Oleh Dr Ir Herien Puspitawati MSc MSc Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor Peran Keluarga dalam Mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas ID: 668922
Download Presentation The PPT/PDF document "BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RES..." is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.
Slide1
BAB 12
INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Oleh:Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.Sc.
Departemen
Ilmu
Keluarga
dan
Konsumen
Fakultas
Ekologi
Manusia
Institut
Pertanian
BogorSlide2
Peran Keluarga dalam Mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERSlide3
Peran Keluarga dalam Mewujudkan Sumberdaya Manusia Berkualitas
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Hubungan perkawinan,
pengasuhan dan
perkembangan
anak
.
(
Ilustrasi
Santrock 2009, hal. 418).
Hubungan Perkawinan
Pengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
AnakSlide4
Harapan gender dalam perkawinan dan pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165):
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Hubungan PerkawinanPengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
Anak
perempuan seperti
halnya anak laki-laki, harus dilatih menurut
kemampuannya
untuk
meningkatkan
kualitas
pekerjaan
atau
karir
yang
secara
sosial
berguna
.
Sangat
penting
bagi
perempuan
untuk
mencapai
manfaat
(
rewards
)
secara
ekonomi
,
sosial
dan
psikologi
dari
tempat
bekerja
yang
sejak
dulu
disediakan
bagi
laki-laki
.
Sangat
penting
bagi
masyarakat
untuk
menjamin
bahwa
setiap
orang
harus
mendapat
pendidikan
yang
baik
,
dan
dapat
berkontribusi
dalam
pekerjaan
di
sepanjang
hidupnya
.
Orang
muda
harus
tumbuh
dan
berkembang
dengan
harapan
akan
menikah
,
diusahakan
hanya
sekali
sepanjang
hidupnya
(
tidak
bercerai
),
dan
kemudian
mempunyai
anak-anak
.
Melaksanakan
fungsi
reproduksi
merupakan
landasan
tujuan
hidup
,
dan
perkawinan
merupakan
instrumental
untuk
menuju
kesuksesan
. Slide5
Harapan gender dalam perkawinan dan pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165):
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Hubungan PerkawinanPengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
Orang
muda harus
didorong untuk menunda perkawinan dengan
umur
rata-rata
menikah
di
akhir
umur
20
atau
awal
30an,
namun
batasan
‘biological clock’
bagi
perempuan
harus
menjadi
pertimbangan
yang
serius
.
Berdasarkan
perspektif
peningkatan
kehidupan
keluarga
,
pernikahan
yang
terlambat
meningkatkan
individualisme
pada
individu
dan
menurunkan
tingkat
kepedulian
dan
kewajiban
pada
keluarga
,
sehingga
membuat
transisi
perkawinan
ke
pengasuhan
anak
menjadi
lebih
sulit
.
Segera
setelah
anak-anak
lahir
,
istri
harus
didorong
untuk
mengasuh
anak
dengan
intensif
sedikitnya
satu
sampai
18
bulan
umur
anaknya
.
Alasannya
adalah
bahwa
anak
yang
diasuh
oleh
ibunya
akan
jauh
lebih
baik
dibandingkan
jika
anak
tidak
diasuh
oleh
ibunya
.Slide6
Harapan gender dalam perkawinan dan pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165):
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Hubungan PerkawinanPengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
Ibu
adalah
pengasuh utama bayi, bukan ayah, namun ayah
harus
aktif
membantu
ibu
dalam
melakukan
bonding
pada
masa
bayi
,
sekaligus
membantu
peran
ibu
dalam
memelihara
dan
mengasuh
anak
. Ayah
harus
mengalokasikan
lebih
banyak
waktu
untuk
membantu
pekerjaan
domestik
dibandingkan
dengan
masa
ayahnya
dulu
.
Harus
ada
keseimbangan
peran
antara
laki-laki
dan
perempuan
dalam
pekerjaan
domestik
dan
publik
(paid-work)
sepanjang
siklus
kehidupan
. Di
umur
yang
semakin
tua
,
terjadi
pertukaran
beberapa
peran
yang
diduga
adanya
perubahan
hormon
yang
membuat
perempuan
semakin
mempunyai
orientasi
bekerja
dan
laki-laki
menjadi
semakin
membantu
pekerjaan
domestik
.Slide7
Harapan gender dalam perkawinan dan pengasuhan (Kimmel & Aronson 2000:163-165):
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Hubungan PerkawinanPengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
Ibu
adalah
pengasuh utama bayi, bukan ayah, namun ayah
harus
aktif
membantu
ibu
dalam
melakukan
bonding
pada
masa
bayi
,
sekaligus
membantu
peran
ibu
dalam
memelihara
dan
mengasuh
anak
. Ayah
harus
mengalokasikan
lebih
banyak
waktu
untuk
membantu
pekerjaan
domestik
dibandingkan
dengan
masa
ayahnya
dulu
.
Harus
ada
keseimbangan
peran
antara
laki-laki
dan
perempuan
dalam
pekerjaan
domestik
dan
publik
(paid-work)
sepanjang
siklus
kehidupan
. Di
umur
yang
semakin
tua
,
terjadi
pertukaran
beberapa
peran
yang
diduga
adanya
perubahan
hormon
yang
membuat
perempuan
semakin
mempunyai
orientasi
bekerja
dan
laki-laki
menjadi
semakin
membantu
pekerjaan
domestik
.Slide8
Interaksi dan
Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERHubungan Perkawinan
Pengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
INTERAKSI
“ The act or process of interacting; It is a kind of action which occurs as two or more objects have an effect upon one another; Action on each other; Mutual or reciprocal action or influence; The state of undergoing” (Suatu tindakan
atau
proses
berinteraksi
;
suatu
jenis
tindakan
yang
terjadi
pada
dua
atau
lebih
obyek
yang
mempunyai
dampak
antara
satu
dengan
lainnya
;
Tindakan
satu
dengan
lainnya
;
Tindakan
timbal
balik
,
saling
menguntungkan
atau
berpengaruh
;
Tahapan
yang
sedang
terjadi
).Slide9
Interaksi dan
Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERSlide10
Interaksi dan
Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERHubungan Perkawinan
Pengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
KOMUNIKASI
Berasal dari kata communication adalah
dari
Bahasa
Latin ”
communicare
” (Ember
dan
Ember 1996).
Komunikasi
diartikan
oleh
Jenkins
sebagai
properti
dari
transmisi
pesan
(Day
et al
. 1995)
Komunikasi
juga
merupakan
pembelajaran
dasar
dari
suatu
interaksi
,
dan
interaksi
itu
adalah
dasar
dari
sosialisasi
,
atau
dengan
kata
lain ”
Apa
yang
anda
tahu
tergantung
dari
siapa
yang
anda
tahu
” (Orenstein 1985).
Komunikasi
verbal yang
menggunakan
bahasa
membedakan
antara
manusia
atau
homo sapiens
dengan
semua
makhluk
lain
Beberapa
konsep
komunikasi
meliputi
pembelajaran
,
pengertian
,
subjektivitas
,
timbal
balik
/
reciprocal
dan
negosiasi
serta
mediasi
(Ruben 1988; Leaky 2002).Slide11
Interaksi dan
Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERHubungan Perkawinan
Pengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
Ilmu Sosiologi: hubungan antar
manusia
harus
didahului
oleh
kontak
dan
komunikasi
.
Hubungan
antara
manusia
ini
kemudian
saling
mempengaruhi
antar
satu
dengan
yang
lainnya
melalui
pengertian
yang
diungkapkan
,
informasi
yang
dibagi
,
semangat
yang
disumbangkan
, yang
semua
pesannya
membentuk
pengetahuan
. Model
interaksi
dari
proses
komunikasi
juga
menunjukkan
perkembangan
peran
(
role development
),
pengambilan
peran
(
role-taking
)
dan
pengembangan
diri
sendiri
(
development of self).
Komunikasi
manusia
tersebut
juga
terjadi
dalam
suatu
konteks
budaya
tertentu
dan
mempunyai
batas-batas
(
boundaries
)
tertentu
(Ruben 1988;
Liliweri
1997).Slide12
Interaksi dan
Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERHubungan Perkawinan
Pengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
Aplikasi komunikasi dalam keluarga
berkaitan
dengan
fokus
pemahaman
diri
dari
para
anggota
keluarga
. Model-model
interaksi
dalam
keluarga
memberikan
pengertian
baru
tentang
family sharing
dan
memberikan
penekanan
yang
lebih
besar
pada
tindakan
sosial
keluarga
(
Liliweri
1997).
