FROZEN SEAFOOD Nama Anggota Kelompok Dewi Purwati 1251003011110 16 Dicka Kelvin A 125100307111057 Ayu Winda Ariska 135100301111003 Siti ID: 724450
Download Presentation The PPT/PDF document "SANITASI INDUSTRI PANGAN" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.
Slide1
SANITASI INDUSTRI PANGAN
FROZEN SEAFOOD Slide2
Nama
Anggota Kelompok
:
Dewi Purwati (125100301111016)Dicka Kelvin A (125100307111057)Ayu Winda Ariska (135100301111003)Siti Aminah (135100301111090)Zesma Aulia (135100301111114)
SANITASI INDUSTRI PANGAN KELAS LSlide3
Jenis-jenis
Seafood
Udang
KepitingCumi-cumiIkanKerang, dll.Slide4
FROZEN SEAFOOD (CRAB)
A. UDANGSlide5
PROFIL PRODUK
Udang merupakan komoditas utama yang paling diminati sebagai makanan, karena dagingnya yang gurih dan rasanya begitu lezat
,
sehingga membuat komoditas udang ini begitu familiar dan sangat digemari oleh banyak orang.Slide6
Contoh
Produk
olahan
UdangFiesta Seafood adalah produk seafood olahan yang di produksi oleh CP Prima beserta anak perusahaannya (CP Bahari. Produk ini menggunakan udang dan ikan yang 100% bebas antibiotik. Sebagai produk olahan, Fiesta Seafood tidak mengandung bahan pengawet dan warna pada produk pun berasal dari bahan-bahan alami, yaitu, warna merah dari udang dan warna hijau berasal dari bahan sayuran yang terkandung pada produk.Slide7
Lanjutan…
Fiesta seafood diproduksi dari udang segar jenis vannamei yang langsung diangkat dari area pertambakan udang dengan pengelolaan secara terintegrasi (mulai pembibitan, budidaya, panen, dan pengolahan) yang seluruhnya dimiliki oleh CP Prima. Slide8
Proses
pengolahan
Proses pengolahan produk Fiesta Seafood dilakukan secara higienis dengan quality control yang ketat di setiap lini produksi. Produk Fiesta Seafood juga didinginkan di suhu -45C sehingga bakteri mati dan proses distribusinya pun dilakukan pada suhu -18C sepanjang perjalanan sampai ke pasar.Slide9
SUMBER
KONTAMINASI
Lingkungan pada lokasi pengolahan seafood dapat berkontribusi terhadap kontaminasi ke produk makanan. Sumber kontaminasi lainnya adalah peralatan pengolahan, kontainer, dan kontak permukaan. Program Sanitasi yang efektif penting untuk mengurangi kontaminasi. udang mentah dan sumber pengolahan merupakan lingkungan yang berpotensi untuk terkontaminasi patogen
Listeria monocytogenes.Slide10
PRINSIP SANITASI
1. Pemeriksaan
Faktor Kritis pada
Sanitasi,2. Pemeriksaan Proses Produksi 3. Jadwal Pembersihan4. Perlakuan High Hydrostatic Pressure (Hidrostatik Tekanan Tinggi)Pengolahan (HHP) adalah teknik
perlakuan
yang
layak
untuk
digunakan
dalam
mengurangi
kontaminasi
mikroorganisme
patogen
untuk
memperpanjang
umur
simpan
produk
pangan
tersebut
.
5.
Penanganan Limbah
Pengelolaan
limbah
,
termasuk
daur
ulangproduk
limbah
seafood,
merupakan
hal
penting
.
Selain
pertimbangan
ekonomi
,
sistem
pemulihan
yang
efektif
dapat
memberikan
kontribusi
untuk
operasi
yang
lebih
higienis
.Slide11
SOLUSI PENANGANAN SEAFOOD
Produk dari hasil laut dikenal memiliki kualitas gizi yang cukup baik. Selain itu, rasanya juga cukup nikmat. Namun seafood tergolong dalam pangan yang mudah rusak (perishable). Oleh sebab itu, perhatian secara khusus dalam pemilihan, penyimpanan, dan penanganan produk-produk berbasis seafood perlu diperhatikan. Slide12
FROZEN SEAFOOD (CRAB)
B. KEPITINGSlide13
Kepiting merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan yang bernilai ekonomis tinggi. Komoditas ini sangat diminati oleh masyarakat karena rasanya yang enak dan kandungan gizinya yang tinggi.
