/
Rita Tri  Yusnita, SE., MM. Rita Tri  Yusnita, SE., MM.

Rita Tri Yusnita, SE., MM. - PowerPoint Presentation

test
test . @test
Follow
353 views
Uploaded On 2018-09-18

Rita Tri Yusnita, SE., MM. - PPT Presentation

Pertemuan 7 ANALISIS SAHAM Tujuan Investasi Saham Tujuan Investasi Saham Capital Gain selisih positif antara harga jual dan harga beli saham Dividen Tunai Tujuan Investasi Saham Keuntungan Jangka Pendek ID: 669183

yang saham dan harga saham yang harga dan investor atau adalah return laba investasi tahun dapat jenis hari estimasi maka tunai pada

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download Presentation The PPT/PDF document "Rita Tri Yusnita, SE., MM." is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

Rita Tri Yusnita, SE., MM.

Pertemuan

7

ANALISIS SAHAMSlide2

Tujuan Investasi Saham

Tujuan Investasi Saham:

Capital Gain

; selisih positif antara harga jual dan harga beli saham

Dividen Tunai

Tujuan Investasi Saham:

Keuntungan Jangka Pendek

 para spekulator atau

day

trader

(membeli pada pagi hari dan segera menjual saat harga naik pada hari yang sama atau dalam beberapa hari berikutnya)

Keuntungan Jangka Panjang

 disimpan dan dijual setelah beberapa bulanSlide3

Tujuan Investasi

Tujuan Investasi jangka pendek atau jangka panjang memiliki konsekuensi pada pemilihan analisis yang berbeda

Tujuan Investasi jangka panjang sangat cocok menggunakan

analisis fundamental

Tujuan Investasi jangka pendek lebih tepat menggunakan

analisis

teknikalSlide4

Tipe Investor

Dilihat dari kesediaannya menanggung risiko investasi, terdapat 3 (tiga) kelompok / tipe:

Risk

Taker

; investor yang berani mengambil risiko, disebut pula

risk

lover

atau

risk

seeker

Risk

Moderate

atau

Moderate

Investor /

indifference

investor

; investor yang dikatakan takut tidak, berani pun tidak.

Risk

Averter

atau

Risk

Aversion

; investor yang takut atau enggan menanggung

resikoSlide5

Pemilihan Jenis Saham

Pemilihan jenis saham untuk investasi berkaitan erat dengan tipe investor

Risk

Taker

lebih memilih saham yang memiliki

return

tinggi sekaligus berisiko tinggi, atau saham yang memiliki tingkat beta saham yang tinggi

Risk

Averter

akan memilih saham dengan beta saham rendah, dan

menomorduakan

besaran

return

Risk

Moderate

akan memilih perimbangan antara

return

dan risiko.

Beta Saham

digunakan sebagai tolok ukur risiko dari suatu jenis saham dibandingkan dengan risiko pasar

Risiko pasar digunakan sebagai acuan pembanding

Beta pasar sama dengan 1Slide6

Pemilihan Jenis Saham

Jika hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI naik 0,5% dan jenis saham “AA” naik 1,5%, berarti beta saham “AA” adalah 3, yaitu 1,5 : 0,5

Jika IHSG naik dan jenis saham “AA” naik, maka dapat dikatakan bahwa saham memiliki korelasi positif terhadap perubahan pasar

Jika IHSG naik dan jenis saham “BB” turun, maka saham “BB” berkorelasi negatif terhadap IHSG atau perubahan pasarSlide7

Pemilihan Jenis Saham

Siklus Ekonomi dapat mempengaruhi pemilihan saham

Ketika kondisi ekonomi dalam siklus krisis, resesi, atau depresi, investor akan lebih memilih jenis saham dari perusahaan yang menghasilkan produk tidak tahan lama (

nondurable

goods

), seperti makanan dan minuman, farmasi, rokok, dan barang2 kebutuhan sehari-hari.Slide8

Pemilihan Jenis Saham

Likuiditas perdagangan dapat mempengaruhi investor dalam memilih jenis saham

Semua investor menyukai jenis saham yang diperdagangkan setiap hari

Tetapi tidak semua investor menyukai jenis saham yang jarang diperdagangkan

Seorang spekulator lebih menyenangi jenis saham yang setiap hari diperdagangkan

Sedangkan

“investor yang sebenarnya”

tidak menolak jenis saham yang tidak setiap hari diperdagangkanSlide9

Estimasi Harga Saham

Pergerakan harga saham setiap detik selalu dipelajari oleh para

day

trader

(spekulator) yang berdagang dengan cara beli pagi hari dan jual sore hari, atau jual pagi hari dan beli sore hari.