Teori
yang
digunakan
dalam
pendekatan
komunikasi
adalah
teori
sistem
dengan
konsep
yang
memperkenalkan
organisasi
,
sirkularitas
,
keutuhan
,
interdependensi
antar
elemen-elemen
sistem
,
keseimbangan
dan
perubahan
,
serta
interaksi
(Ruben 1988;
Hinde
dan
Hinde
1988). Slide13
Interaksi dan
Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERHubungan Perkawinan
Pengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
Keluarga mempunyai interaksi kelompok yang
memberikan
ikatan
bonding
(
hubungan
biologis
dan
hubungan
intergenerasi
serta
ikatan
kekerabatan
) yang
jauh
lebih
lama
dibandingkan
dengan
kelompok
asosiasi
lainnya
.
Interaksi
dalam
keluarga
ini
lebih
dipandang
sebagai
: (1)
Suatu
interaksi
umum
antar
anggota
keluarga
, (2)
Suatu
seri
interaksi
yang
dilakukan
oleh
dua
pihak
(
dyadic
), (3)
Sejumlah
interaksi
antar
sub-
kelompok
keluarga
:
dyadic, triadic,
dan
tetradic
,
dan
(4)
Sistem
hubungan
internal
keluarga
sebagai
reaksi
terhadap
sistem
sosial
yang
lebih
luas
(Klein
dan
White 1996) Slide14
Interaksi dan
Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERHubungan Perkawinan
Pengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
Permasalahan keluarga yang semakin rentan
akhir-akhir
ini
menjadi
semakin
melemahnya
kualitas
komunikasi
antar
anggota
keluarga
sehingga
memudarkan
fungsi
keluarga
dalam
melindungi
anggotanya
dari
pengaruh
pihak
luar
.
Disatu
sisi
,
saat
ini
pengaruh
luar
terhadap
pribadi
keluarga
semakin
kuat
akibat
peningkatan
teknologi
komunikasi
di
era
informasi
dan
globalisasi
(
Susanto-Sunario
1995).Slide15
Interaksi dan
Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERHubungan Perkawinan
Pengasuhan
Perilaku
dan
Perkembangan
Anak
KETERKAITAN KOMUNIKASI DAN INTERAKSI
Komunikasi dan interaksi dalam
keluarga
adalah
bagian
dari
proses
sosialisasi
anak
yang
dilakukan
oleh
orangtua
.
Ada
tiga
hal
yang
harus
diperhatikan
dalam
proses
sosialisasi
ini
,
yaitu
:
Pola
perilaku
yang
disosialisasikan
,
agen
yang
berpartisipasi
dalam
proses
sosialisasi
(
termasuk
orangtua
,
anak
,
teman
, guru, program
televisi
),
dan
tehnik
serta
pelaksanaan
dari
proses
sosialisasi
(
Kalish
dan
Collier 1981;
Eshleman
1991). Slide16
Interaksi dan
Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
AYAH
Ilustrasi
interaksi
dyadic (
dua
orang
):
Ilustrasi
interaksi
tryadic
(
tiga
orang
):
IBU
Jumlah
interaksi
interpersonal = 2
dengan
jalur
dyadic
A
AYAH
ANAK
A
B
C
IBU
Jumlah
interaksi
interpersonal = 6
dengan
jalur
dyadic
A, B, CSlide17
Ilustrasi Interaksi tetradic(empat
orang):
Interaksi dan Komunikasi dalam KeluargaBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Jumlah
interaksi
interpersonal = 12
dengan
jalur
dyadic
A, B, C, D, E
dan
F
A
D
B
E
C
FSlide18
Komunikasi dalam sistem
keluarga
Interaksi dan Komunikasi dalam KeluargaBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Sistem
Keluarga
Sifat
Komunikasi
antar
Anggota
Keluarga
Morfostatik
:
Relatif
tertutup
;
Sukar
berubah
.
Pengawasan
yang
ketat
.
Batas (
boundary
) yang
sukar
ditembus
.
Dapat
diramalkan
;
Kaku
.
Ritualistik
.
Morfogenik
:
Batas (
boundary
) yang
mudah
ditembus
.
Fleksibel
;
Responsif
terhadap
perubahan
.
Interaksi
terbuka
;
Diungkapkan
secara
spontan
.
Cukup
jelas
;
Kongruen
dan
langsung
/
terarah
.
Random:
Batas (
boundary
) yang
tidak
tetap
.
Kurang
terstruktur
.
Kongruen
.
Tidak
dapat
diramalkan
.
Pesan
terpotong-potong
.
Menjauhi
kesalahan
.Slide19
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Hambatan
komunikasi dalam
Keluarga
(
Suprihatin
et al
1992):Slide20
Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Hambatan komunikasi dalam Keluarga (
Suprihatin et al 1992):Slide21
Gaya Pengasuhan
Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPengertian PengasuhanPengasuhan yang dilakukan oleh orangtua
adalah pembentukan perilaku
anak
yang
baik
dengan
mengetahui perkembangan anak, mengelola permasalahan perilaku anak
usia dini, mendukung penghargaan diri anak
melalui komunikasi yang efektif, menjaga keamanan anak
,
mendukung
proses
belajar
anak
,
mengerti
perkembangan
otak
anak
,
belajar
strategi
baru
dalam
mendisiplinkan
anak
dan
mencari
cara
untuk
bersama-sama
dengan
pasangan
dalam
membesarkan
dan
bertanggung
jawab
pada
anak
(Campbell & Palm2004).Slide22
Gaya Pengasuhan
Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPengertian PengasuhanPengasuhan berkaitan dengan perlindungan
anak untuk
meningkatkan
kesejahteraan
anak
dalam
mengatasi masalah penyalahgunaan bahan kimia (Jensen& Fraser2006). Pengasuhan
adalah sosialisasi yang resiprokal dua arah (bidirectional)
antara orangtua dan anak dengan kondisi
anak-anak
disosialisasi
oleh
orangtua
sebagaimana
orangtua
disosialisasi
oleh
anak-anaknya
(Santrock2009:418).
Pengasuhan
menyangkut
partisipasi
anggota
keluarga
dalam
hubungan
dyadic
(
menyangkut
dua
orang
)
atau
polyadic
(
menyangkut
lebih
dari
dua
orang
)
dari
gabungan
subsistem
keluarga
yang
berlangsung
melalui
generasi
, gender
dan
peran
(
Parke
& others(Santrock2009:418).Slide23
Gaya Pengasuhan
Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPengertian PengasuhanPengasuhan menyangkut sejumlah keterampilan
interpersonal dan emosional yang
intensif
dari
orangtua
yang
didapat
melalui pembelajaran dari orangtuanya (sebagian orangtua
menerima cara mengasuh anak dari orangtuanya dulu,
sebagian lagi tidak memakai cara
dari
orangtuanya
);
Suami
dan
istri
dapat
membawa
cara
yang
berbeda
dalam
melakukan
pengasuhan
anaknya
(Santrock2009:418).Slide24
Gaya Pengasuhan
Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPengertian PengasuhanPengasuhan dalam konteks perkembangan moral
yaitu pengasuhan memprioritaskan
untuk
membesarkan
moral
anak
(Eisenberg &
Valiente 2002). Riset menyimpulkan bahwa secara umum
anak-anak berperilaku dengan moral yang baik apabila orangtuanya cenderung
memberikan kehangatan dan suportif kepada
anaknya
dibandingkan
dengan
hukuman
dan
cenderung
menggunakan
disiplin
induktif
.Slide25
Gaya Pengasuhan
Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPengertian PengasuhanPengasuhan juga menyediakan kesempatan
bagi anak untuk
belajar
pandangan
dan
perasaan orang lain, melatih membuat keputusan melalui proses
berpikir berdasarkan moral, memberi contoh model perilaku moral, dan
menyediakan informasi tentang perilaku yang diharapkan
masyarakat
dan
alasannya
,
serta
mempercepat
proses
perasaan
internal
tentang
moralitas
dibandingkan
dengan
eksternal
(Santrock2009:396).Slide26
Tipe Gaya
Pengasuhan
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERDiana BaumrindSlide27
Tipe Gaya
Pengasuhan
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERRohner (1986) dalam bukunya the Warmth DimensionSlide28
Tipe Gaya
Pengasuhan
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERRosemond (2005) dalam bukunya “Family Building: The 5 Fundamentals of Effective Parenting”Slide29
Tipe Gaya
Pengasuhan
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERRosemond (2005) dalam bukunya “Family Building: The 5 Fundamentals of Effective Parenting”Slide30
Pembagian
Tugas dalam Pengasuhan
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERDay et al. (1995): Harapan dan
tugas seorang ayah adalah
untuk
memiliki
fisik
yang
kuat, mampu mencari nafkah, dan mampu melakukan
pekerjaan rumah yang berhubungan dengan kekuatan fisik.
Harapan dan tugas seorang ibu adalah
dapat
menyiapkan
anak-anak
secara
fisik
dan
emosional
serta
sebagai
pendidik
anak-anak
dari
usia
dini
agar
dapat
berintegrasi
dengan
baik
di
masyarakat
.