PROFIL PRODUKSlide14
Karena produk kepiting sangat mudah membusuk dan kehilangan kesegaran, maka perlu cara dan proses yang dapat memperpanjang daya awet produk tersebut, sengan demikian produk dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama dan dapat didistribusikan ke lokasi. Cara pengawetan produk
kepiting : 1. frozen
2. pengolahanSlide15
Kepiting dan rajungan merupakan jenis
seafood yang cukup diminati sebagian orang, selain memiliki kandugan nutrisi yang tinggi, juga memiliki rasa lezat. Perbedaan kepiting dan adalah:
Rajungan = kepiting yang hanya hidup di air laut, rajungan ada yang berwarna, kebiruan, bentuk tubuhnya lebih ramping, agak memanjang, cangkangnya berbintik-bintik dan lebih keras.Kepiting= hidup di darat dan di laut, berwarna kemerah-merahan, kehijauan atau kebiruanPerbedaan mendasar keduanya adalah habitat hidupnya.Slide16
Kontaminasi dan patogen
dapat disebabkan oleh dua hal secara umum yaitu :
kontaminasi lingkungan
kontaminasi pekerja dan alatSlide17
Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah besar saat ini. Dampak kontaminasi logam berat di lingkungan khususnya sektor industri menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah dan jenis pencemar yang masuk ke lingkungan, sehingga kesetimbangan lingkungan menjadi terganggu.
Logam berat merupakan salah satu sumber pencemar bagi lingkungan hidup yang disebabkan oleh logam berat terutama bersumber dari limbah industri, baik dalam bentuk logam murni maupun bentuk campuran.
Sehingga menyebabkan terjadinya kontaminasi pada hewan perairan seperti kepiting, udamg dan kerang.
Kontaminasi lingkunganSlide18
Adanya kontaminasi pekerja dan alat dalam hal ini dapat disebabkan karena adanya :
Penggunaan alat yang sama untuk proses yang berbeda sehingga menyebabkan adanya kontaminasi silang
Kurangnya penerapan hyegene pada pekerja. Contoh: pemakaian perhiasan, dan kurangnya kedisiplinan cuci tangan.
Adanya pekerja yang sakit sehingga berisiko pada produk makanan.Kontaminasi pekerja pekerja dan alatSlide19
Tujuan adanya sanitasi adalah
untuk mencegah masuknya kontaminan
kedalam makanan dan peralatan pengolahan
makanan, serta mencegah terjadinya kontaminasi. Prosedur sanitasiSlide20
1. bahan mentah harus dibersihkan dan dicuci untuk menghilangkan lumpur dan kotoran
2. peralatan yang berhubungan langsung dengan makanan sering dibersihkan dan disanitasi
3. air yang digunakan dalam pengolahan harus diolah untuk menekan jumlah mikroba serendah mungkin
4. peralatan yang dipanaskan selalu dijaga agar berada diatas suhu 170 derajat celcius5. bak-bak air pendingin harus mengandung sanitazing agent untuk mencegah kebususkan yang disebabkan konta,inasi air pendingin.Berikut merupakan prosedur sanitasi pada pengolahan kepiting termasuk didalamnya terdapat proses dari awal bahan baku hingga menjadi produk :Slide21
FROZEN SEAFOOD (CRAB)
C. CUMI-CUMI
&
GURITASlide22
PROFIL PRODUK (
Cumi-cumi)
Cumi
-cumi merupakan hasil laut yang bisa diolah menjadi aneka macam variasi hidangan seafood yang lezat. Tekstur dagingnya yang kenyal empuk menjadikan cumi-cumi banyak digemariCumi-cumi merupakan jenis chepalopoda yang dikenal dalam dunia perdagangan disamping sotong dan gurita Dipasaran internasional cumi-cumi diperdagangkan dalam bentuk beku, asin kering, dan kalengan. Sedangkan di Indonesia, cumi-cumi masih diperdagangkan dalam bentuk segar, dan asin keringSlide23
PROFIL PRODUK (
Gurita)
Gurita merupakan hewan moluska dari kelas
Cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala), ordo Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama.Gurita merupakan sumber kalori rendah dengan bentuk ramping. Gurita merupakan sumber zat besi, kalsium, fosfor, kalium dan selenium, vitamin yang penting termasuk vitamin C, vitamin A dan beberapa vitamin B, serta beberapa omega-3 asam lemak. Slide24
Cumi-cumi dan gurita biasa dijadikan dalam bentuk beku untuk mengawetkan produk.
