/
REVIEW Ch. III : Detin REVIEW Ch. III : Detin

REVIEW Ch. III : Detin - PowerPoint Presentation

bikersquackers
bikersquackers . @bikersquackers
Follow
345 views
Uploaded On 2020-08-28

REVIEW Ch. III : Detin - PPT Presentation

Novitasari Indah Kumalasari Meliawati Ayu C M Diaz Praditya Rifani Agnes E W Geographical And Generational Variations Geographical Variations Japan as Conglomerate of Subnations ID: 807036

dan yang variations jepang yang dan jepang variations wilayah penduduk geographical japan menjadi lebih ada yaitu tahun hidup adanya

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download The PPT/PDF document "REVIEW Ch. III : Detin" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

REVIEW Ch. III :

Detin NovitasariIndah KumalasariMeliawati Ayu CM. Diaz PradityaRifani Agnes E W

Geographical

And

Generational

Variations

Slide2

Geographical Variations

Japan as Conglomerate of Subnations Hanya sepertiga daratan Jepang yang dihuni penduduk. Padatnya penduduk berpengaruh pada gaya hidup masyarakat Jepang yang sejak kecil belajar menyesuaikan dengan lingkungan.

Ada

4

kepulauan

besar

di

Jepang

yaitu

Honshu (

pusat

metropolitan), Hokkaido (

kepadatan

penduduk

terendah

dan

wilayah

suku

Ainu), Kyushu (

dekat

dengan

Semenanjung

Korea, Asia

dan

kepulauan

Pasifik

Selatan), Shikoku (

dekat

Kyoto-Osaka-Kobe).

Jepang

juga

memiliki

7

pulau

kecil

.

Terdapat

sekitar

2

juta

penduduk

yang

tinggal

di

luar

4

kepulauan

besar

dan

gaya

hidup

mereka

didominasi

lingkungan

laut

.

Slide3

Geographical Variations

Meskipun sering dianggap sebagai negara yang homogen penduduknya, Jepang ternyata mempunyai banyak subnation di dalam wilayahnya. Penyebabnya yaitu karena ada blok-blok teritori. Secara umum ada 8 blok

region yang

dipisahkan

berdasarkan

perbedaan

iklim

,

geografis

,

budaya

: Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku

dan

Kyushu.

Adanya

subnation

menjadi

sumber

dari

identitas

regional

dan

ciri

khas

lokal

.

Sistem

prefektur

tahun

1871

untuk

merespon

keberadaan

unit regional (

bangsa

) yang

telah

ada

selama

lebih

dari

10

abad

.

Terdapat

pula

stereotip

berdasarkan

prefektur

.

Misalnya

orang Hokkaido

dikenal

ramah

dan

murah

hati

, orang Niigata

tidak

terlalu

banyak

bicara

tapi

loyal

dalam

kondisi

krisis

sekalipun

, orang Iwate

cenderung

sabar

dan

tahan

uji

.

Slide4

Geographical Variations

Eastern v. Western JapanPada masa feudal, Edo (Tokyo sekarang) menjadi pusat kebudayaan wilayah bagian timur Jepang yang merupakan rezim samurai. Alhasil, Tokyo tetap menjaga budaya lokal samurai yang ditandai dengan formalitas

dan

hierarki

,

menjaga

kehormatan

.

Sementara

Osaka

pada

waktu

itu

menjadi

pusat

aktivitas

komersial

.

Sehingga

Osaka pun

tetap

memelihara

gaya

hidup

pedagang

yaitu

mementingkan

hal

yang

praktis

,

informalitas

dan

pragmatisme

.

Perbedaan

lainnya

yaitu

hubungan

antar

rumah

tangga

di

wilayah

Timur

bersifat

vertikal

sedangkan

wilayah

barat

bersifat

horizontal

.

Status

wanita

di

wilayah

barat

lebih

tinggi

daripada

di

timur

Jepang

.