GAP
Perilaku
orangtua
dalam
melakukan
pengasuhan
pada
anaknya
juga
terbias
oleh
gender.Slide31
Pembagian
Tugas dalam Pengasuhan
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERSeorang ayah di negara Barat dengan
tegas mendidik
anak
laki-lakinya
mengenai
bagaimana
membedakan hal-hal yang salah atau benar dan
lebih memperhatikan kesuksesan anak laki-lakinya dibandingkan dengan
anak perempuannya.Adapun perhatian ibu lebih
kepada
makanan
daripada
hal
yang
lainnya
dan
memberikan
kenyamanan
bagi
anak
laki-lakinya
dibandingkan
dengan
anak
perempuannya
.
Bonding
antara
ayah
dan
anak
perempuannya
adalah
selamanya
dan
tidak
dapat
terpisahkan
meskipun
sudah
menikah
,
artinya
anak
perempuan
akan
tetap
menjadi
anak
perempuan
bagi
ayahnya
.
Bahkan
seorang anak perempuan dapat menjadi sumber
kebahagiaan yang lebih tinggi
bagi ayahnya
dibandingkan dengan anak laki-lakinya
, dan sebaliknya seorang anak perempuan mungkin akan membuat ayahnya menangis
dibandingkan dengan anak laki-lakinya (Alam 1995).Slide32
Tanggung
Jawab Orangtua dalam Pengasuhan Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERSlide33
Konsep
Androgini dalam Pengasuhan Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERAnak laki-laki androgini kemungkinan
adalah tegas (maskulin)
dan
penyayang
/
pemelihara
(
feminin
).Anak perempuan yang androgini kemungkinan adalah berkuasa (maskulin
) dan sensitive terhadap perasaan orang lain (feminin) (Santrock, J.W. 2009:375).Slide34
Konsep
Androgini dalam Pengasuhan Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERMaskulin pada masa
anak-anak dan remaja:
Hal-
hal
yang
berkaitan
dengan
cara anak laki-laki dibesarkan dengan cara tradisional disebut
sebagai “suatu krisis masa anak-anak” oleh William Pollack (1999) di
bukunya “Real Boys”. Pollack menyatakan meskipun masih
ada
pembicaraan
tentang
“
laki-laki
sensitif
”,
namun
hanya
perubahan
kecil
yang
dilakukan
tentang
“
kode
anak
laki-laki
”.
Dikatakan
bahwa
kode
ini
akan
menjelaskan
pada
anak
laki-laki
keharusan
untuk
menunjukkan
emosi
yang
sedikit
dengan
semakin
dewasanya
anak
laki-laki
.
Terlalu
sering
anak
laki-laki
diajari
untuk
tidak
menunjukkan perasaan dan harus berperilaku keras. Anak laki-laki belajar kode anak laki-laki
dengan konteks yang berbeda-beda, misalnya
kotak pasir, playgrounds,
ruang kelas, tempat kemping,
tempat bersantai–dengan kode yang diajarkan oleh orangtua, teman sebaya, pelatih, guru dan lainnyaRemaja
laki-laki yang mendapatkan ajaran untuk lebih maskulin akancenderung berperilaku seks sebelum menikah
, minum alhohol, menggunakan obat terlarang
, dan berperilaku menyimpang (Santrock, J.W. 2009:375). Slide35
Konsep
Androgini dalam Pengasuhan Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPeran Gender:Pleck (1993) mengkritik
perilaku androgini karena
merupakan
salah
satu
alternatif untuk melakukan peran gender dalam pandangan kompetensi individual. Androgini
harus dikonsepsikan berdasarkan pertimbangan individu, bukan berdasarkan
sifat maskulin, feminin atau androgini. Hal yang harus
dipikirkan
adalah
individu
sebagai
manusia
bukan
sebagai
sifat
seseorang
seperti
maskulin
,
feminin
atau
androgini
.
Orangtua
harus
membesarkan
anak-anaknya
untuk
menjadi
kompeten
baik
sebagai
laki-laki
atau
perempuan
,
bukan
sebagai
seseorang
yang
mempunyai
sifat
maskulin
,
feminin
atau
androgini
(
Santrock
2009:375).Slide36
Konsep
Androgini dalam Pengasuhan Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPeran Gender:Pleck (1993) mengkritik
perilaku androgini karena
merupakan
salah
satu
alternatif untuk melakukan peran gender dalam pandangan kompetensi individual. Androgini
harus dikonsepsikan berdasarkan pertimbangan individu, bukan berdasarkan
sifat maskulin, feminin atau androgini. Hal yang harus
dipikirkan
adalah
individu
sebagai
manusia
bukan
sebagai
sifat
seseorang
seperti
maskulin
,
feminin
atau
androgini
.
Orangtua
harus
membesarkan
anak-anaknya
untuk
menjadi
kompeten
baik
sebagai
laki-laki
atau
perempuan
,
bukan
sebagai
seseorang
yang
mempunyai
sifat
maskulin
,
feminin
atau
androgini
(
Santrock
2009:375).Slide37
Pengasuhan yang
Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPerlakuan sosialisasi dan pendidikan orangtua terhadap
anak yang memberikan
perhatian
kepada
anak
laki-laki
maupun perempuan berdasarkan kebutuhan khusus/ spesifik (
berkaitan dengan aspek biologis/ reproduksi) dan kebutuhan
umum yang berkaitan dengan kebutuhan psiko-sosial
dengan
menjunjung
asas
keadilan
dan
kesetaraan
gender
dalam
memperoleh
akses
,
manfaat
,
partisipasi
,
kontrol
terhadap
semua
sumberdaya
keluarga
untuk
mewujudkan
sumberdaya
manusia
yang
sehat
jasmani
dan
rohani
.Slide38
Pengasuhan yang
Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERMerton (Macionis 1995) menyebutkan adanya labelling theory yang memberikan
cap/ label pada laki-laki
dan
perempuan
yang
berbeda.Laki-laki
lebih
dilabelkan bahwa pekerjaan yang sukses dari pemikiran
laki-laki adalah yang berkaitan dengan penguasaan material, sedangkan perempuan
dikatakan sukses apabila mempunyai hubungan
dalam
perkawinan
dan
status
sebagai
ibu
yang
baik
. Slide39
Pengasuhan yang
Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERLabelling theory, orangtua melakukan pengasuhan berdasarkan identitas
gender yang membedakan perlakukan
anak
laki-laki
dan
perempuan
secara berbeda yang dituntun oleh budayanya dan
disesuaikan dengan personalitas anaknya (Macionis 1995; Newman & Grauerholz 2002).Jessie Bernard (Macionis
1995) menyatakan orangtua memakaikan baju pink dan
memelihara
rambut
panjang
pada
anak
perempuannya
,
dan
baju
biru
dan
rambut
pendek
pada
anak
laki-laki
sesuai
dengan
definisi
feminin
menurut
budayanya
.Slide40
Pengasuhan yang
Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERWitkin-Lanoil (Macionis 1995) menyatakan bahwa riset
pada pengasuhan menunjukkan
orangtua
mempunyai
ekspektasi
anak laki-lakinya agar kuat dan agresif dalam mencapai
cita-cita, sedangkan anak perempuan lebih sensitif dan
sopan/ hormat (Macionis 1995). Pada anak
perempuannya
diperlakukan
dengan
lembut
,
sering
dipeluk
dan
di
jaga
,
sedang
pada
anak
laki-laki
diperlakukan
lebih
agresif
,
lebih
diayun-ayun
ke
udara
dan
diayun-ayun
di
kaki.
Pengasuhan
anak
dibedakan
menurut
jenis
kelamin
,
anak
laki-laki
diarahkan
dengan
perlakukan
banyak
kegiatan
yang
mengarah
pada
independensi
,
sedangkan
anak perempuan diarahkan pada kegiatan yang
pasif namun menuju pembentukan
emosi.Slide41
Pengasuhan yang
Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
AYAH
IBU
KOMUNIKASI INTERAKSI
BONDING
SOSIALISASI
PENGASUHAN RESPONSIF GENDER
SADAR GENDER
ANAK
Bonding
segitiga
antara
ayah,
ibu
dan
anak
yang
responsif
gender (
Ilustrasi
Puspitawati
2006).Slide42
Pengasuhan yang
Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
AYAH
IBU
PENGASUHAN
BERWAWASAN GENDER
WARMTH & SUPPORT
KUALITAS HUBUNGAN
Bahagia
&
Puas
OUTCOME PSIKO-SOSIAL ANAK
EQ
ESTEEM
STRES
AGRESIF
KENAKALAN
ANAK PEREMPUAN
Pengasuhan
anak
berwawasan
gender. (
Ilustrasi
Puspitawati
2006).