Pada dasarnya pembekuan sama dengan pendinginan yang dimaksudkan untuk mengawetkan sifat – sifat alami produk yang dibekukan. Pembekuan mengubah hampir seluruh kandungan air pada produk yang dibekukan menjadi es. Keadaan beku menyebabkan bakteri dan enzim terhambat kegiatannya, sehingga daya awet produk yang dibekukan lebih besar dibandingkan dengan produk yang hanya didinginkanSlide25
Persyaratan bahan baku yang harus dipenuhi untuk proses pengolahan
Gurita
berdasarkan SNI 01-6941.1-2002 Jenis UjiSatuanSyarat MutuOrganoleptik, minimalCemaran Mikroba :
-
ALT
, maks
-
Escheria
colli
,
maks
.
-
Salmonella
-
Vibrio
cholerae
-
Vibrio
parahaemolyticus
*),
-
Parasit
,
maks
*)
Cemaran
Kimia
:
-
Raksa
(Hg),
maks
*
-
Timbal
(
Pb
),
maks
*
Fisika
:
-
Suhu
pusat
, minimal
Nilai
(1-9
)
Koloni/gram
APM/ gram
Per 25 gram
Per 25 gram
APM per
gram
Ekor
mg/kg
mg/kg
0
C
Minimal 7
5,0 x 10
4
< 3
negatif
negatif
<
3
0
0,5
2
-18Slide26
Proses
pengolahan
gurita
Adapun proses pembekuan Gurita adalah sebagai berikut :Penerimaan bahan bakuPenimbangan I SortasiPenimbangan II Penyusunan PembekuanPengemasan dan Penyimpanan Slide27
1.
Penerimaan bahan baku
Berdasarkan
SNI 01-6941.3-2002, ketika menerima bahan baku berupa gurita ini harus ditangani secara cermat, bersih dengan suhu 50 C. Pada alur proses ini tidak dilakukan pencucian karena air dan es pada penerimaan bahan baku sudah bisa membersihkan sebagian kotoran yang menempel pada Gurita. Saat penerimaan ini, dapat memungkinkan didapatkan 2 keadaan gurita yaitu :a. Gurita SegarGurita masih memiliki organ tubuh yang lengkap
Bau masih segar
Lendir masih banyak pada Gurita dan timbul busa
b. Gurita Tidak Segar
Organ tubuh pada Gurita sudah tidak lengkap lagi
Bau amoniak
Lendir sudah mulai berkurangSlide28
2.
Penimbangan ITujuan dilakukannya penimbangan I yaitu agar dapat mengetahui berat total gurita yang di terima pada penerimaan bahan baku.
Tujuan
penimbangan adalah untuk mengetahui berat total ikan yang datang dari supplier dan menghitung berapa jumlah ikan tiap ukuran dan jenisnya serta sebagai pengawasan hasil sortasi3. SortasiHal tersebut sudah sesuai menurut SNI 01-6941.3-2002 yang menyebutkan bahwa Gurita harus di proses di meja proses dan disortir menurut ukuran dan mutu. Tujuan penyortiran adalah memperoleh Gurita dalam bentuk atau kualitas yang baik dan ukuran yang seragam.Slide29
4. Penimbangan II
Penimbangan II adalah tahapan penimbangan dimana Gurita yang telah disortasi kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan. Tujuan penimbangan II adalah untuk mempermudah pengemasan dan perhitungan produk akhir.
