PENDAHULUAN Maksud amp Tujuan Maksud menjamin penyediaan bahan baku jamu bermutu aman dan berkelanjutan Tujuan menjamin ketersediaan ID: 790782
Download The PPT/PDF document "Teknologi Pasca Panen" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.
Slide1
Teknologi Pasca Panen
PENDAHULUAN
Slide2Slide3Slide4Maksud & Tujuan
Maksud :“menjamin
penyediaan bahan baku
jamu
bermutu
, aman dan berkelanjutan” Tujuan :“menjamin ketersediaan bahan baku jamu yang bermutu, dalam jumlah cukup dan berkelanjutan”
Slide5Tahap pengelolaan pasca
panen tanaman obat
meliputi :
pengumpulan
bahan
bakusortasi basahPencucianPenirisanpengubahan bentukPengeringansortasi keringPengemasanpenyimpanan.
Slide6Slide7Bangunan
Kaidah yang
harus dip enuhi
:
menyediakan
ruang
dan
cahaya
yang
cukup
untuk
kemudahan
jalannya
proses
pasca panen
Rancangan dan pengelolaan gedung pasca panen harus dapat mencegah masuknya serangga dan hewan pengerat
mengutamakan
kebersihan
guna
mencegah
terjadinya
kontaminasi
dari
bahan
pencemar
Slide8Peralatan
tidak
beracun
bersifat
inert
mudah
dibersihkan
.
diuji
terlebih
dahulu
sebelum
digunakan
Penjadwalan
perawatan
mesin
secara
berkala
Alat
timbang
ditara
teratur
.
mudah
dibersihkan
,
mudah
digunakan
.
Yang
kontak
langsung
,
dibersihkan
untuk
menghindari
pencemaran
silang
Peralatan
bersihkan
alat
yang
digunakan
untuk
pasca
panen
sebelum
digunakan
untuk
penanganan
bahan
panen
lain
Dipastikan
bersih
&
tidak
koyak
Dapat
melindungi
material
tanaman
yang
akan
diproses
.
Slide10Peralatan apa
saja yang dibutuhkan ?
bak
pencucian
bertingkat
,rak penirisankeranjang pencucianair cucian yang memenuhi
standar
kesehatan
rak
pengering
alat
pengubah
bentuk
(
penyerut, perajang dan
penyerbuk)oven pengeringbahan pengemaslemari penyimpanankotak plastic penyimpananalat pembuat
serbuk
(Grinding mill)
Blower
gunting
,
tambir
,kain hitam,kursi
perjang
meja/alas perajang
,wadah simplisia,vacuum cleaner,ruang
penyimpanan (
gudang)timbangan gantng dan timbangan dudukalat pengepres simplisia label (etiket)
Slide11Sumber Daya Manusia
Slide12Pelatihan
Pelaksana kegiatan
pasca
panen
harus
orang yang telah terlatih dan memiliki kompetensi di
bidang
pasca
panen
yang
dapat
diperoleh
melalui
jalur
pelatihan, mau pun magang.
Pelaksana pasca panen harus orang yang mengetahui identifiksai tanaman, guna mencegah kesalahan dalam
penanganan
pasca
panen
.Pelaksanaan psaca panen harus
menjaga
kebersihan diri
dan lingkungannya guna mencegah
terjadinya
pencemaran bahan simplisia dari mikroba.
Slide13Keamanan :
Pelaksana
pasca panen
mengenakan
pakaian
dan sepatu khusus untuk melindungi tubuh.Pelaksana pasca panen
juga
menggunakan
alat
pelindung
yang
sesuai
seperti
masker,
pelindung
mata, pelindung telinga dan sarung tangan.
Dipastikan untuk melindungi pelaksana pasca panen dari lingkungan yang merusak seperti sughu yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah
,
suara
bising
serta debu atau pun gigitan serangga dan
alergi terhadap
specimen tanaman tertentu
.Dipastikan alat dan perlengkapan yang digunakan
dalam
kegiatan pasca panen terpelihara baik sehingga aman untuk digunakan.
Slide14Kebersihan :
Mencegah terjadinya
kontaminasi
,
terjadi
karena
mikroba atau pun bahan simplisia lain yang tidak dikehendaki.
Dipastikan
tersedianya
fasilitas
kamar
kecil
lengkap
dengan
sabun, tissue dan handuk untuk
memastikan kebersihan diri pelaksana pasca panen.Dipastikan pelaksana pasca panen dalam
kondisi
sehat
.