Day

trader

banyak menggunakan analisis teknis /

teknikal

untuk mempelajari pergerakan harga saham dari menit ke menit dan dari hari ke hari, sehingga menemukan suatu pola pergerakan harga pasar.

Model-model analisis teknis sudah banyak dijumpai serta sudah terprogram dalam komputer informasi yang pada umumnya disediakan oleh kantor broker efek, sehingga investor tinggal mempelajarinya saja.Slide10

Estimasi Harga Saham

Analisis teknis cocok digunakan dalam keadaan ekonomi relatif stabil

Jika kondisi ekonomi sedang bergejolak, analisis teknis rawan melakukan kesalahan estimasi, karena pergerakan harga tidak dipengaruhi harga masa lalu, tetapi oleh faktor mikro atau makro yang tidak dapat diprediksi, sehingga dalam kondisi seperti ini analisis fundamental lebih dibutuhkan untuk

mengestimasi

pergerakan harga saham.

Meskipun faktor mikro dan makro

unpredictable

, tetapi analisis fundamental dapat membantu estimasi.Slide11

Estimasi Harga Saham

Beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk

mengestimasi

harga saham:

Price

Earning

Rasio (PER)

Price

Book

Value

Rasio (PBR)

Price

Dividend

Rasio (PDR)

Dividend

Discounted

ModelSlide12

Price Earnings

Ratio

Dimana

:

P =

Price

atau harga saham estimasi

E =

Earnings

per

share

(EPS)

= laba per lembar saham estimasi

R =

Ratio

atau

multiplier

estimasi

 Slide13

Price Earnings

Ratio

Ratio

(R) menyatakan berapa kali EPS modal itu dapat kembali. Perhitungan R dapat dilakukan dengan 2 cara;

R

teoritis

R aktual

 Slide14

Penghitungan

R Teoritis

Seorang Investor “A” mengharapkan

Return

12,5% per tahun pada investasi yang ia lakukan di Perusahaan “X”, yang berarti modal akan kembali setelah 8 tahun, didapat dari perhitungan 100/12,5 = 8.

Ini berarti PER (R) di perusahaan “X” adalah 8

Misalkan Laba per saham (E) Perusahaan “X” adalah Rp 500. Berapa modal yang dibutuhkan untuk membeli saham?

P = E x R

= Rp 500 x 8

= Rp 4.000Slide15

Penghitungan R Teoritis

Seorang Investor “B” mengharapkan

Return

5% per tahun pada investasi yang ia lakukan di Perusahaan “X”, yang berarti modal akan kembali setelah 20 tahun, didapat dari perhitungan 100/5 = 20.

Ini berarti PER (R) di perusahaan “X” adalah 20

Misalkan Laba per saham Perusahaan “X” adalah Rp 500. Berapa modal yang dibutuhkan untuk membeli saham?

P = E x R

= Rp 500 x 20

= Rp 10.000Slide16

Investor A dan B dalam contoh tersebut mengharapkan tingkat

return

yang berbeda, karena:

Investor A menilai Perusahaan “X”

tsb

mempunyai risiko investasi besar, sehingga mengharapkan

return

yang besar pula, yaitu 12,5%.

Sedangkan Investor B menilai perusahaan “X”

tsb

mempunyai risiko investasi kecil, maka

return

yang diharapkannya pun kecil, hanya 5%.

R (

Ratio

=> Risiko) adalah kebalikan

Return

. Jika

Expected

Return

dinyatakan dengan k, maka:

k adalah

cost of capital  minimum rate of return / expected return Slide17

Expected

Return

(k) dapat ditetapkan oleh setiap investor dengan cara:

Intuitif

, yaitu berdasarkan pengalaman dan keberanian

Keputusan investasi saham akan diambil jika

Expected

Return

berada “X%” di atas tingkat deposito. Besarnya “X%” dapat 3% atau 5% atau 10%, tergantung penilaian risiko saham dari pengalaman investor.

Rasional

, menggunakan penghitungan secara ilmiah, contohnya menggunakan CAPM (

Capital

Assets

Pricing

Model

)

Rumus CAPM

E (Ri) adalah Expected Return

Setiap investor akan berbeda dalam menetapkan

Risk Free (Rf), market return (Rm) dan Beta () Slide18

Misalkan

Rf

= 2%,

market

return

= 4%, dan beta = 1,50

Maka:

= 0,02 + 1,5 (0,04 – 0,02) = 0,05

Nilai

= k

Jika diketahui E = Rp 500 dan k = 0,05, maka

10.000

Rumus

tsb

hanya berlaku untuk laba per saham yang stabil.