5. Penyusunan
6. Pembekuan Salah satu cara melakukan proses pembekuan ialah dengan menggunakan Air Blast Freezer. Air Blast freezer merupakan sebuah ruangan atau kamar atau terowongan (tunnel). Udara dingin di dalamnya disirkulasikan ke sekitar produk yang dibekukan dengan bantuan pan. 7. Pengemasan dan penyimpanan Pengemasan dilakukan di ruang packing dengan tetap menjaga suhu ruangan. Menurut SNI 01-6941.3-2002 yang mengatakan bahwa untuk membekukan produk maksimum suhu pusat -18OC dalam waktu maksimum 8 jamSlide30
SUMBER
KONTAMINASI
Pada gurita, sumber cemaran dapat berasal dari lingkungan asal bahan. Cemaran yang dapat terjadi menurut SNI 01-6941.1-2002 ialah: Cemaran Mikroba :- Escheria colli, maksimal.- Salmonella- Vibrio cholerae- Vibrio
parahaemolyticus
-
Parasit
,
maks
Cemaran
Kimia :
-
Raksa
(Hg),
-
Timbal
(
Pb
), Slide31
PRINSIP SANITASI
Sanitasi dan higiene dalam suatu perusahaan pengolahan hasil perikanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi baik kualitas maupun kuantitas produk yang dihasilkan. Prosedur sanitasi meliputi :
Sanitasi dan H
ygiene KaryawanSanitasi dan Higiene RuanganSanitasi dan Higiene Bahan BakuSanitasi dan Higiene PeralatanSanitasi dan Hygiene LImbahSlide32
1. Sanitasi dan H
ygiene Karyawan
Adapun sanitasi dasar yang dapat diterapkan untuk karyawan meliputi :
Karyawan diharuskan memakai perlengkapan kerja yang lengkap. Setiap pekerja dalam industri penanganan atau pengolahan hasil perikanan harus memakai pakaian kerja yang bersih dan bekerja dengan tangan yang bersih pula.Karyawan tidak boleh memakai perhiasan misalnya cincin selama bekerja.Karyawan yang sakit tidak boleh masuk kerja karena dikhawatirkan dapat mengkontaminasi produk.Sanitasi personal dari keseluruh karyawan yaitu meliputi kuku, rambut dll.Slide33
2. Sanitasi dan Higiene Ruangan
Untuk mendapatkan produk yang memenuhi syarat maka penentuan lingkungan produksi pada industri pengolahan hasil perikanan harus diperhatikan dan terencana. Adapun sanitasi dan higiene yang umum digunakan meliputi:
Pengaturan lantai pada ruang proses dan wara serta sudut kemiringan.
Lantai dapat berkemiringan 30 terbuat dari bahan yang kedap air, tahan lama dan mudah dibersihkan serta permukaan halus dan rata sehingga air kotor atau kotoran tidak tertinggal.Pertemuan antara dinding dan lantai tidak bersudut dan kedap air.Lapisan dinding dan ketinggianKeadaan langit-langit tidak ada yang pecah atau retak juga tidak ada tonjolan dan warnanya terangPeneranganSlide34
3. Sanitasi dan Higiene Bahan Baku
Sanitasi bahan baku sangat penting karena akan mempengaruhi terhadap produk akhir
sehingga penangan bahan baku perlu dilakukan dengan baik. Salah satu cara melakukan penanganan bahan baku ialah proses pengangkutan bahan baku dengan penambahan es batu sehingga bahan baku tidak cepat mengalami pembusukan. Es yang digunakan untuk proses pengolahan harus dibuat dari air yang bersih dan memenuhi persyaratan air minum yang ditangani dengan persyaratan sanitasi dan higiene, sedapat mungkin kelebihan es tidak digunakan lagi sebab menambah jumlah bakteri.