Bagi
pelaksana pasca panen yang sedang
sakit, memiliki
luka
terbuka atau pun infeksi kulit
sebaiknya
tidak melakukan kegiatan pasca panen.
Slide15JAMU
Pengertian
,
peluang
Slide16Obat Bahan
Alamdikelompokkan
menjadi 3 jenis :
Jamu
obat
herbal
terstandar
fitofarmaka.(Empirical based herbal medicine) obat
bahan
alam
yg
disediakan
scr
tradisional
.
Yg
berisi seluruh bahan tanaman yg
menjadi penyusun dan digunakan secara tradisional.Tdk memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis
,
tetapi
cukup
dengan
bukti empiris saja(Scientific based herbal medicine)
obat
bahan alam
yang disajikan dari ekstrak atau penyaringan
bahan
alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan mahalditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik(Clinical based herbal medicine) dapat disejajarkan dengan
obat modern karena proses pembuatannya telah terstandar serta ditunjang oleh bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia
Slide17Slide18DEFINISI MENURUT BADAN POM
“ obat tradisional adalah
bahan atau ramuan
bahan
yang
berasal
dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun
telah
digunakan
untuk
pengobatan
berdasarkan
pengalaman
. Pengolahan jamu antara lain adalah direbus atau digodok, dikeringkan atau dikonsumsi langsung”
Slide19Jamu adalah obat
tradisional Indonesia.Obat herbal terstandar
adalah sediaan obat bahan
alam
yang
telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi.Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya
secara
ilmiah
dengan
uji
praklinik
dan
uji
klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.DEFINISI MENURUT BADAN POM
Slide20DEFINISI ISTILAH LAIN MENURUT BADAN POM
Obat tradisional dalam
negeri adalah obat tradisional
yang
dibuat
dan
dikemas oleh industri di dalam negeri meliputi obat tradisional tanpa lisensi, obat tradisional lisensi dan obat tradisional kontrak.Obat tradisional lisensi adalah obat tradisional yang dibuat di Indonesia atas dasar lisensi.
Obat
tradisional
kontrak
,
obat
herbal
terstandar
kontrak
dan
fitofarmaka kontrak adalah produk yang pembuatannya dilimpahkan kepada industri obat tradisional lain atau industri farmasi berdasarkan kontrak.Obat tradisional impor adalah obat tradisional yang dibuat oleh industri
di luar negeri, yang dimasukkan dan diedarkan di wilayah Indonesia.
Slide21PELUANG PENGGUNAAN JAMUkesadaran
back to nature. Ketersediaan bahan baku
untuk pembuatan jamu
tradisional
di
Indonesia
cukup melimpah.berpotensi untuk di ekspor.Di Indonesia, industri jamu memiliki asosiasi yang diakui pemerintah sebagai asosiasi bagi pengusaha jamu
dan
obat
bahan
alam
di
Indonesia
yaitu
Gabungan
Pengusaha Jamu dan Obat bahan alam Indonesia (GP Jamu).
Slide22kesadaran back to nature.
Keberadaan jamu tradisional sudah
tidak aneh bagi
masyarakat
Indonesia.
Sejak
jaman dahulu, nenek moyang kita sudah banyak mengkonsumsi jamu tradisional untuk menjaga kesehatan ataupun mengobati penyakit.dengan
kesadaran
back to nature
atau
kembali
ke
alam
,
nampaknya
penggunaan
jamu tradisional yang berbahan baku alam perlu dipertimbangkan dibandingkan dengan obat modern yang berbahan baku kimia.
Slide23Ketersediaan bahan baku
untuk pembuatan jamu
tradisional di Indonesia
cukup
melimpah
.
Hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)Indonesia30.000 spesies
dari
total 40.000
spesies
yang
ada
di
seluruh
dunia
Pemanfaatan
sekitar
180
spesies sebagai bahan
bakusekitar 950 spesies yang berkhasiat sebagai obatindustri jamu tradisional tidak memiliki ketergantungan impor
Slide24Berpotensi untuk di
eksporMenurut data
Gabungan Pengusaha Jamu
dan
Obat
bahan alam Indonesia (GP Jamu), yaitu Malaysia, Korea Selatan, Filipina, Vietnam, Hongkong, Taiwan, Afrika Selatan, Nigeria, Arab Saudi, Timur Tengah, Rusia dan Cile.Ekspor jamu tradisional tersebut sebagian besar masih
dilakukan
oleh
industri
jamu
yang
cukup
besar
.