ANAK
LAKI-LAKI
HOSTILITY COERCIONSlide43
Pengasuhan yang
Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPengasuhan anak perempuan berperspektif gender di
bidang pendidikan menyangkut
usaha
menumbuhkan
motivasi
belajar
; Memilih program studi yang cocok dengan kompetensi dan
minatnya; Tidak ada salahnya memberi kesempatan anak
perempuan yang cakap untuk sekolah di
luar
kota
dan
ke
perguruan
tinggi
dengan
program
studi
tehnik
dan
ilmu
eksakta
;
Memberi
cara
kemandirian
yang
cocok
untuk
perempuan
;
dan
sudah
seharusnya
anak
perempuan
untuk
dapat
memahami
listrik
,
kompor
gas,
kendaraan
,
dan
sense of dangerous.Slide44
Pengasuhan yang
Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPengasuhan anak laki-laki berperspektif gender di
bidang pendidikan menyangkut
tumbuhkan
motivasi
belajar
,
memilih
program studi yang cocok dengan kompetensi dan minatnya;
Tidak ada salahnya memberi kesempatan anak laki-laki
untuk sekolah dengan program studi ilmu
sosial
,
keluarga
,
dan
kerumahtanggaan
;
Beri
cara
kemandirian
yang
cocok
untuk
laki-laki
;
dan
tidak
ada
salahnya
anak
laki-laki
diajari
pekerjaan
rumahtangga
agar
dapat
memasak
,
mencuci
,
menyeterika
,
dan
membersihkan
tempat
tidur
untuk
kemandirian
dasar
sebagai
manusia
.Slide45
Pengasuhan yang
Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPengasuhan anak berperspektif gender disini bertujuan agar
anak perempuan akan
menjadi
istri
yang
baik
,
respek
suami, pekerja yang baik dan handal, sedangkan
anak laki-laki akan menjadi suami yang baik, respek
istri, pekerja yang baik dan handal. Kita
juga
ingin
menjadikan
anak
laki-laki
maupun
perempuan
untuk
saling
menyayangi
,
saling
bekerjasama
,
saling
berbagi
peran
,
saling
melindungi
sesuai
dengan
kodrat
dan
sifat
pribadinya
masing-masing
.Slide46
Pengasuhan yang
Responsif Gender Seiring Siklus Kehidupan Individu dan Keluarga
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERTahapan siklus perkembangan keluarga menurut Duvall (1957): (1) Tahapan perkawinan (married couple
), (2) Tahapan mempunyai anak (childbearing), (3) Tahapan anak berumur preschool (Preschool age
), (4) Tahapan anak berumur Sekolah Dasar (
school age
), (5) Tahapan anak berumur remaja (
teenage
), (6) Tahapan anak lepas dari orangtua
(launching center
), (7) Tahapan orangtua umur menengah (
middle-aged parents), dan(8) Tahapan orangtua umur manula (aging parents).Asumsi yang melandasi teori
perkembangan khususnya tahapan siklus perkembangan keluarga adalah: (1) Perkembangan keluarga adalah multilineal
terdiri atas perkembangan kelompok individu, (2)
Perkembangan
keluarga
adalahsatu
arah
(
unidirectional
), (3)
Pasangan
suami
istri
tetap
tinggal
bersama
sampai
tua
dan
meninggal
, (4)
Pasangan
suami
istri
punya
anak
, minimal
satu
orang
,
dan
(5)
Perkawinan
adalah
sah
.Slide47
Pengasuhan yang
Responsif Gender Seiring Siklus Kehidupan Individu dan Keluarga
TAHAP DEWASA
Mulai
19
tahun
ke
atas
TAHAP REMAJA
SMA (16-18
tahun
)
TAHAP REMAJA/ PUBER SMP
(13-15
tahun
)
TAHAP ANAK-ANAK SD (6-12 tahun)
TAHAP BALITA
TAHAP BAYI
TAHAP LANJUT USIA
(
mulai
56
tahun
ke
atas
)
Dibedakan
model
dan
warna
spesial
pakaian
:
Bayi
L=
warna
biru
;
Bayi
P=
warna
pink,
warna
netral
=
putih
/
kuning
.
Perlakuan
:
Bayi
L
nangis
adalah
bagus
,
cenderung
dibiarkan
agar
paru-paru
dan
tubuhnya
kuat
,
Bayi
P
perempuan
cepat
ditenangkan
dan
disayang
.
Harapan
:
Bayi
L agar
kalau
besar
menjadi
gagah
,
kuat
,
maskulin
;
Bayi
P agar
kalau
besar
menjadi
lembut
,
halus
,
sopan
,
feminin
.
LAHIR
L=
Laki-laki
; P=
Perempuan
Pada
tahapan
dewasa
: L
diarahkan
untuk
orientasi
bekerja
dan
P
diarahkan
untuk
orientasi
keluarga
/
berumah
tangga.L
yang
semakin
dewasa
belum
menikah
tidak
dianggap
tabu
;
namun
P yang
semakin
dewasa
belum
menikah
dianggap
tabu
;
duda
tidak
dianggap
tabu
namun
janda
dianggap
tabu
dan
perlu
diawasi
perilakunya
.
Tahap
usia
lanjut
, P
lebih
mempunyai
angka
harapan
hidup
yang
lebih
lama
dibandingkan
dengan
P.
plebih
mampu
untuk
hidup
mandiri
dibandingkan
dengan
L.
Mulai ada kebutuhan pergaulan sosial. Anak P mempunyai kematangan perkembangan psiko-sosial yang tebih tinggi dibandingkan dengan anak L.
Perlakuan anak L dan P mulai dibedakan.Anak P mulai diajari masak; anak L diajari bagaimana memperbaiki alat-alat rumahtangga. Pendidikan tatakrama dan nilai-nilai gender mulai diajarkan.
Kebutuhan permainan dibedakan antara balita L dan P.Mainan balita L adalah mobil-mobilan, senjata; mainan balita P adalah boneka, masak-masakan.
Komunikasi orangtua terhadap balita L lebih tegas dibandingkan dengan balita P; Balita P lebih dimanjakan dibandingkan dengan balita L. Balita P lebih dijaga fisiknya dibandingkan balita L (dalam artian kalau jatuh atau digigit nyamuk orangtua lebih cepat mengobati dan kawatir akan ada bekas luka di tubuh saat besar.
Labelling
anak
:
Anak
L
sebagai
pemimpin
dan
penerus
keturunan
;
Anak
P
sebagai
anak
yang
disayang
dan
dijaga
serta
dilindungi
.
Harapan
:
Anak
L agar
bekerja
dan
sukses
;
Anak
P yang
akan
merawat
orangtua
di
hari
tua
.
Usia
SMA
sudah
terbentuk
kematangan
biologis
.
Sebagian
anak
sudah
mulai
tertarik
aktivitas seksual. Komunikasi gender dan pendidikan seks harus diberikan untuk perlindungan diri. Remaja tahap akhir ini sudah mulai paham perbedaan peran antara laki-laki-laki dan perempuan; Remaja L dan P mulai mempersiapkan perannya untuk masa depan, apakah akan meneruskan ke perguruan tinggi atau bekerja atau menikah.
Anak usia SMP sudah mulai menunjukkan perkembangan alat-alat reproduksi biologisnya. Anak L dan P mulai saling tertarik lawan jenis. Pergaulan harus mulai diawasi; Sesama remaja P dan L mulai menjalin jejaring sosial kelompok.
Norma-norma tentang dan nilai-nilai gender, batasan kepantasan antara laki-laki dan perempuan mulai dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.Slide48
Pengasuhan yang
Responsif Gender Seiring Siklus Kehidupan Individu dan Keluarga
TAHAP ORANGTUA UMUR MENENGAH
TAHAP ANAK LEPAS DARIORANGTUA
TAHAP ANAK UMUR REMAJA (SMP & SMA)
TAHAP ANAK UMUR SEKOLAH DASAR
TAHAP ANAK UMUR PRA SEKOLAH
TAHAP PUNYA ANAK
TAHAP ORANGTUA UMUR LANJUT USIA
Prioritas kebutuhan anak (materi, kasih sayang, waktu); Prioritas membeli susu, perawatan kesehatan, diaper, mainan, keamanan dan perlindungan anak; Pembagian peran pengasuhan anak; Butuh bonding dan
attachment
fisik serta ikatan emosi yang tinggi antara orangtua dan anak.
TAHAP AWAL PERKAWINAN
Orangtua usia menengah tinggal berdua saja. Sekali-kali anak-anaknya menengok. Pasangan mulai memasuki usia pension. Kondisi pendapatan menjadi menurun.Pasangan mulai hidup dari uang pensiun dan uang tabungan.Sekali-kali anak membantu keuangan.Kesehatan mulai bermasalah; mulai punya cucu.
Anak yang sudah dewasa dan mandiri mulai menikah; mulai merintis keluarga baru dan pindah dari rumah orangtuanya.
Kebutuhan biaya anak semakin meningkat di SMP dan SMA; Anak sudah remaja membutuhkan pengawasan dan perlindungan pergaulan sosial. Anak SMA mulai memikirkan apakah setelah lulus akan bekerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi. Komunikasi antar orangtua & anak menjadi sangat penting. Bonding emosi lebih tinggi dibandingkan bonding fisik antara orangtua dan anak,
Tahap usia lanjut, salah satu pasangan mulai meninggal. Sebagian orangtua tinggal sendiri atau tinggal dengan anaknya. Kesehatan semakin menurun.Kondisi social ekonomi semakin menurun.
