang
Jepang
memperkerjakan
pribumi
(
tokoh
aku
)
dengan
intesitas
yang
melebihi
batas
kebiasaan
karyawan
pada
umumnya
Slide14Kritik dalam Cerpen Batu Asah
dari
Benua Australia (Martin
Aleida
)
Kutipan
:
Kalau
kau
melempar
jumroh
di Tanah
Suci
,
ingatlah
Tanah Air
kita
ini
.
Tancapkan
di
hatimu
bahwa
batu-batu
yang
kau
hunjamkan
itu
merajam
setan-setan
kota
maupun
desa
di
tanah
suci
kita
ini
, yang
tak
sempat
disingkirkan
karena
presiden
pertama
keburu
ditumbangkan
.
Lihatlah
,
sekarang
, di
samping
setan
kapitalis
birokat
,
muncul
pula
setan
banggarong
.
Mereka
pesta-pora
,
gentayangan
bermobil
mewah
meraung-raung
suka-suka
di
Senayan
sana
.
Pernah
di
antara
mereka
,
suatu
ketika
,
melintas
di
jalan
bebas
hambatan
.
Sudah
tak
bayar
tol
,
menebas
nyawa
orang pula.
Rajamlah
mereka
dengan
batu-batumu
itu
.
Rajamlah
,
sayangku
….”
Slide15Kritik dalam Cerpen Batu Asah dari
Benua
Australia (Martin Aleida)
Kritik
:
Tokoh
aku
mengumpamakan
para
koruptor
(
kapitalis
birokrat
)
seperti
setan
.
Sebab
mereka
menggunakan
kekuasaan
(
jabatan
)
untuk
menguntungkan
diri
sendiri
,
melanggar
hukum
bahkan
membahayakan
orang lain.
Slide16Kritik dalam Cerpen Karangan Bunga
dari
Menteri (SGA)
Kritik
:
Menyinggung
sikap
orang yang
menganggap
amat
penting
/
merasa
terhormat
apabila
acaranya
dihadiri
pejabat
(
menteri
)
meskipun
tak
mengenal
baik
pejabat
yang
bersangkutan
.
Kutipan
:
Heran
,
bukan
sanak
bukan
saudara
,
bukan
sahabat
apalagi
kerabat
,
cuma
kenal
gitu-gitu
aja
, kite-kite
disuru
dateng
setiap
kali
ada
yang
anaknya
kawin
.
Ngepet
bener
.
Mereka
pikir
gue
kagak
punya
kerjaan
apa
ya
?
…
mengapa
sebuah
acara
keluarga
seperti
pernikahan
itu
begitu
perlunya
dihadiri
seorang
menteri
,
bahkan
kalau
perlu
bukan
hanya
seorang
,
melainkan
beberapa
menteri
!
Slide17Kritik dalam Cerpen Karangan Bunga dari
Menteri (SGA)
Kritik
:
Mencemooh
sikap
kebanggaan
seseorang
akan
ucapan
palsu
dan
tidak
tulus
yang
sengaja
dipamerkan
hanya
karena
itu
berasal
dari
pejabat
Kutipan
:
Ini
karangan
bunga
tanpa
karangan
.
Tetap
sahih
meskipun
buruk
rupa
,
karena
yang
penting
adalah
tulisan
dengan
aksara
besar
sebagai
ucapan
selamat
dari
siapa
,
dan
dari
siapa
lagi
jika
bukan
dari
Menteri
Negara
Urusan
Kemajuan
Negara
Bapak
Sarjana
Pa.B
(
Pokoknya
Asal
Bergelar
), yang
berbunyi
SELAMAT & SUCCESS ATAS PERNIKAHAN PAIMO & TULKIYEM,
putra-putri
Bapak
Pengoloran
Sa.L
(
Sarjana
Asal
Lulus)
Direktur
PT
Sogok
bin
Komisi
& Co.
Slide18Kritik dalam Cerpen Karangan Bunga dari
Menteri (SGA)
Kutipan
:
…
Siti
melihat
seorang
pekerja
bertanya
tentang
karangan
bunga
dari
Sinta
,
sahabatnya
yang
sederhana
,
cukup
sederhana
untuk
mengira
karangan
bunga
empat
persegi
panjang
seperti
itu
indah
,
dan
pasti
telah
menyisihkan
uang
belanja
agar
dapat
mengirimkan
karangan
bunga
itu
kepadanya.Suaminya
, yang
agak
gusar
melihat
tiga
karangan
bunga
dari
tiga
menteri
saling
terpencar
dan
berada
jauh
dari
pintu
masuk
,
memerintahkan
sejumlah
pekerja
untuk
mengambilnya
.
Ia
mengawasi
sendiri
, agar
terjamin
bahwa
ketika
melewati
pintu
masuk
,
setiap
tamu
yang
datang
akan
menyaksikan
betapa
terdapat
kiriman
karangan
bunga
dari
tiga
menteri
.
…
Siti
melihat
suaminya
dari
jauh
.
Suaminya
juga
minta
dipotret
di
depan
ketiga
karangan
bunga
itu
!
Ia
merasa
mau
muntah
.
”
Hueeeeeeeeeekkkk
!!!”
Slide19Kritik dalam Cerpen Karangan Bunga dari Menteri
(SGA)
Kritik
:
Menganggap
sikap
suami
Siti
yang
mengabaikan
karangan
bunga
yang
tulus
dari
sinta
,
sedangkan
memamerkan
karangan
bunga
yang
penuh
dengan
kepalsuan
dari
menteri
adalah
sesuatu
hal
yang
sangat
menjijikan
!