Slide25Gabungan Pengusaha
Jamu dan Obat
bahan alam Indonesia (GP
Jamu
)
Anggota
GP
Jamu terdiri dari produsen, penyalur dan pengecer.Hingga saat ini GP Jamu menghimpun 908 anggota, yang terdiri dari 75 unit
industri
besar
(
Industri
Obat
bahan
alam
/IOT)
dan
833
industri kecil (Industri Kecil Obat bahan alam/IKOT)
Slide26PEMBAGIAN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL BERDASARKAN PERMENKES NO 006 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI DAN USAHA OBAT TRADISIONAL
Industri
Obat Tradisional yang selanjutnya disebut
IOT
adalah
industri
yang membuat semua bentuk sediaan obat tradisional. Industri Ekstrak Bahan Alam yang selanjutnya disebut IEBA adalah industri yang khusus membuat sediaan
dalam
bentuk
ekstrak
sebagai
produk
akhir
.
Usaha Kecil
Obat Tradisional yang selanjutnya disebut UKOT adalah usaha yang membuat semua bentuk sediaan obat tradisional, kecuali bentuk sediaan tablet dan efervesen
. Usaha Mikro Obat Tradisional yang selanjutnya disebut UMOT adalah usaha yang hanya membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis, cairan obat luar dan rajangan.
Slide27Usaha Jamu Racikan
adalah usaha yang dilakukan oleh
depot jamu atau sejenisnya yang
dimiliki
perorangan
dengan melakukan pencampuran sediaan jadi dan/atau sediaan segar obat tradisional untuk dijajakan langsung kepada konsumen. Usaha Jamu
Gendong
adalah
usaha
yang
dilakukan
oleh
perorangan
dengan
menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan yang dibuat segar dengan tujuan untuk dijajakan langsung kepada konsumen.
PEMBAGIAN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL BERDASARKAN PERMENKES NO 006 TAHUN 2012 TENTANG INDUSTRI DAN USAHA OBAT TRADISIONAL
Slide28PEMBAGIANa. IOT;
dan b. IEBA. a. UKOT;
b. UMOT; c. Usaha Jamu Racikan; dan d. Usaha Jamu
Gendong
.
INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
USAHA OBAT TRADISIONAL
Slide29“Saintifikasi Jamu
”Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
(
Balitbangkes
)
Kementerian Kesehatan, Prof. dr. Agus Purwadianto, SH, M.Si, Sp.FF (K)sebagai wujud
perhatian
dan
dukungan
pemerintah
dalam
penggunaan
dan
pemanfaatan jamu sebagai obat tradisional“Jamu Brand Indonesia” Pres. SBYmengusulkan agar anggaran untuk
pengembangan jamu meningkat dari Rp 5 milyar menjadi Rp 100 milyar pada tahun 2011(Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH)Tindak
lanjut
Slide30Tantangan yang dihadapi dalam
pengembangan jamu
belum terintegrasinya
obat
tradisional
/
jamu dengan pelayanan kesehatan formal karena belum adanya pengakuan dari profesi tenaga kesehatan (dokter, dokter gigi) bahwa jamu aman
(
tidak
toksis
),
berkhasiat
(
efikasi
),
dan
mutunya
terjamin
(standar).lemahnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor terkait.belum adanya standarisasi penyediaan bahan baku (
penanaman, pemanenan, pengolahan paska panen),belum dilaksanakannya standar untuk menjamin mutu, manfaat, dan keamanan.lemahnya data tentang akses obat tradisional yang bermutu, aman, dan efikasi.kurangnya
informasi
terkait
penggunaan
rasional obat tradisional.
Slide31Cara Menghadapi Tantangan
disusunlah suatu
Grand Strategy Pengembangan Jamu oleh
Kementerian
Kesehatan
melalui :1. Penyusunan kebijakan nasional dan kerangka regulasi dalam mengintegrasikan obat tradisional dengan pelayanan kesehatan formal.2. Meningkatkan keamanan,
mutu
,
dan
efikasi
jamu
.
3.
Menjamin
ketersediaan
bahan
baku jamu yg berkualitas.4. Meningkatkan akses thd jamu yang bermutu, aman, dan berkhasiat.5. Penggunaan rasional
obat tradisional/jamu
Slide32Terkait penyusunan regulasi
dalam pengintegrasian obat
tradisional dengan
pelayanan
kesehatan
formal
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Kepmenkes No. 1076 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.Kepmenkes No. 1109 Tahun 2009 tentang Pengobatan Komplementer Alternatif
.