Kebutuhan biaya anak semakin meningkat di SD; Anak sudah mulai les baik akademik maupun seni & musik; Komunikasi antar orangtua & anak harus mulai disesuaikan dengan tahapan anak usia SD ini. Masih butuh bonding dan
attachment
fisik serta ikatan emosi antara orangtua dan anak, namun tidak setinggi tahapan pra sekolah.
Kebutuhan biaya anak bertambah meningkat (anak mulai sekolah
pre-school
); Anak mulai siap-siap masuk SD; Prioritas menabung untuk pendidikan anak; Prioritas mendidik kedisiplinan dan pendidikan karakter; Masih butuh bonding dan
attachment
fisik serta ikatan emosi yang tinggi antara orangtua dan anak.
Kondisi sosial ekonomi pasangan suami istri baru merintis; Prioritas tujuan adalah menyesuaikan karakteristik individu dengan kondisi perkawinan awal.
Perpindahan tempat tinggal dari orangtua ke rumah baru.
Peran pengasuhan anak sudah selesai.Anak sudah mandiri (menikah atau bekerja) dan tidak tinggal serumah lagi dengan orangtua.Biaya pendidikan menjadi tidak ada.Orangtua berada pada kondisi tingkatan sosial, ekonomi yang maksimal.Pasangan suami istri menjadi sendiri lagi.Slide49
Ruang
lingkup
dan rambu-rambu pengasuhan anak responsif gender
ANAK LAKI-LAKI (L)
ANAK PEREMPUAN (P)
ADIL & SETARA
Diajari
Agama,
karakter
/
budi
pekerti
yang
baik
,
berbakti
pada
orangtua
,
cinta
pada
bangsa
dan
negara
.
Diberi
hak-hak
perndidikan
dan
perlindungan
fisik
dan
psikososial
.
Diberi
kesetaraan
akses
,
kontrol
,
partisipasi
dan
manfaat
yang
sama
baik
anak
L
dan
P
terhadap
sumberdaya
keluarga
dan
kasih
sayang
orangtua
.
Anak
L
dan
P
berpeluang
menjadi
pemimpin
Bangsa
dan
pemimpin
publik
.
Anak
L
dan
P
mempunyai
talenta
dan
kecerdasan
yang
masing-unik
.
Anak
L
dan
P
harus
jadi
insan
yang
berguna
,
warga
negara
yang
baik
,
mandiri
,
ulet
dan
tangguh
serta
berkarakter
baik
.
Anak
L
di
masa
depan
harus
menjadi
pekerja
yang
handal
,
suami
yang
bertanggung
jawab
, Ayah yang
baik
.
Anak
P
di
masa
depan
harus
menjadi
pekerja
yang
handal
,
istri
yang
berdedikasi
,
Ibu
yang
baik
.
Harapan
Dilarang
Tidak
boleh
ada
perbedaan
perlakuan
anak
L
dan
P
seperti
marjinalisasi
, sub-
ordinasi
,
stereotype & labelling
.
Tidak
boleh
ada
perlakuan
eksploitasi
baik
terhadap
anak
L
dan
P.
Tidak
boleh
ada
perlakuan
kekerasan
baik
terhadap
anak
L
dan
P.
WajibSlide50
Ruang
lingkup
dan rambu-rambu pengasuhan anak responsif gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERSlide51
Perkembangan
Fisik Anak dan Pengasuhan
Responsif GenderBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPerkembangan
Fisik Anak
dan
Pengasuhan
Responsif
Gender
Anak
perempuan pada saat bayi dan toddlers
tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan anak
laki-laki baik secara fisik, emosi ataupun
intelektualnya
.
Oleh
karena
itu
orangtua
sebaiknya
membiarkan
anak
perempuannya
untuk
meneliti
badannya
tanpa
ada
batasan
,
kritik
atau
penghakiman
(Preuschoff2006:57)
.Slide52
Perkembangan
Fisik Anak dan Pengasuhan
Responsif GenderBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Orangtua dapat mendorong
ketrampilan
fisik
anak
perempuan dengan cara mengeksplorasi kekuatan fisiknya dan
mengajari bagaimana mengontrol badannya. Pengasuhan yang dilakukan
orangtua adalah membantu mengatasi rasa sakit anak
perempuan
pada
saat
menstruasi
,
dan
terbuka
dalam
berdiskusi
tentang
menstruasi
dengan
cara
yang
tidak
menyinggung
atau
mempermalukan
;
Tetap
berhubungan
dengan
anak
perempuan
pada
saat
anak
menjadi
remaja
;
Ajarkan
anak
anda
tentang
perubahan
fisik
dan
damping
pada
saat
perubahan
ke
masa
puber
serta
jelaskan bagaimana perubahan emosi yang membingungkan di
masa puber dan kejutan-kejutan
dari
perubahan tersebut; Apabila menghadapi
kebingungan dan keterbatasan, maka ajarilah anak melakukan keseimbangan antara kebebasan
dan keterbatasan serta nilai-nilai sehingga dapat membantu anak perempuan untuk
meningkatkan tanggung jawab personal dan
menjaga keamanaan dalam melalui masa-masa
sulit remaja; Mengajari keterampilan
dalam mempertahankan diri akan membantu
anak perempuan sekaligus meningkatkan
keamanan fisik (Preuschoff2006:71, 158).Slide53
Perbedaan
dan Persamaan Perkembangan Fisik
Berdasarkan GenderBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Kulit perempuan secara
signifikan
lebih
tipis
dibandingkan dengan kulit laki-laki.Orangtua cenderung untuk berbicara
dengan lebih sering pada bayi perempuan dibandingkan
dengan bayi laki-laki, hal ini menjelaskan
mengapa
anak
perempuan
lebih
dapat
mendengar
dengan
baik
dibandingkan
dengan
anak
laki-laki
.
Anak
perempuan
kecil
melakukan
kontak
mata
dengan
orangtuanya
lebih
lama
dibandingkan
dengan
anak
laki-laki
,
dan
menuntut
agar
orangtuanya
mencurahkan
waktu
lebih
lama,
memberikan
perhatian
,
tersenyum
dan
berbicara
padanya
.
Bayi
perempuan
yang
baru
lahir secara fisik berbeda dengan bayi laki-laki, dan perbedaan ini semakin
terlihat pada umur bayi beberapa
bulan lagi
. Bayi perempuan cenderung lebih
ingin disentuh dan lebih cepat merangkak dibandingkan dengan bayi laki-laki; anak
perempuan lebih cepat dapat bermain dengan mandiri dan dapat menyamakan dirinya dibandingkan
dengan anak laki-laki.Slide54
Perbedaan
dan Persamaan Perkembangan Fisik
Berdasarkan GenderBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Pada umur 6 bulan
,
bayi
perempuan
lebih
mampu untuk mandiri, dan menunjukkan rasa senang dengan
mainannya serta nyaman dengan mengisap jempol atau
selimut spesialnya dari pada bayi
laki-laki
.
Perbedaan
yang paling
signifikan
pada
bulan
pertama
adalah
kematangan
yang
ditunjukkan
oleh
bayi
perempuan
.
Tinggi
dan
berat
bayi
perempuan
meningkat
lebih
cepat
dibandingkan
dengan
bayi
laki-laki
.
Pada
saat
umur
7
bulan
,
hampir
semua
bayi
perempuan
dapat
berguling
dari
satu
sisi
ke
sisi
lainnya
,
dan dapat merangkak, memegang sendok dan
menutup resleting.Pada
usia preschool, ketrampilan
motorik anak perempuan adalah
lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak laki-laki. Anak perempuan mulai
berbicara lebih awal dan mampu untuk mengontrol diri dibandingkan dengan
anak laki-lakiSlide55
Perbedaan
dan Persamaan Perkembangan Fisik
Berdasarkan GenderBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Perempuan mempunyai
lemak
badan
dua
kali
lipatnya
daripada laki-laki, sebagian besar terpusat di payu
dara dan pinggul, pada laki-laki lemak
lebih banyak ada di perut.
Umumnya
laki-laki
tumbuh
10
persen
lebih
tinggi
dari
pada
perempuan
.
Androgens (
hormon
laki-laki
)
menumbuhkan
dan
memanjangkan
tulang
; Estrogens (
hormon
perempuan
)
akanberhenti
pertumbuhannya
pada
masa
puber
.
Perempuan
mempunyai
tingkat
harapan
hidup
lebih
lama
dibandingkan
dengan
laki-laki
.
Perempuan
cenderung
kurang
mengalami
perkembangan
fisik
atau
gangguan
mental
dibandingkan
laki-laki.
