/
Fungsi Vocational Education and Training Fungsi Vocational Education and Training

Fungsi Vocational Education and Training - PowerPoint Presentation

myesha-ticknor
myesha-ticknor . @myesha-ticknor
Follow
417 views
Uploaded On 2017-07-08

Fungsi Vocational Education and Training - PPT Presentation

pengangguran bagi pemuda dan bagaimana memperoleh pekerjaan bagi kaum tua pengurangan beban bagi sistem pendidikan tinggi penarikan ID: 567849

yang dan dengan pendidikan dan yang pendidikan dengan kerja siswa kejuruan kebiasaan tidak sekolah bekerja dunia pada smk jika saya harus efektif

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download Presentation The PPT/PDF document "Fungsi Vocational Education and Training" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

Fungsi Vocational Education and Training

pengangguran bagi pemuda dan bagaimana memperoleh pekerjaan bagi kaum tua; pengurangan beban bagi sistem pendidikan tinggi; penarikan investasi luar negeri; penjaminan peningkatan penghasilan dan pekerjaan; pengurangan kesenjangan penghasilan antara kelompok kaya dan kaum miskin (Gill, Dar, & Fluitman: 2000:1). Slide2

Paradigma PendidikanParadigma pendidikan mekanik-reduksionisme, dan determinasiParadigma ini mereduksi makna pendidikan menjadi sekolah.Pendidikan merupakan unit-unit kausalitas yang bersifat linier.Paradigma pendidikan organikPendidikan sebagai proses kulturalPendidikan terjadi di keluarga, masyarakat, sekolah (Ki Hajar Dewantara)

Sekolah sebagai bagian dari pendidikan.Slide3

Paradigma PendidikanSlide4

Interaksi

Spiral Individu Siswa keluarga

RT/RW/DUSUN

Desa

Kecamatan

kabupaten

/

kota

Propinsi

NASIONAL

DUNIA

Kualitas

Pendidikan

Kualitas

Ragam

Lingkungan

Kuantitas

&

Kualitas

Interaksi

Dukungan Perkembangan IPTEKS

Regional

Global

SMKSlide5

Orientasi pendidikan organik adalah learning:Belajar Mengetahui (Learning to Know)Belajar Bekerja (Learning to Do)Belajar menjadi Diri Sendiri (Learning to Be).Belajar hidup Bersama (Learning to live together)Slide6

Membangun karakter:Karakter tidak bisa diajarkanKarakter Bisa ditularkanIntensitas penularan antar penular dan tertular menentukanDiperlukan lingkungan penularan yang terkondisiSlide7

Payung Know/Do/Be

BEDOKNOWNORMATIFADAPTIFPRODUKTIFInsan ProduktifSlide8

ContohKDKNOWDOBE

Mengidentifikasi pengaruh Positif dan Negatif dari Teknologi Telephon Genggam (HP)Pengaruh Positif dan Negatif dari Teknologi Telephon GenggamMeng-identifikasiSiswa mampu membuat keputusan penilaian nilai POSITIF apa dan nilai NEGATIF apa dari teknologi HP sehingga mereka dapat memanfaatkan teknologi HP dengan baik dan benarSlide9

Pendidikan sebagai Proses PemberdayaanKemampuan mempengaruhi orang lain

untuk melepaskan kekuatan dan potensi yang mereka miliki yang memberikan dampak bagi kebaikan ekstra/lebih besar. (Blanchard)Pemberdayaan adalah proses melepaskan kekuatan yang ada di dalam diri setiap orang (pengetahuan, pengalaman

,

motivasi

)

dan

mengarahkan

kekuatan

tersebut

untuk

mencapai

hasil-hasil

positif bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan. Slide10

Pendidikan sebagai Proses PemberdayaanPemberdayaan membutuhkan pergeseran sikap yang ekstrem. Tempat

terpenting dimana pergeseran ini harus terjadi adalah di HATI setiap peserta didikPemberdayaan adalah hasil dari Budaya Belajar yang membebaskan Pengetahuan, Pengalaman, dan Motivasi yang ada di setiap orangSlide11

KEKUATAN PemberdayaanSEKOLAHPERUSAHAANLAMAGuru : saya

harus menyampaikan apa agar siswa saya mendapatkan nilai bagus?Apa yang bos saya ingin saya lakukan?BARUSiswa: Apa yang ingin saya pelajari dari kelas ini?Bagaimana saya tahu kalau saya sudah mempelajari sesuatu yang

berguna

?

Apa

yang

harus

saya

lakukan

untuk

membantu

perusahaan

saya mencapai

kesuksesan?Slide12

TIGA PemberdayaanBerbagi InformasiMenetapkan batasan-batasanMengganti Birokrasi lama dengan Individu dan Tim yang mandiri.Slide13

KARAKTERISKTIK PENDIDIKAN KEJURUANMempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerjaDidasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven”Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerjaKesuksesan siswa pada “Hands-On” atau performa dunia kerja

Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan Kunci Sukses Pendidikan KejuruanResponsif dan antisipatif terhadap kemajuan TeknologiSlide14

KARAKTERISKTIK PENDIDIKAN KEJURUANLearning By Doing dan Hands On ExperienceMembutuhkan pasilitas Mutakhir untuk praktekMemerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari pendidikan umumSlide15