Permenkes
No. 003
Tahun
2010
tentang
Saintifikasi
Jamu
.
Slide33Pengertian Saintifikasi Jamu
“Saintifikasi
Jamu adalah pembuktian
ilmiah
jamu
melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan.”Tujuan :Untuk memberikan landasan ilmiah (evidence based) penggunaan jamu secara empiris
(2)
Mendorong
terbentuknya
jejaring
dokter
/
dokter
gigi
dan
tenaga kesehatan lainnya sebagai peneliti dalam rangka upaya prefentif, promotif, rehabilitatif, dan paliatif terhadap penggunaan
jamu(3) Meningkatnya kegiatan penelitian kualitatif terhadap pasien dengan penggunaan jamu(4) Meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara
luas
baik
untuk
pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan
Slide34Langkah yang ditempuh
dalam rangka memasyarakatkan Saintifikasi
Jamu
dikembangkan
“
Pojok
Jamu” di Puskesmas.pengembangan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) ditingkat rumah tangga untuk pertolongan pertama pada penyakit ringan.diklat kepada
dokter
umum
,
dokter
spesialis
,
dokter
Puskesmas
tentang
pelayanan obat tradisional/jamu.pembinaan produsen jamu tentang Cara Pembuatan Jamu yang Baik (CPJB).pengembangan 12 rumah sakit untuk persiapan
saintifikasi jamu.
Slide3512 rumah sakit tersebut
adalah
RSUP Persahabatan Jakarta,
RS
Kanker
Dharmais
Jakarta, RSAL Mintoharjo Jakarta, RS Dr. Sutomo Surabaya, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RS Orthopedi Solo, RSUP Sanglah Bali, RSUP Adam Malik Medan, RS Dr. Pirngadi Medan,
RS Dr.
Wahidin
Sudirohusodo
Makassar,
RS
Syaiful
Anwar Malang
RSUP
Kandou
Manado
Slide36SIMPLISIA
Slide37PENGERTIAN
ialah
bentuk jamak
dari
kata
simpleks yang berasal dari kata simple, berarti satu atau sederhana
.
Istilah
simplisia
dipakai
untuk
menyebut
bahan-bahan
obat
alam yang masih berada dalam wujud
aslinya atau belum mengalami perubahan bentukDepartemen Kesehatan RI membuat batasan tentang simplisia ialah bahan
alami
yang
digunakan
untuk
obat dan belum mengalami perubahan
proses apapun
, dan kecuali
dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah
dikeringkan
Slide38TIGA GOLONGAN SIMPLISIA
ialah
simplisia yang dapat
berupa
tanaman
utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara
ketiganya
Eksudat
tanaman
adalah
isi
sel
yang
secara
spontan
keluar dari tanaman atau dengan
cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati
lainnya
yang
dengan
cara
tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya
. simplisia
berupa
hewan utuh atau zat-zat
berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murniContoh : minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum).simplisia berupa
bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murniContoh: serbuk seng
dan serbuk tembaga.
Slide39TATA NAMA SIMPLISIA
Secara umum :
nama spesies
Namun
,
beberapa
buku teks tidak menganut sistem penyebutan simplisia seperti yang telah disebutkan di atas.contoh
:
Calami
Rhizome
:
nama
belakang
dari
spesies
(Acorns
calamus
= dlingo) nama bagian tanaman (Rhizome= rimpang).Brugmansia Folia : nama genus dari Brugmansia candirla diikuti
Folia= DaunOleum Arachidis : minyak kacang (Arachis hypogea )tanpa nama bagian tanamanLycopodium : nama spora, hanya ditulis Lycopodium saja.Cera Flava :
nama
lilin
,
tanpa
diikuti nama bagian asalChinae Cortex : menggunakan nama daerah, dari tanaman
Cinchona succiruhra. Nama
daerahnya chinae (kina)
nama bagian tanaman
Piperis
albi FructusContoh :
Slide40Proses pembuatan
simplisia
Dasar pembuatan simplisia
meliputi
beberapa
tahapan sebagai berikut:
Slide41a. Pengumpulan bahan
baku. sangat
menentukan kualitas bahan
baku
.