Perempuan lebih tahan terhadap
infeksi,
dan blood vessels nya lebih
elastis daripada laki-laki; Laki-laki mempunyai tingkat hormon stres yang lebih tinggi
danmenyebabkan tekanan darah tinggi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Slide56
Perkembangan
Otak dan Pengasuhan Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERIsi
dari otak manusia
adalah
(
Preuschoff
2006:4):
The third interstitial nucleus
dari the anterior hypothalamus, merupakan daerah kontrol keinginan
seksual, adalah sama untuk laki-laki dan perempuan
pada saat bayi, namun mulai
tumbuh
pada
anak
laki-laki
pada
umur
10
tahun
,
dan
pada
saat
puber
;
anak
laki-laki
mempunyai
dua
setengah
kali
nerve cells
yang
lebih
banyak
di
daerah
ini
dibandingkan
dengan
anak
perempuan
.
The band of nerve cells
menghubungkan
cerebral hemispheres
dari
kiri
dan
kanan
,
sehingga
jembatan
ini
disebut
the corpus
callosum
yang
lebih
besar pada otak perempuan dibandingkan dengan
otak laki-laki. Anak perempuan
dan perempuan
dewasa menggunakan kedua
cerebral hemispheres secara simultan, sedangkan laki-laki menggunakan secara bergantian satu per satu. Hal
inilah yang dapat menjelaskan perbedaan proses berpikir antara laki-laki dan perempuan.Slide57
Perkembangan
Otak dan Pengasuhan Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERIsi
dari otak manusia
adalah
(
Preuschoff
2006:4):
Cerebral hemisphere
anak perempuan lebih cepat matang dibandingkan dengan
anak laki-laki. Oleh karena itu anak laki-laki
belajar berbicara lebih lambat dibandingkan dengan
anak
perempuan
.
Selama
dalam
kandungan
pertumbuhan
tulang
pada
badan
bayi
perempuan
adalah
tiga
mingg
u
lebih
tua
dibandingkan
dengan
bayi
laki-laki
.Slide58
Perkembangan
Kognitif Pada Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERTeori perkembangan kognitif gender
memandang bahwa tipe gender
pada
anak-anak
muncul
setelah
anak mengalami perkembangan konsep gender. Segera setelah
anak-anak mulai konsisten menyadari dirinya sebagai laki-laki
atau perempuan, maka anak-anak mulai
menyukai
aktivitas
,
objek
,
dan
sikap
yang
konsisten
dengan
label
gendernya
.
Teori
skema
gender
mendorong
perilaku
gender
melalui
proses
sosio-budaya
yang
mengedepankan
standar
dan
stereotype
berdasarkan
gender;
Perhatian
dan
perilaku
anak
dipandu
oleh
motivasi
internal yang
sesuai
dengan
standard
dan
stereotype
berdasarkan
gender yang
memperbolehkan
anak-anak
untuk
menginterpretasikan
dunia
melalui
suatu
jaringan
pemikiran
terorganisasi
berdasarkan gender.Slide59
Perkembangan
Kognitif Pada Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPenekanan teori perkembangan kognitif
merupakan kesiapan
kognitif
yang
membantu
identitas
gender
melalui
proses kesetiaan atau kepatuhan dari perkembangan gender.
Kepatuhan gender ini muncul pada umur 6 sampai 7 tahun
pada saat keterampilan percakapan berkembang
.
Setelah
anak
mengalami
perkembangan
kemampuan
untuk
secara
konsisten
memahami
dirinya
sebagai
laki-laki
dan
perempuan
,
maka
anak
sering
mengorganisasi
dunianya
berdasarkan
gender
seperti
memilih
meniru
model
orang
yang
berjenis
kelamin
sama
(Santrock2009:366).Slide60
Perkembangan
Psikologi/ Emosi Anak dan
Pengasuhan Responsif Gender BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPentingnya penghargaan
diri bagi anak
perempuan
untuk
melindungi
dirinya
dengan cara melihat dirinya sebagai orang yang
penting dan bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya
apapun penampilan dan prestasinya. Ayah dapat
meningkatkan
penghargaan
diri
anak
perempuannya
dengan
cara
mencintai
,
menghormati
dan
menerimanya
.
Disamping
itu
ayah
dapat
mencurahkan
waktu
yang
berkualitas
dengan
sering
mendorong
dan
mendukung
ide-ide
kreatif
dan
imajinasi
anak
perempuannya
;
Mendampingi
dan
mengajari
dalam
menghadapi
ketakutan
dan
menerima
perasaan
baik
marah
atau
takut dengan cara mengontrol emosi dan
mengelola situasi (Preuschoff 2006:59).Slide61
Perkembangan
Psikologi/ Emosi Anak dan
Pengasuhan Responsif Gender BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPerilaku agresi:Anak
laki-laki secara
fisik
lebih
agresif
dibandingkan
dengan anak perempuan (Keenan 2009; Tremblay 2009). Perbedaan terjadi di semua budaya
dan muncul mulai awal perkembangan anak.Meskipun
anak laki-laki secara konsisten lebih agresif
secara
fisik
dari
pada
anak
perempuan
,
namun
anak
perempuan
lebih
cerewet
seperti
berteriak
dan
‘
mengomel
’
dibandingkan
dengan
anak
laki-laki
(
Eagly
& Steffen
dalam
Santrock2009:373).Slide62
Perkembangan
Psikologi/ Emosi Anak dan
Pengasuhan Responsif Gender BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPerilaku prososial:
Perempuan lebih menunjukkan
perilaku
prososial
dan
empati dibandingkan dengan laki-laki (Eisenberg, Fabes & Spinrad, 2006; Eisenberg & Fabes (Santrock2009:373).Slide63
Perkembangan
Psikologi/ Emosi Anak dan
Pengasuhan Responsif Gender BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPencapaian prestasi:
Meskipun perempuan
menunjukkan
progress
dalam
mencapai
status
tinggi
di segala bidang, namun masih tertinggal
di bidang teknologi, matematika dan ilmu pengetahuan
alam (Wigfield et al., 2006). Dalam pencapaian
prestasi
sekolah
,
perempuan
menunjukkan
nilai-nilai
yang
lebih
tinggi
,
usaha
yang
lebih
rajin
dalam
belajar
,
hadir
di
kelas
,
dan
lebih
berpartisipasi
di
kelas
dibandingkan
dengan
laki-laki
.
Banyak
laki-laki
yang
menunjukkan
nilai
rata-rata yang
sangat
tinggi
,
namun
demikian
sebagian
laki-laki
lain
juga
menempati
nilai
akademik
setengah
terbawah
.
Laki-laki
cenderung mengambil kelas remedial dibandingkan dengan
perempuan (DeZolt & Hull (Santrock, J.W. 2009:373).Slide64
Orangtua dan Harapan Gender Pada Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Harapan gender mulai terjadi bahkan sebelum anak dilahirkan. Orangtua menghabiskan
berjam-jam untuk berspekulasi
tentang
jenis
kelamin
anak yang belum lahir, meskipun terkadang sering menebak
melalui jumlah tendangan dan perilaku janin yang
ada di dalam kandungan.Setelah itu, orangtua
mengumumkan
kelahiran
bayinya
dengan
pernyataan
‘
It’s a Boy
!”
atau
“
It’s a Girl
!”.
Meskipun
sebagian
orang
merasa
stereotype gender
adalah
kurang
pantas
,
namun
mayoritas
kasus
kelahiran
bayi
laki-laki
diberi
pujian
dengan
komentar
seperti
, “
Siapa
tahu
,
suatu
hari
dia
akan
jadi
presiden
” (Kimmel 2004:129-130).Slide65
Orangtua dan Harapan Gender Pada Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
Orangtua mempunyai harapan dan keinginan terhadap anak-anaknya jika dewasa
kelak. Pertanyaan seperti
apakah
yang
akan
terjadi
pada anak-anaknya kelak, tipe peran apakah yang akan
dilakukan, cita-cita seperti apa yang sebaiknya, karakteristik ‘
personality’ orang dewasa seperti apa yang dianggap
penting
untuk
memainkan
peran
secara
efektif
?.
Orangtua
selalu
mengamati
apa
yang
dirasakan
sebagai
‘
perilaku
khas
’
dari
anak
laki-laki
dan
anak
perempuan
sesuai
dengan
umurnya
.
Sepanjang
masa
anak-anak
,
perbedaan
gender
dan
ketidaksetaraan
gender
dihasilkan
dari
perlakuan
sehari-hari
melalui
permainan
, media
informasi
yang
diterima
dan
perlakuan
di
sekolah (Kimmel 2004:129).Slide66
Bonding
Antara Orangtua dan Anak Berdasarkan
GenderBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPentingnya pengasuhan ibu: Anak
perempuan yang dibesarkan dengan
‘
positive mother complex
’
biasanya
menjadi
kreatif dan dapat bertahan dan tetap hidup
(‘live and let live’). Anak-anak perempuan dapat mengetahui haknya
untuk menghormati, dapat mengekspresikan kebutuhan fisik
dan
spiritual
dan
mencari
pemenuhan
kebutuhan
diri
dan
berperilaku
fair.