 Slide19

Penghitungan R

Aktual

R aktual dapat dihitung dengan mudah asalkan 2 (dua) unsur lainnya sudah diketahui dari rumus PER

Harga aktual (P aktual)

Laba per saham aktual (E aktual)

Dimana

:

= rasio aktual masa lalu

= harga aktual masa lalu

= laba per saham masa lalu

 Slide20

Price

Book

Value

Ratio

Price

Book

Value

Rasio

(PBR) adalah suatu metode estimasi harga saham yang menggunakan variabel nilai buku per saham (

book

value

per

share

) dan suatu rasio atau

multiplier

.

Dimana

:

P = harga estimasi saham B = nilai buku per sahamR = Rasio atau multiplier Slide21

Contoh:

Berapakah estimasi harga saham saat ini, jika diketahui data terakhir nilai buku per saham akhir tahun lalu adalah Rp 1.500 dan Rasio aktual sebesar

1,5

= Rp 1.500 x 1,5

= Rp 2.250

 Slide22

Price

Dividend

Ratio

Price

Dividend

Rasio

(PDR) adalah metode estimasi harga saham yang didasarkan pada variabel dividen tunai dan tingkat risiko.

P = estimasi harga saham

D = Dividen tunai

R = Rasio = tingkat risiko =

multiplier

PDR jarang digunakan karena dividen tunai tidak selalu berarti perusahaan mendapat laba.

Dividen tunai dapat dibagikan meskipun pada tahun

tsb

perusahaan menderita kerugian, karena dividen tunai dapat diambil dari sisa laba tahun-tahun sebelumnya (laba ditahan)

 Slide23

Dividend

Discounted

Model

Dividend

Discounted

Model (DDM)

merupakan model perhitungan harga saham yang dilakukan dengan cara menilai tunai semua

cash

flow

yang akan diterima di masa mendatang.

Cash

flow

di sini adalah dividen tunai yang akan diterima setiap tahun dan harga saham terakhir pada saat akan dijual (

terminal

value

).

Misalkan: Seorang Investor berencana melakukan investasi saham selama 1 tahun, maka rumus

Present Value – nya adalah: Slide24

Dividend

Discounted

Model

Apabila rencana investasi saham adalah selama 2 tahun, maka rumus

Present

Value

nya

adalah:

 Slide25

Contoh:

Dividen tunai setiap tahun adalah Rp 500 dan harga saham sekarang adalah Rp 10.000. Pada tahun kedua diperkirakan harga saham di pasar akan menjadi Rp 12.000, sementara

return

yang diharapkan adalah 8%. Berapa nilai saham sekarang? Apakah investor jadi membeli?

Karena nilai saham lebih tinggi (Rp 11.180) daripada harga saham (Rp 10.000), maka saham tersebut layak beli.

 Slide26

Karena nilai saham lebih tinggi (Rp 11.180) daripada harga saham (Rp 10.000), maka saham tersebut layak beli.

Keputusan tersebut mungkin benar, jika dugaan harga pasar pada tahun kedua sebesar Rp 12.000 menjadi kenyataan.

Harga pasar pada tahun kedua dapat ditaksir secara intuitif atau melalui analisis PER.

Jika

Earnings

(E) yang dibagikan sebagai dividen tunai (D) hanya sebagian, berarti ada sebagian lagi yang ditahan sebagai laba ditahan (b)

Jika

Dividend

Payout

Ratio

40% , berarti porsi laba ditahan atau

plowback

ratio

adalah 60%

Laba ditahan yang digunakan untuk reinvestasi akan dapat meningkatkan ROE.Slide27

Misalkan dividen tunai yang dibayarkan adalah 40%, laba ditahan 60%, laba per saham Rp 500, dan

Return

on

Equity (ROE) sebesar 8%, maka rumus penghitungan nilai saham V0 adalah:

atau

Dimana

:

Vo

= nilai estimasi saham

D1 = dividen tunai atau E(1-b)

E = laba per saham =

Earnings

per

share

b = rasio laba ditahan (

plowback

ratio

)

g = pertumbuhan laba per saham ( b x ROE)

 Slide28

Mengambil contoh kasus sebelumnya (

Slide

25)

Karena ada reinvestasi (

plowback

ratio

) 60% (yaitu dinotasikan dengan b), maka pertumbuhan

earnings

(g) adalah:

g = b x ROE = 0,6 x 0,08 = 0,048

Dan

expected

return

(k) sebesar 5%, maka:

= 100.000

= 104.800

 Slide29