Faktor
yang paling
berperan dalam tahapan ini adalah masa panen.Berdasarkan garis besar pedoman panen, pengambilan bahan baku tanaman dilakukan sebagai
berikut
:
Slide42Biji :
Pengambilan biji dapat
dilakukan pada saat
mulai
mengeringnya
buah atau sebelum semuanya pecah.
Slide43Buah :
Pengambilan buah tergantung tujuan
dan pemanfaatan kandungan
aktifnya
.
Panen
buah bisa dilakukan saat menjelang masak (misalnya Piper nigruni).setelah benar-benar masak (misalnya adas)dengan cara melihat perubahan
warna
atau
bentuk
buah
yang
bersangkutan
(
misalnya
jeruk
, asam, dan pepaya).
Slide44Bunga :
Pemanenan bunga tergantung dari
tujuan pemanfaatan kandungan
aktifnya
.
Panen
dapat dilakukan pada saat menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup (seperti pada Jasminum sambac, melati), atau saat
bunga
sudah
mulai
mekar
(
misalnya
Rosa
sinensis
,
mawar
).
Slide45Daun atau herba
:Panen daun
atau herba dilakukan
pada
saat
proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk pengambilan
pucuk
daun
,
dianjurkan
dipungut
pada
saat
warna
pucuk daun berubah menjadi daun tua.
Slide46Kulit batang :
Pemanenan kulit batang
hanya dilakukan pada
tanaman
yang
sudah
cukup umur. Saat panen yang paling baik adalah awal musim kemarau.
Slide47Umbi
lapis : Panen
umbi dilakukan pada saat
akhir
pertumbuhan
Rimpang : Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau.Akar : Panen akar
dilakukan
pada
saat
proses
pertumbuhan
berhenti
atau
tanaman sudah cukup umur.
Slide48b. Sortasi basah
ialah pemilahan
hasil panen ketika
tanaman
masih
segar.
Slide49c. Pencucian,
dilakukan untuk membersihkan
kotoran yang melekat, terutama
bahan-bahan
yang
berasal
dari dalam tanah dan yang tercemar pestisida. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Frazier (1978) dilaporkan bahwa untuk pencucian sayuran yang dilakukan sebanyak
satu
kali
akan
menurunkan
jumlah
mikroba
sebanyak
25%.
Namun
,
pencucian yang dilakukan sebanyak tiga kali hanya akan menurunkan mikroba sebesar 58%.
Slide50d. Pengubahan bentuk.
Pada dasarnya
tujuan pengubahan bentuk
simplisia
adalah
untuk memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka proses pengeringan baku akan semakin cepat.
Slide51e. Pengeringan
Tujuan utama proses pengeringan
simplisia ialah:1.
Menurunkan
kadar
air
sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri.2. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan
zat
aktif
.
3.
Memudahkan
dalam
hal
pengelolaan
proses
selanjutnya (ringkas,mudah disimpan, tahan lama).
Slide52f. Sortasi kering
adalah pemilihan
bahan setelah mengalami
proses
pengeringan
.
Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong, bahan yang rusak akibat terlindas roda kendaraan (misalnya dikeringkan di tepi jalan raya
),
atau
dibersihkan
dari
kotoran
hewan
.
Slide53g. Pengepakan dan
penyimpanan. Setelah
tahap pengeringan dan
sortasi
kering
selesai maka simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan lainnya. Selanjutnya
,
wadah-wadah
yang
berisi
simplisia
disimpan
dalam
rak
pada
gudang penyimpanan.
Slide54faktor-faktor yang mempengaruhi
pengepakan dan penyimpanan simplisia
1. Cahaya
2. Oksigen atau sirkulasi udara
3. Reaksi kimia yang terjadi antara kandungan aktif tanaman dengan
wadah
4.
Penyerapan air5. Kemungkinan terjadinya proses dehidrasi6. Pengotoran dan atau pencemaran, baik yang diakibatkan oleh serangga, kapang, bulu-bulu tikus atau binatang lain.
Slide55persyaratan wadah vang
akan digunakan sebagai
pembungkus simplisia
1.
Harus
inert,
artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan lain2. Tidak beracun bagi bahan simplisia dan bagi manusia yang menanganinya
3.
Mampu
melindungi
bahan
simplisia
dari
cemaran
mikroba
, kotoran, dan serangga4. Mampu melindungi bahan simplisia dari penguapan kandungan aktif5. Mampu melindungi bahan simplisia dari pengaruh cahaya, oksigen, dan uap air
Slide56