Pentingnya
pengasuhan
ayah:
Sangat
penting
bagi
anak
perempuan
untuk
menikmati
kehadiran
ayahnya
dalam
hidupnya
sejak
usia
dini
supaya
hidupnya
berkembang
menjadi
sehat
,
dan
mempunyai
bonding “
positive father complex
”. Slide67
Bonding
Antara Orangtua dan Anak Berdasarkan
GenderBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERAnak perempuan yang mempunyai bonding dengan
kedua orangtua dalam
hidupnya
,
maka
anakakan
belajar berbagai pola hubungan dan mempunyai harapan
yang berbeda pada hubungan yang berbeda. Hal ini akan
membuat anak lebih mudah untuk beradaptasi
atau
terlibat
dalam
berbagai
situasi
karena
anak
sudah
belajar
untuk
mempunyai
reaksi
yang
luas
yang
diajarkan
oleh
kedua
orangtuanya
,
bukan
cuma
satu
orangtua
.
Orangtua
jangan
memberikan
setiap
yang
diinginkan
oleh
anak
,
orangtua
harus
menjadi
contoh
yang
bagus
dan
menjadi
panutan
bagi
anak-anaknya
.Slide68
Bonding
Antara Orangtua dan Anak Berdasarkan
GenderBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERHubungan antara ibu dan
anak perempuan adalah
unik
dan
intensif
.
Sebagian besar ibu dan anak mempunyai hubungan yang
sangat kuat dari dalam kandungan selama 9 bulan
.Hubungan ayah dan anak perempuan merupakan
hubungan
setelah
ibu
dan
anak
perempuan
. Ayah
adalah
laki-laki
pertama
dalam
kehidupan
seorang
anak
perempuan
dan
peranannya
adalah
vital. Ayah
mencerminkan
maskulin
dan
patokan
hidupnya
serta
suatu
kesenangan
yang ‘lain’.
Anak
perempuan
akan
selalu
membandingkan
setiap
laki-laki
yang
menjadi
bagian
hidupnya
dengan
ayahnya
. Slide69
Keterlibatan
dan Peran Ayah Pada Pengasuhan Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERSelama sampai abad ke 20,
konsep pencari kerja
didominasi
oleh
ayah
di
semua masyarakat Amerika Utara dan Eropa Barat (p. 342) (Day, et al. 1995).Ayah
berperan utama sebagai pencari kerja untuk menghidupi
keluarganya. Keterlibatan ayah merujuk pada perilaku
laki-laki
yang
berperan
sebagai
ayah
dan
berhubungan
setiap
harinya
dengan
anak-anaknya
,
apakah
agak
dipaksakan
(
misalnya
hanya
sekedar
hadir
dalam
hidup
anak-anaknya
)
atau
pada
aktivitas
untuk
meningkatkan
hubungan
ayah-
anak
demi
mewujudkan
cita-cita
anak-anaknya
(Day,
et
al
. 1995:342).Slide70
Keterlibatan
dan Peran Ayah Pada Pengasuhan Anak
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERBerbagai penelitian di tahun 1950an
dan 1960an dilakukan dengan
pendekatan
teori
psikoanalisis
,
teori pembelajaran sosial, dan pendekatan struktural fungsional
untuk melihat pengaruh ayah pada perkembangan anak-anaknya. Hal
ini dikarenakan adanya asumsi bahwa biasanya
ibu
berperan
utama
sebagai
orangtua
,
khususnya
pada
saat
perkembangan
awal
anak
,
kemudian
ayah
mempunyai
peran
penting
sebagai
pendukung
.
Pada
tahun
1970an,
tantangan
penelitian
serupa
masih
dilakukan
secara
longitudinal
untuk
meneliti
hubungan
ayah-
anak
pada
awal
perkembangan
.
Berdasarkan
hasil
penelitian
,
para
peneliti
sepakat
adanya
peran
utama yang signifikan dari ibu dan juga
keterlibatan ayah yang secara signifikan berpengaruh
terhadap
perkembangan anak baik secara
langsung maupun tidak langsung (Day, et al. 1995:346).Slide71
Pengasuhan
Berwawasan Gender Berdasarkan Pendekatan Sosial Budaya di Tingkat Keluargadan
MasyarakatBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPerhatikan pada pandangan
tipe perilaku gender terjadi
hanya
setelah
anak-anak
mengalami perkembangan kepatuhan gender (gender constancy), yaitu memahami jenis
kelamin yang sama, meskipun aktivitas, pakaian dan gaya
rambut mungkin berbeda (Ruble (Santrock2009).
Bagaimanapun
,
peneliti
menemukan
bahwa
anak-anak
tidak
mengalami
perkembangan
kepatuhan
gender
sampai
umur
sekitar
6
sampai
7
tahun
.
Sebagian
besar
anak
perempuan
lebih
senang
mainan
untuk
anak
perempuan
dan
pakaian
serta
permainan
,
sedangkan
anak
laki
-
laki
lebih
memilih
mainan
dan
permainan
untuk
anak
laki-laki.Sehingga
berlawanan dengan penjelasan Kohlberg’s tentang teori perkembangan
kognitif, bahwa tipe gender tidak
muncul dan
tergantung dengan kepatuhan gender (Santrock2009). Slide72
Pengasuhan
Berwawasan Gender Berdasarkan Pendekatan Sosial Budaya di Tingkat Keluargadan
MasyarakatBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPerhatikan pada pandangan
tipe perilaku gender terjadi
hanya
setelah
anak-anak
mengalami perkembangan kepatuhan gender (gender constancy), yaitu memahami jenis
kelamin yang sama, meskipun aktivitas, pakaian dan gaya
rambut mungkin berbeda (Ruble (Santrock2009).
Bagaimanapun
,
peneliti
menemukan
bahwa
anak-anak
tidak
mengalami
perkembangan
kepatuhan
gender
sampai
umur
sekitar
6
sampai
7
tahun
.
Sebagian
besar
anak
perempuan
lebih
senang
mainan
untuk
anak
perempuan
dan
pakaian
serta
permainan
,
sedangkan
anak
laki
-
laki
lebih
memilih
mainan
dan
permainan
untuk
anak
laki-laki.Sehingga
berlawanan dengan penjelasan Kohlberg’s tentang teori perkembangan
kognitif, bahwa tipe gender tidak
muncul dan
tergantung dengan kepatuhan gender (Santrock2009). Slide73
Pengasuhan
Berwawasan Gender Berdasarkan Pendekatan Sosial Budaya di Tingkat Keluargadan
MasyarakatBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPanduan anak Perempuan
tentang perkembangan gender (p. 375):
Mendorong
anak
perempuan
agar
bangga
akan keterampilan berhubungan dengan orang lain dan
perasaan pedulinya. Perhatian kuat dari anak perempuan
yang ditunjukkan dalam berhubungan dan pedulinya
harus
didukung
oleh
orangtua
dan
guru.
Mendorong
anak
perempuan
untuk
mengembangkan
kompetensi
dirinya
.
Sementara
membina
anak
perempuan
untuk
mempertahankan
hubungan
yang
kuat
;
Orang
dewasa
dapat
membantu
anak
perempuan
untuk
mengembangkan
ambisi
dan
pencapaian
prestasinya
.
Mendorong
anak
perempuan
untuk
lebih
mempunyai
ketegasan
diri
karena anak perempuan cenderung lebih
pasif dibandingkan anak laki-laki
.Mendorong
anak perempuan untuk
mencapai prestasi dalam peningkatan nilai akademik. Hal ini dapat dilakukan melalui
dorongan pada perempuan yang lebih tinggi dan pilihan karir yang lebih banyak (Santrock2009:375). Slide74
Pengasuhan
Berwawasan Gender Berdasarkan Pendekatan Sosial Budaya di Tingkat Keluargadan
MasyarakatBAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERPanduan anak laki-laki
dan perempuan tentang
perkembangan
gender:
Membantu
anak
laki-laki dan perempuan untuk mengurangi stereotype dan
diskriminasi gender, baik terhadap diri sendiri maupun orang
lain, karena jika tidak dibantu maka
orangtua
secara
otomatis
mengajari
suatu
model stereotype
dan
diskriminasi
gender
kepada
anaknya
(
Santrock
2009:375).Slide75
Tipologi
Keluarga Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERTipe 1: Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan
responsif gender dicirikan dengan:
Tipe
keluarga
ini
adalah
yang terbaik.Interaksi hubungan dan pengasuhan
anak dilakukan dengan penuh kehangatan, adil dan
saling mendukung satu dengan lainnya
melalui
komunikasi
yang
efektif
dan
terbuka
serta
mempertimbangkan
kepentingan
dan
kebutuhan
anak
yang
unik
.