Saat
pembongkaran
bahan
baku
,
karyawan
yang
melakukan
harus
hati-hati
dan
menggunakan
perlengkapan
yang
lengkap
seperti
sarung
tangan
.Slide35
4. Sanitasi dan Higiene Peralatan
Untuk sanitasi dan higiene peralatan yang kontak langsung dengan produk, diberikan beberapa perlakuan antara lain :
Semua peralatan yang kontak langsung dengan produk seperti pisau, keranjang, inner pan, long pan dan sebagainya, sebelum dan sesudah digunakan
dicuci.Peralatan yang akan digunakan harus segera dibersihkan dan disanitasi/didesinfeksi untuk mencegah kontaminasi silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan sementara, maupun penyajian.Semua meja di dalam ruang proses dilakukan pembersihan dengan air sesudah penggunaannya kemudian dibilas hingga bersih dengan menggunakan air.5 Sanitasi dan Hygiene LImbah Didalam proses pembekuan cumi –cumi maupun gurita dapat menghasilka dua jenis
limbah
yaitu
limbah
limbah
kering
dan
limbah
cair
.
Berikut
penangan
keduanya
:
1)
Limbah
cair
harus
dibuang
melalui
saluran
pembuangan
melalui
tempat
bersih
ke
tempat
kotor
.
2)
Untuk
limbah
kering
diletakkan
dalam
wadah
atau
basket
dan
tidak
boleh
menumpuk
di
ruang
proses
.
Slide36
PERMASALAHAN DALAM PENGOLAHAN CUMI-CUMI DAN GURITA
Saat
penerapan sanitasi masih besar kemungkinan terjadinya ketidak disiplinan karyawan seperti pakaian kerja karyawan tidak layak untuk dipakai untuk proses karena masih kotor dan tidak menggunakan peralatan lengkap atau standar.Pada proses pengolahan masih besar kemungkinan terjadinya kontaminasi silang yang terjadi di perusahaan dan karyawan juga bisa menjadi kontaminan dari produk.Pada
proses
pengolahan
dapat
terjadi
pula
penyalahgunaan
bahan
pendukung
seperti
air
es
batu
.Slide37
SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG TIMBUL
Membiasakan
karyawan untuk mentaati prosedur sanitasi yang diterapkan perusahaan. Selain itu, melakukan pengawasan terhadap hal tersebut.Melatih karyawan agar dapat menjalankan prosedur sanitasi dengan benar. Selain itu dapat dengan penempatan poster-poster mengenai sanitasi
yang
dilakukan
perusahaan
.
Untuk
mencegah
kontaminasi
silang
atau
sekedar
meminimalisir
timbulnya
kontaminasi
dapat
dilakukan
dengan
meningkatkan
fungsi
pengawasan
dan
pengontrolan
terkait
proses
pengolahan
. Hal
ini
dapat
pula
digunakan
sebagai
penanganan
masalah
terkait
penyalahgunaan
bahan
pendukung
.Slide38
FROZEN SEAFOOD (CRAB)
D. KERANGSlide39
PROFIL PRODUK
Shellfish
merupakan
binatang berkulit keras yang hidup di air. Memiliki tubuh yang lunak dengan kulit yang keras pada bagian luar yang berfungsi sebagai pelindung atau di sebut kerang. Kerang
merupakan
kuliner
dan
perikanan
,
sebagian
besar
jenis
kerang
yang
dipanen
dari
lingkungan
air
asin
,
beberapa
jenis
hanya
ditemukan
di air
tawar
.Slide40
Ciri
kerang segar:
Jika
membeli kerang dalam cangkang, pastikan cangkang banyak yang terbuka,ini menunjukkan kerang tersebut masih hidupKalau membeli kerang yang lepas dari kulit cangkangnya pilihlah dagingnya masih padat dan terlihat utuhWarna daging kerang belum berubah dari aslinya , daging
kerang
yang
telah
berubah
warna
menunjukkan
bahwa
kerang
telah
busuk
.
Beraroma
amis
yang
khas
bukan
beraroma
busuk
.Slide41
Kandungan
/ Komposisi Shellfish
Shellfish
banyak mengandung vitamin, yodium dan sodium yang sangat baik untuk pertumbuhan.Kandungan protein kerang hampir sekitar 25,5 gr per 100 gr. Asam amino yang jumlahnya paling tinggi tiap 100 gramnya adalah glutamate 3474 mg, aspartat 2464 mg, lysine 1909 mg, arginin 1864 mg dan leusin 1798. Kerang juga mengandung vitamin B12 yang tinggi sekitar 98.9 mcg/100 mg.Kerang mengandung omega-3 (396 mg /100 gr) dan omega-6 (32 mg /100 gr) yang mampu menurunkan kolesterol
jahat
dan
sangat
baik
untuk
kesehatan
jantung
.
