/
Siapa bilang seorang tuna netra tidak dapat melihat lagi?? Dengan kecanggihan teknologi Siapa bilang seorang tuna netra tidak dapat melihat lagi?? Dengan kecanggihan teknologi

Siapa bilang seorang tuna netra tidak dapat melihat lagi?? Dengan kecanggihan teknologi - PowerPoint Presentation

rouperli
rouperli . @rouperli
Follow
345 views
Uploaded On 2020-08-03

Siapa bilang seorang tuna netra tidak dapat melihat lagi?? Dengan kecanggihan teknologi - PPT Presentation

ID: 796285

dapat yang alat pada yang dapat pada alat sebuah piksel jernigan tidak melihat pengguna dalam ini informasi untuk itu

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download The PPT/PDF document "Siapa bilang seorang tuna netra tidak da..." is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

Siapa bilang seorang tuna netra tidak dapat melihat lagi?? Dengan kecanggihan teknologi yang berkembang pesat, seorang tuna netra pun dapat melihat lagi, walaupun tidak dapat melihat selayaknya orang normal.Kopral Michael Jernigan, adalah seorang veteran yang matanya buta setelah kejadian saat dia berpatroli di Irak. Selama lima tahun Jernigan hidup dalam kegelapan. Namun, setelah diperkenalkan oleh sebuah alat yang bernama Brain Port, Jernigan bisa dibilang dapat melihat kembali.Alat bantu ini bekerja dengan konsep bahwa indra perasa dapat menggantikan indra penglihatan. Sebuah alat segi empat kecil pipih sebesar satu inci itu diletakkan pengguna pada lidahnya. Ketika menggunakan alat ini di dalam mulutnya, pengguna tidak dapat makan ataupun bicara, karena itu, pengguna menyebutnya permen loli. Dalam alat bantu tersebut terdapat sensor yang memungkinkan penggunanya mengidentifikasikan sebuah obyek dan mengetahui bentuknya. Jernigan menjelaskan bahwa yang diproses adalah impuls listrik yang terdapat pada lidahnyadan dia menggunakan bagian otaknya seperti korteks penglihatan, yang selama ini tidak aktif untuk beberapa waktu, untuk memproses informasi tersebut.Pada BrainPort, kamera yang dijepitkan pada kepala berfungsi sebagai “mata” untuk mengumpulkan informasi visual berupa piksel putih, abu-abu, dan hitam. Sebuah komputer menerjemahkan informasi itu menjadi impuls listrik ringan yang dikirimkan ke serangkaian elektroda yang dipasang pada permukaan lidah pengguna. Getaran keras pada lidah merepresentasikan piksel putih, vibrasi sedang mewakili piksel kelabu, dan piksel hitam sama sekali tak menghasilkan getaran.Meski BrainPort bu