Slide5

Geographical Variations

Kyoto v. the rest (adorer v. hater) Kyoto dianggap menjadi representasi kebudayaan wilayah barat Jepang. Hubungan antar individu di Kyoto lebih bersifat non-intervensi, kebebasan bersama daripada loyalitas dan tanggungjawab. Perbedaan dalam

hal

mata

pencaharian

dan

rasa

masakan

.

Hubungan

seperti

rivalritas

antara

Kanto (

wilayah

Timur

)

dan

Kansai (

wilayah

Barat).

Pertikaian

budaya

ini

telah

berlangsung

lama

dan

menjadi

hiburan

tersendiri

yang

secara

rutin

dibicarakan

dalam

acara

TV di

Jepang

.

Slide6

Geographical Variations

Core v. PeripheryWilayah inti dari Jepang terletak di tiga pusat metropolitan, yaitu Tokyo-Yokohama, Osaka-Kyoto-Kobe dan Chukyo.Pembangunan yang pesat di wilayah kota mengakibatkan urbanisasi yang tinggi dan kesenjangan sosio-ekonomi yang besar di antara wilayah urban dan rural

Slide7

Geographical Variations

+: Koordinasi inter-organisasi di kota lebih mudah dikarenakan jarak yang dekat, kualitas hidup di pendesaan tinggi dikarenakan kepadatan pendudk yang rendah-: Kepadatan penduduk di kota sangat tinggi; kualitas hidup

menurun

,

kemacetan

,

dll

.

Persepsi

terhadap

pendesaan

menjadi

negatif

,

semakin

sedikit

kaum

muda

yang

bersedia

tinggal

di

daerah

rural

Slide8

Geographical Variations

Variasi-Variasi LainIndustri Lokal: Wilayah-wilayah di Jepang umumnya memiliki jiba sangyou, atau industri-industri lokal yang menggunakan sumber daya lokal untuk memproduksi produk khusus. Cth: Yuzen-zome kimono produksi Kyoto, tekstil produksi Hakata, dll.

Budaya

Populer

:

Tiap

daerah

di

Jepang

memiliki

karakteristik

budaya

yang

berbeda

,

seperti

lagu

rakyat

, festival

budaya

,

dan

olahraga

/

permainan

tradisional

Bahasa

:

Bahasa

Jepang

terbagi

menjadi

tipe

Barat

dan

Timur

, yang

masing-masing

terbagi

lagi

menjadi

berbagai

dialek

lokal

. Gaya

bahasa

yang

umum

digunakan

oleh

media

massa

adalah

gaya

bahasa

kelas

menengah

Tokyo, yang

menyebabkan

dialek

tersebut

dikenal

sebagai

dialek

yang paling

umum

.

Slide9

Geographical Variations

Ideological VariationsSistematika penyaluran informasiPeraturan perbendaharaan bahasa baik media elektronik maupun cetak Dampak adanya aturan tersebut

Slide10

Generational Variations

The War TimePremodern life style, militaristic philosophy.

Slide11

Generational Variations

Post-War Generationemphasis on democracy and freedom,“rise of citizen moments”, high growth economy

Slide12

Generational Variations

Prosperity Generation‘rise of enviromental movements”, growing control and regulation,“bubble economy”

Slide13

Generational Variations

Global Generationbureaucratization and commercialization, Rise of NGO, NPO and voluenter, Recession and rising unemployment

Slide14

Demographic Crisis

Saat ini Jepang sedang mengalami krisis demografi karena adanya perubahan pada

penurunan

angka

kelahiran

dan

pertambahan

angka

harapan

hidup

.

Penurunan

angka

kelahiran

akan

menyebabkan

berkurangnya

jumlah

penduduk

usia produktif, sedangkan pertambahan angka harapan hidup menunjukkan bahwa penduduk usia non-produktif akan lebih banyak.