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KEJURUAN (Charles Prosser)Efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti bekerjaEfektif jika tugas-tugas diklat dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu.Efektif jika

melatih kebiasaan berpikir dan bekerja seperti di DuDiEfektif jika setiap individu memodali minatnya, pengetahuan dan ketrampilannya pada tingkat yang paling tinggiEfektif untuk setiap profesi, jabatan, pekerjaan untuk setiap orang yang menginginkan dan memerlukan dan dapat untungSlide16

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KEJURUAN (Charles Prosser)Efektif jika diklat membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir yang benar diulang sehingga sesuai/cocok dengan pekerjaanEfektif jika GURUnya mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan kompetensi pada operasi dan proses kerja yang telah dilakukan.Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia dapat bekerja pada jabatan tersebutPendidikan Kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar / tanda-tanda pasarPembiasaan efektif pada siswa tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan nyata sarat nilaiSlide17

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KEJURUAN (Charles Prosser)Isi diklat merupakan okupasi pengalaman para ahliSetiap okupasi mempunyai ciri-ciri isi (Body of content) yang berbeda-beda satu dengan lainnyaSebagai layanan sosial efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memerlukanPendidikan Kejuruan efisien jika metoda pengajarannya mempertimbangkan sifat-sifat peserta didikPembiasaan efektif pada siswa tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan nyata sarat nilaiSlide18

PERMASALAHAN PENDIDIKAN KEJURUAN SUPPLY DrivenTotalitas pendidikan kejuruan (penyusun kurikulum, pelaksana pembelajaran, penilaian dilakukan secara sepihak hanya oleh para pelaku pendidikan, kurang memiliki wawasan dunia kerja karena tidak memiliki pengalaman kerja di DuDi Slide19

PERMASALAHAN PENDIDIKAN KEJURUAN SCHOLL Based ProgramSeluruh kegiatan pendidikan dilakukan di sekolah, 38 jam pelajaran per minggu, setiap hari rata-rata belajar mulai pukul 07.00 s/d 13.30. Sekolah berusaha melengkapi dan memodernisasi perlatan praktek kejuruan dengan maksud menghasilkan tamatan yang berkualitas profesional dan siap pakai, Secara teoritis tidak mungkin, pemborosan. Selengkap dan semodern apapun fasilitas kejuruan yang ada di sekolah, kegiatan PBM tetap bersifat simulasi (tiruan) tidak mencapai kualitas profesional.Slide20

PERMASALAHAN PENDIDIKAN KEJURUAN Dunia Sekolah jauh berbeda dengan dunia IndustriSiswa SMK terbiasa santai dengan jam belajar dan bekerja sedikit, padahal di industri harus bekerja keras dengan jam rata-rata 40 jam per mingguTamatan SMK kurang memiliki kepedulian dan keterkaitan dengan mutu, karena sekolah kurang mengajarkan resiko kerugian atas kegagalan, sedangkan industri kegagalan adalah kerugian yang harus ditanggung oleh pekerja

Di SMK pertanian misalnya kegiatan kehlian dilaksanakan pagi, sore, atau malam (mengawinkan ikan, memerah susu, dsb.)Slide21

PERMASALAHAN PEMBELAJARANdi SMK Kebiasaan Belajar-Mengajar di Sekolah terkonsepsi sebagai ” DUNIA-SEKOLAH” jauh dari kebiasaan “Dunia Industri” Cendrung melaksanakan “Pendidikan demi Pendidikan

”Kurang memahami Pasar, Wawasan Mutu, Wawasan Keunggulan, PersainganSlide22

KEBIASAAN-KEBIASAAN SALAH di SMK Diklat dasar kompetensi kejuruan tidak diajarkan secara mendasar.Kesalahan diterima dan dimaafkan sebagai suatu kewajaranMutu hasil kerja dibiarkan apa adanya tanpa standar mutu

Guru yang lemah mutunya ditugaskan mengajar di tingkat XAlat yang sudah tua, tidak standar dipakai oleh siswa tingkat XSlide23

KEBIASAAN-KEBIASAAN SALAH di SMK Kebiasaan salah Tingkat awal mutu tidak penting. Padahal untuk mendapat hasil pendidikan yang bermutu harus diawali dengan dasar yang kuat dan benarDalam praktek siswa dibiarkan bekerja dengan cara yang salahTidak mengikuti langkah, posisi tubuh dan gerak yang benar. Padahal kualitas teknis dan produktivitas kerja sangat ditentukan oleh cara kerja yang benar

Membiarkan siswa bekerja di lantai bukan di tempat kerjaMembiarkan siswa menggunakan peralatan tidak sesuai dengan fungsi dan tempatnyaSlide24

KEBIASAAN-KEBIASAAN SALAH di SMK Membiarkan siswa dengan mutu hasil kerja asal jadi. Hanya formalitas telah mengerjakan tanpa standar mutu. Guru memberi angka :”Angka Guru” tidak ada hubungannya dengan standar mutu dunia kerja.Siswa tidak peduli dengan “Sense of Quality” dan “Sense of added Value”

Kegiatan Prektaek tidak mengikuti prinsip belajar Tuntas “Mastery Learning”Siswa bekerja tanpa bimbingan dan pengawasan guruSiswa bekerja tanpa persyaratan Keselamatan Kerja, tidak bertanggung jawabSlide25

KEBIASAAN-KEBIASAAN SALAH di SMK Siswa bekerja tanpa lembar kerja.Guru berada di sekolah hanya pada jam-jam mengajar saja.Menjadi Guru Provinsi atau KabupatenMenggunakan waktu belajar hanya untuk catat mencatatSMK kurang memiliki wawasan Ekonomi. Mesin rendah waktu pemakaiannya.

Kurang etos kerja