VisiMisi seorang muslim Visi seorang muslim menjadi muttaqin hamba Allah bahagia duniaakhirat dan menjadi rohmatanlilalamin Misi seorang muslim beribadah hanya kepada Allah misi kehambaan ID: 728002
Download Presentation The PPT/PDF document "AKHLAQ FARMASIS MUSLIM" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.
Slide1
AKHLAQ
FARMASIS MUSLIMSlide2
Visi-Misi seorang
muslim
Visi seorang muslim
: menjadi muttaqin, hamba Allah bahagia dunia-akhirat dan menjadi
rohmatan-lil’alamin
Misi seorang muslim
: beribadah
hanya kepada
Allah (
misi kehambaan
) dan berbuat kemakmuran di muka bumi (
misi kekhalifahan
), melestarikan lingkungan dan memberi manfaat kepada sesama makhluq Slide3
Caranya? Ikuti SOP (
Standard Operating Procedure
). Berpegang teguh pada al-Quran: melaksanakan semua perintah dan meninggalkan larangan Allah.
Operasionalnya
? Ikuti contoh/model yang menjadi uswah hasanah, yakni
Rasulullah
Muhammad saw. (Ikuti rasul, karena Rasul = uswah hasanah). ----> Orang bertaqwa (melaksanakan semua perintah dan menghindari semua larangan).
S
eorang
muttaqin hakekatnya adalah seorang profesional: bekerja penuh tanggung jawab, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan sesuai
SOP. Slide4
Misi kehambaan berlaku seragam (shalat, zakat, puasa, hajji) untuk semua muslim dan bersifat
wajib ‘
ain
M
isi
kekhalifahan bersifat
wajib kifayah
dan bergantung pada bidang minat dan keahliannya. Misalnya apoteker (farmasis
), berbeda dg dokter, berbeda pula dengan insinyur, dst.
Untuk kedua misi tersebut manusia akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Allah SWT di akhirat. Slide5
Siapa itu farmasis?
Ekspert di bidang obat: bahan baku (herba, kemikalia murni), standarisasi, formulasi, produksi, pelayanan, distribusi, dll yang terkait dengan
obat, kosmetika, kosmesetika, nutrasetika.
Menjadi farmasis
merupakan pilihan
misi kekhalifahan,
yang nantinya akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah. Oleh karenanya harus dihayati dan dikerjakan sebaik mungkin sebagai bentuk ibadah. Slide6
Bagaimana sifat/karakteristik obat?
Obat hakekatnya adalah senyawa kimia yang memiliki dua (2) efek fisiologis terhadap makhluk hidup (manusia): (i) efek positif (terapeutik, mengobati), dan (ii) efek negatif (toksik
).
Efek fisiologis ditentukan jenis dan dosis. Setiap senyawa kimia memberikan efek yang spesifik, walaupun ada yang mirip satu terhadap yang lain
.
Dosis terapeutik bergantung jenis obatnya. Ada yang cukup dosis kecil (< 5 mg
) dg toksisitas tinggi,
dikenal sebagai obat
keras, misal
obat hipertensi, obat
KB,
tetapi ada yang
dosis
tinggi/besar (500
mg)dg toksisitas relatif rendah, misal
asetosal, para setamol).Slide7
Semua obat memiliki efek terapeutik maupun efek toksik. Oleh karena itu harus digunakan atau diminum sesuai dengan dosis terapeutik yang lazim. Kalau terlalu tinggi timbul efek toksik, kalau terlalu kecil tidak berkhasiat
.
Senyawa kimia dapat berubah oleh pengaruh senyawa lain (reaksi kimia). Perubahan kimia ini dapat
mengakibatkan
perubahan efek fisiologisnya, mungkin efek toksiknya naik (keracunan) atau efek terapeutiknya
hilang (tak berkhasiat).
Oleh karena itu apoteker harus memperhatikan hal ini, jangan terlalu berpikir keuntungan
!
Pasien bukan tabung reaksi hidup!Slide8
Bagaimana seharusnya akhlaq farmasis muslim itu
?
Harus memiliki akhlaq-al-Karimah
Betapa pentingnya akhlaq ditegaskan oleh Rasulullah saw dengan sabdanya:
“Innamaa bu’itstu liutammima makaarimal akhlaq”
(tidaklah aku/Nabi diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlaq mulia).
Allah
berpesan :
“.....Berbuat baiklah kepada siapa saja sebagimana Allah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya
Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
(
wa ahsin kama ahsanAllahu ilaika. Wa laa
tabghil-fasaada
fil ardhi. Innallaha laa yuhibbul-mufsidiina
)Slide9
Apakah akhlaq itu?
“Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
(Imam Ghozali
).
“Akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pemikiran”
(Ibrahim Anis
)
“Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengan sorotan dan pertimbangannya seseorang dapat menilai baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau emninggalkannya”
(Abdul Karim Zaidan)Slide10
Memperhatikan ilustrasi di atas (peran dan sifat obat yang menjadi ekspertis dan tanggung jawabnya),
di samping
tanggung jawab sebagai farmasis sesuai dengan kode etik profesi, masih harus dilandasi akhlaqul karimah, sebagai ciri sebagai seorang hamba Allah yang bertaqwa.
Akhlaq-al
karimah sebagai ciri hamba yang bertaqwa kepada Allah mencakup hal yang lebih luas dan mendalam
mencakup
apa yang ada dalam kode etik profesi yang menjadi pegangan resmi profesi farmasis.Slide11
Akhlaq farmasis muslim
Shiddiq (benar, jujur): benar dalam memberikan informasi dan menjalankan profesi.
Amanah (dapat dipercaya): menjaga rahasia, menunaikan kewajiban dengan baik, tidak menyalah-gunakan jabatan/keahlian
Cermat dan bertanggung jawab. Cermat karena obat yang dikelola hakekatnya juga racun (toksik). Bertanggung jawab dunia dan akhirat, sebab pertanggung-jawaban dunia sering dapat direkayasa, pertanggung-jawaban tidak dapat direkayasa!Slide12
Akhlaq
farmasis
muslim
.......
Tidak terlalu orientasi keuntungan (
profit oriented
).
Senantiasa berorientasi ibadah dan akhirat (
forward looking
) -----> semua dilakukan dengan
bersungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab.
O
bat
dapat mengalami interaksi dengan obat lain menghasilkan senyawa baru yang dapat toksik (
adverse drug interaction
).
Harus ekstra hati-hati dan ingat pertanggung-jawaban akhirat yang transparan
Berwawasan luas dan rendah hati. Tidak merasa
menjadi
orang paling pandai di bidangnya.
Mesti mennjalin
komunikasi dengan sesama profesi dan
profesi kesehatan lain. Ingat,
pasien/klien bukan tabung reaksi hidup.