Slide15

Demographic Crisis

PENURUNAN USIA PRODUKTIF + KENAIKAN USIA NON-PRODUKTIF

Slide16

Demographic Crisis

Declining BirthPerubahan sikap perempuan dalam memandang pernikahan dan lebih memilih untuk tetap berkarier menjadi sebuah dampak dari adanya declining birth. Hal pertama yang mempengaruhi pemikiran wanita untuk memiliki

banyak

anak

adalah

pertama

karena

biaya

pendidikan

yang

semakin

tinggi

,

dan

kedua

banyak

diantara

mereka

yang

lebih

memilih

untuk melanjutkan karier dibandingkan menikah atau memiliki anak.

Slide17

Demographic Crisis

Pressure on The Welfare StructureJepang telah membangun 3 system mengenai dana pension.Setiap system dana pension di hasilkan dari investasi yang dilakukan pekerja.System dana pensiun tidak hanya dilakukan oleh pemerintah namun

juga

oleh

beberapa

perusahaan

dan

lembaga

tertentu

.

Kendala

dari

adanya

system

ini

adalah

dijumpainya

kegagalan

pada

setiap pekerja karena mereka tidak mengikuti system dana pension dan lebih memilih untuk mengelola keuangan mereka secara pribadi

Slide18

Isu

KontemporerData yang dirilis Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menunjukkan jika jumlah kelahiran bayi di tahun 2014 adalah kelahiran terendah sejak dimulainya statistik penduduk tahun 1899. Bayi yang lahir di tahun 2014 ada

1.003.532

jiwa

.

Terjadi

penurunan

sebesar

26.000

bayi

dibandingkan

tahun

2013.

Sementara

itu

,

angka

kematian

tahun

2014

merupakan

angka

tertinggi

sejak era pasca perang yaitu sejumlah 1.273.000. Secara keseluruhan jumlah populasi Jepang menurun 270.000 orang. Mortalitas > natalitas sehingga pemerintah harus segera menangani isu yang sangat nyata yang ada di Jepang terkait penurunan penduduk.

Slide19

Isu

KontemporerJepang memiliki 6 kelompok minoritas yaitu Ainu, Burakumin, Chinese, Korean, Nikkeijin (imigran Jepang yang pulang kembali dan keturunannya) dan penduduk Okinawa. Adanya kelompok minoritas ini dapat memberikan pemahaman

baru

tentang

Jepang

dalam

hal

identitas

,

ras

,

etnisitas

dan

cerita

bahwa

selama

ini

Jepang

dikenal

sebagai

negara homogen. Takeyuki Tsuda menjelaskan setidaknya ada 300.000 orang Brazil-Jepang yang ada di Jepang. Hal ini dikarenakan pemerintah Jepang mempermudah mereka masuk ke Jepang melalui visa khusus tanpa hambatan di tahun 1990 bagi return migrant yang merupakan keturunan Jepang.

Slide20

ReferensiAdmin, ‘Japan Population Continues to Decline in 2014’,

Japan Today (online), 6 June 2015, <http://www.japantoday.com/category/national/view/japans-population-continues-to-decline-in-2014>, diakses 29 September 2015Gatzen, Barbara. 2015. Media and Communication in Japan, Current Issues and Future Research. http://www.japanesestudies.org.uk/discussionpapers/Gatzen.htmlJ. Kingston, ‘Race, Ethnicity and Identity in Japan: A narrative of homogeneity through the prespective of six minority group’, The Japan Times (online), 19 April 2009,<http://search.japantimes.co.jp/culture/2009/04/19/culture/race-ethnicity-and-identity-in-japan/#.VgqHbOyqqkp>, diakses 29 September 2015Kushikomi, ‘Each Prefecture Breeds A Different Personality Type’, Japan Today (daring), 24 July 2010,<http://www.japantoday.com/category/kuchikomi/view/each-prefecture-breeds-a-different-personality-type>, diakses 29 September 2015V. Lau, ‘Japan’s Bitterest Feud: Kansai vs. Kanto’, CNN (daring), 29 April 2015, <http://edition.cnn.com/2015/04/28/travel/discover-japan-kansai-vs-kanto/>,

diakses

29 September

2015