Selain
itu
kerang
juga
kaya
akan
mineral
terutama
besi
(28 mg /100 gr)
dan
selenium (64 mcg/100 gr).Slide42
Cara
Menyimpan Kerang
Kualitas
kerang yang paling baik adalah ketika kondisinya masih hidup saat membeli. Cirinya adalah kerang nampak merespon keadaan sekitar, sebagai respon adanya gangguan dari luar. Ciri yang lain adalah dari bau kerang, jika sudah mati dan tidak segar lagi, baunya akan cenderung tajam dan tidak
enak
.Slide43
SUMBER KONTAMINASI
Kontaminasi pada
kerang
dapat disebabkan oleh adanya bakteri patogen. Bakteri patogen dan kontaminasi pada kerang adalah: 1. Vibrio cholerae2. Shigella spSlide44
genus Vibrio
banyak ditemukan di perairan air tawar
atau
air laut, serta merupakan bakteri patogen dalam budidaya ikan, kerang-kerangan dan udang. Dapat menetap 0,5-1,5 bulan dalam saluran cerna hewan laut.Penyebab : gastroenteritis, pada infeksi yang parah penderita dapat diare 20-30 kali sehariKontaminasi pada makanan : hewan laut seperti kerang, kepiting dan rajungan
.
Spesies
V.cholerae
dan
V.parahaemolyticus
merupakan
sumber
kontaminasi
silang
antara
buah
dan
sayuran
mentah
,
sedangkan
V.vulvinicus
penyebab
infeksi
pada
manusia
.
Vibrio
choleraeSlide45
Shigella sp
merupakan bakteri patogen
di
usus manusia dan primata penyebab disentri basiler. Berbentuk batang gram negatif, menyerupai E.coli, non motil, tumbuh pada 37oC. Penyebab : shigellosis (disentri basiler) Gejala infeksi : mulas, kejang perut, diare bercampur darah dan mukosa, demam sampai dengan 40oC, kadang muntah.Kontaminasi pada makanan : banyak berasal dari air yang dipakai untuk mengolah makanan. Makanan yang sering terkontaminasi adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, es krim, puding, coklat, beberapa jenis ikan salah satu nya tuna, udang, makaroni. Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basiler atau shigellosis yang disebabkan oleh Shigella sp. Shigella spSlide46
PRINSIP SANITASI DAN PROSEDUR
Program sanitasi seafood harus mencakup penanganan sanitasi yang tepat serta menejemen personalia yang baik
.
Pemeriksaan Faktor Kritis pada SanitasiPemeriksaan Proses ProduksiManajemen Personalia Jadwal PembersihanPerlakuan High Hydrostatic Pressure (Hidrostatik Tekanan Tinggi)Penggunaan OzonSlide47
Alasan
dibalik pelaksanaan sanitasi makanan
laut karena makanana laut dapat mengandung zat beracun. Kerang–kerangan yang terkontaminasi kuman atau penyakit selama tahap pengolahan. Kemajuan tekhnologi, dan pembangunan limbah industri ke laut juga menyababkan keracunan bahan makanan ke dalam laut, misalnya penyakit minamata di Jepang. Makanan
laut
dapat
dibagi
menjadi
beberapa
golongan
.
Golongan
hewan
,
misalnya
ikan
dan
kerang
-
kerangan
.
Golongan
tumbuhan
,
misalnya
agar- agar
laut
Golongan
yang
dapat
diternakan
,
misalnya
udang
,
ikan
,
dan
kerang
–
kerangan
.Slide48
Upaya
–upaya yang dapat
dilakukan di dalam pengawasan makanan laut adalah :1. Tempat hidup harus bersih, tidak hanya mengandung E.coli dan bebas dari pencemaranApproved area: E. coli tidak lebih
dari
70/1000 ml air,
terbaik
untuk
dikonsumsi
.