Orangtua
sudah
berusaha
untuk
berpikiran
terbuka
(open minded)
dan
membuka
hati
(open heart)
dengan
mempertimbangkan
kebutuhan
umum
dan
khusus
anak
laki-laki
dan
perempuan
.Slide76
Tipologi
Keluarga Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERTipe 1: Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan
responsif gender dicirikan dengan:
Orangtua
tidak
memarjinalkan
perlakuan
anak laki-laki atau perempuan; semua anak
diberi kesempatan kesetaraan dan keadilan dalam
akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap
sumberdaya
keluarga
.
Keterikatan
hubungan
atau
b
onding
antara
orangtua
dan
anak
adalah
sangat
tinggi
;
sangat
mempunyai
saling
ketergantungan
antara
satu
dengan
lainnya
.
Komunikasi
antara
orangtua
dan
anak
sangat
efektif
sehingga
menurunkan
tingkat
konflik
.Slide77
Tipologi
Keluarga Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERTipe 1: Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan
responsif gender dicirikan dengan:
Contoh
konkrit
dari
tipe
keluarga ini adalah keluarga yang harmonis dengan
pengasuhan anak demokratis, mendukung kebutuhan dan
keinginan baik anak laki-laki maupun perempuan
dan
tidak
membedakan
perlakuan
anak
laki-laki
dan
perempuan
.Slide78
Tipologi
Keluarga Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERTipe 2: Tipe keluarga dengan interaksi rendah dan
responsif gender dicirikan dengan
:
Tipe
keluarga
ini
adalah kurang bagus, dan tidak terlalu umum
karena kalau keluarga mempunyai interaksi yang tidak
bagus biasanya tidak responsif gender atau bias gender.
Interaksi
hubungan
dan
pengasuhan
anak
dilakukan
dengan
kasar
dan
keras
,
namun
cukup
adil
dan
mempertimbangkan
kepentingan
dan
kebutuhan
anak
.
Orangtua
sudah
berusaha
untuk
berpikiran
terbuka
(open minded)
dengan
mempertimbangkan
kebutuhan
umum
dan
khusus
anak
laki-laki
dan
perempuan
.Slide79
Tipologi
Keluarga Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDEROrangtua tidak memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau
perempuan; semua
anak
diberi
kesempatan
kesetaraan
dan keadilan dalam akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat terhadap sumberdaya keluarga.Keterikatan hubungan
atau bondingantara orangtua dan
anak
adalah
rendah
,
kurang
mempunyai
saling
ketergantungan
antara
satu
dengan
lainnya
.
Komunikasi
antara
orangtua
dan
anak
tidak
efektif
sehingga
cenderung
meningkatkan
tingkat
konflik
.
Contoh
konkrit
dari
tipe
keluarga
ini
adalah
keluarga
yang
kurang
harmonis
(
cenderung
konflik
atau
tidak
peduli
)
dengan
pengasuhan
anak otoriter atau permisif tetapi
tidak memarjinalkan perlakuan terhadap
anak laki-laki
atau perempuan.Slide80
Tipologi
Keluarga Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERTipe 3: Tipe keluarga dengan interaksi rendah dan
bias gender dicirikan dengan:
Tipe
keluarga
ini
adalah
yang paling jelek.Interaksi hubungan dan pengasuhan
anak dilakukan dengan kasar dan keras, tidak
adil serta kurang mempertimbangkan kepentingan
dan
kebutuhan
anak
.
Orangtua
tidak
berusaha
untuk
berpikiran
terbuka
(open minded)
namun
masih
berpikiran
sempit
(narrow minded)
tanpamempertimbangkan
kebutuhan
umum
dan
khusus
anak
laki-laki
dan
perempuan
.
Orangtua
masih
memarjinalkan
perlakuan
anak
laki-laki
atau
perempuan
;
anak
laki-laki
dan
perempuan
dibedakan
dalam
akses
,
partisipasi
,
kontrol
dan
manfaat terhadap sumberdaya keluarga.Slide81
Tipologi
Keluarga Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERKeterikatan hubungan atau bondingantara orangtua dan
anak adalah
rendah
,
kurang
mempunyai
saling
ketergantungan antara satu dengan lainnya.Komunikasi
antara orangtua dan anak tidak efektif sehingga
cenderung meningkatkan tingkat konflik.
Contoh
konkrit
dari
tipe
keluarga
ini
adalah
keluarga
yang
kurang
harmonis
(
cenderung
konflik
atau
tidak
peduli
)
dengan
pengasuhan
anak
otoriter
atau
permisif
dan
memarjinalkan
perlakuan
terhadap
anak
laki-laki
atau
perempuan
.Slide82
Tipologi
Keluarga Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDERTipe 4: Tipe keluarga dengan interaksi tinggi dan bias gender dicirikan
dengan:Tipe
keluarga
ini
adalah
kurang bagus, dan tidak terlalu umum karena
kalau keluarga mempunyai interaksi yang tinggi biasanya tidak
bias gender.Interaksi hubungan dan pengasuhan
anak
dilakukan
dengan
penuh
kehangatan
,
adil
dan
dukungan
melalui
komunikasi
yang
efektif
dan
terbuka
serta
mempertimbangkan
kepentingan
dan
kebutuhan
anak
yang
unik
.
Orangtua
tidak
berusaha
untuk
berpikiran
terbuka
(open minded)
namun
masih
berpikiran
sempit
(narrow minded)
tanpamempertimbangkan
kebutuhan
umum
dan
khusus
anak
laki-laki
dan
perempuan
.Slide83
Tipologi
Keluarga Responsif Gender
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDEROrangtua masih memarjinalkan perlakuan anak laki-laki atau
perempuan; anak
laki-laki
dan
perempuan
dibedakan
dalam akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap
sumberdaya keluarga.Keterikatan hubungan atau b
ondingantara orangtua dan anak adalah
sangat
tinggi;sangat
mempunyai
saling
ketergantungan
antara
satu
dengan
lainnya
.
Komunikasi
antara
orangtua
dan
anak
sangat
efektif
sehingga
menurunkan
tingkat
konflik
.
Contoh
konkrit
dari
tipe
keluarga
ini
adalah
keluarga
yang
harmonis
dengan
pengasuhan
anak
demokratis
,
namun
masih
memarjinalkan
perlakuan
anak
laki-laki
atau
perempuan.Slide84
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
”
Di masa
lampau
,
seorang
anak
laki-laki
akan
dikatakan
berperilaku
pantas
apabila
menjadi
mandiri
,
agresif
dan
kuat
/
berkuasa
,
sedangkan
anak
perempuan
dikatakan
berperilaku
pantas
apabila
menjadi
tidak
mandiri
/
tergantung
pada
orang
lain,
memelihara
dan
mengasuh
anak
,
dan
tidak
tertarik
pada
kekuasaan
.
Karakteristik
maskulin
dianggap
menyehatkan
dan
baik
bagi
masyarakat
,
sedangkan
karakteristik
feminin
dianggap
tidak
diinginkan
”.
”
Mengasuh
dan
membesarkan
anak-anak
tidak
pernah
menjadi
pekerjaan
yang
mudah
.
Bagian
dari
kesulitan
membesarkan
anak
laki-laki
dan
perempuan
diakibatkan
dari
kesenjangan
gender yang
berlangsung
secara
bergenerasi
”.
”
Pengasuhan yang responsif gender adalah perlakuan sosialisasi dan pendidikan orangtua terhadap anak yang memberikan perhatian kepada anak laki-laki maupun perempuan berdasarkan kebutuhan khusus/ spesifik (berkaitan dengan aspek biologis/ reproduksi) dan kebutuhan umum yang berkaitan dengan kebutuhan psiko-sosial dengan menjunjung
asas keadilan dan kesetaraan gender dalam memperoleh akses, manfaat, partisipasi, kontrol terhadap semua sumberdaya keluarga untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat jasmani dan rohani
”.Slide85
BAB 12 INTERAKSI DAN PENGASUHAN ANAK RESPONSIF GENDER
”
Di masa
lampau
,
seorang
anak
laki-laki
akan
dikatakan
berperilaku
pantas
apabila
menjadi
mandiri
,
agresif
dan
kuat
/
berkuasa
,
sedangkan
anak
perempuan
dikatakan
berperilaku
pantas
apabila
menjadi
tidak
mandiri
/
tergantung
pada
orang
lain,
memelihara
dan
mengasuh
anak
,
dan
tidak
tertarik
pada
kekuasaan
.
Karakteristik
maskulin
dianggap
menyehatkan
dan
baik
bagi
masyarakat
,
sedangkan
karakteristik
feminin
dianggap
tidak
diinginkan
”.
”
Mengasuh dan membesarkan anak-anak tidak pernah menjadi pekerjaan yang mudah. Bagian dari kesulitan membesarkan anak laki-laki dan perempuan diakibatkan dari kesenjangan gender yang berlangsung secara bergenerasi
”.
TERIMA KASIH