Conditionally
approved area:
sudah
ada
pencemaran
,
karena
penuh
penduduk
,
kandungan
E. coli
lebih
dari
70/100 ml air,
dan
masih
dapat
dikonsumsi
.
2.
Makanan
tidak
boleh
mengandung
bibit
penyakit
dan
zat
beracun
.
Dengan
demikian
,
beberapa
jenis
kerang
-
kerangan
yang
mengandung
racun
dapat
membahayakan
kesehatan
.
3
.
Dalam
pengolahan
bahan
makanan
harus
diperhatikan
kebersihan
dan
sanitasinya
,
terutama
yang
berkaitan
dengan
peralatan
, personal,
dan
sarana
.
4.
Pemasaran
,
tempat,sarana
dan
personal
harus
memenuhi
syaratSlide49
SOLUSI ALTERNATIF
Pemahaman mengenai karakteristik
berbagai jenis ikan
sangat penting untuk dikuasai oleh peritel seafood karena berkaitan dengan mutu produk.Menerapkan prinsip penanganan seafood yang baik. Adapun prinsip 3°C, yaitu "Keep seafood CLEAN, COLD, and handle with CARE" agar mutu dan keamanan produk tetap terjamin. Penjelasan dari prinsip tersebut adalah:1. Clean: lindungi produk terhadap kontaminasi secara terus-menerus.2. Care: hindari produk dari penanganan yang kasar, terjatuh, dan perlukaan. Lindungi produk dari kerusakan kemasan.3. Keep it COLD: mempertahankan rantai pendinginan (cold chain), yaitu dengan: a. Pendinginan yang cepat dan tepat melalui pemberian es dan atau refrigerasi.b. Pembekuan, dibekukan dengan cepat dan lengkap sebelum penyimpanan.c.Menambahkan pelapis permukaan bila sesuai.d.Meminimalkan fluktuasi suhu setelahnya.Slide50
FROZEN SEAFOOD (CRAB)
TIPS-TIPS
FROZEN SEAFOODSlide51
tips dalam
memilih bahan
baku Seafood:1. Aroma masih segar dan lembut. Tidak berbau amis, asam, atau seperti ammonia2. Mata ikan jernih dan sedikit menonjol3. Daging agar keras dan mengkilap, serta insang yang merah cerah. Selain itu,
pastikan
tidak
ada
lendir
di
sekitarnya
.
4.
Warna
fillet
ikan
tidak
pudar
,
gelap
,
atau
kering
5.
Ketika
daging
ditekan
,
akan
segera
kembali
ke
bentuk
semula
6.
Untuk
udang
,
dagingnya
terang
dan
cerah
serta
tanpa
bau
7.
Jika
memiliki
indikator
suhu
pada
kemasannya
,
cek
selalu
untuk
memastikan
penyimpannya
telah
pada
suhu
yang
tepat
.Slide52
tips memilih frozen seafood:
1. Jangan
beli
produk beku yang kemasannya sudah rusak2. Jangan pilih produk beku yang disimpan di atas garis beku atau freezer case3. Jangan pilih kemasan yang telah memiliki kristal es, karena bisa jadi produk tersebut telah disimpan terlalu lama atau mengalami pembekuan kembali. Slide53
SEKIAN
TERIMA KASIHSlide54
Adawyah, R. 2007.
Pengolahan dan Pengawetan Ikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Hulalata
, A., Daisy M.M., dan Rastuti W.P. 2013. Studi Pengolahan Cumi-cumi Asin Kering Dihubungkan dengan Kadar Air dan Tingkat Kesukaan Konsumen. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan
1(2) : 26-34
Moeljanto. 1992.
Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan
. Penebar Swadaya. Jakarta
.
Purnawijayanti, H.A. 2001.
Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan.
Kanisius. Yogyakarta.
Sampul, M.R. 2001.
Variasi Olahan Cumi-cumi
. Gramedia. Jakarta.
SNI 01-6941.1-2002
Suseno, A. 2008.
Diktat Penanganan Hasil Perikanan
. Akademi Perikanan Sidoarjo
REFERENSI