/
SKILL LAB - 2  TES PENDENGARAN SKILL LAB - 2  TES PENDENGARAN

SKILL LAB - 2 TES PENDENGARAN - PowerPoint Presentation

ginocrossed
ginocrossed . @ginocrossed
Follow
348 views
Uploaded On 2020-10-22

SKILL LAB - 2 TES PENDENGARAN - PPT Presentation

LOKASI JENIS KETULIAN PEMERIKSAAN PENDENGARAN Tes suara bisik T es garpu tala Tes Audio metri Tujuan Tuli tidak Derajat ketulian Letak ketulian Tuli Kurang pendengaran Hearing lost ID: 814934

tidak tuli normal mendengar tuli tidak mendengar normal tes pendengaran penderita telinga pada bila dan batas konduksi pemeriksa tulang

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download The PPT/PDF document "SKILL LAB - 2 TES PENDENGARAN" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

SKILL LAB - 2

TES PENDENGARAN

Slide2
LOKASI JENIS KETULIAN

Slide3

PEMERIKSAAN PENDENGARAN

Tes suara bisik

T

es garpu tala

Tes Audio

metri

Slide4

Tujuan :

Tuli / tidak

Derajat ketulian

Letak ketulian

Tuli ( Kurang pendengaran , Hearing lost )

Tuli konduksi (conduction hearing lost)

Tuli persepsi ( Sensorineural hearing lost ) Tuli campuran ( Mixed hearing lost )

4

Slide5

Tes suara bisik

Kamar periksa

- Minimal 4 m X 5 m , Diagonal 6 m

- Sunyi ( tak ada ekho )

- Dinding tak rata

Penderita - Mata ditutup - Telinga yg tidak diperiksa ditutup

- Diminta mengulang dg keras dan

terang

5

Slide6

Pemeriksa ( dokter )

- Mengucapkan satu/dua suku kata

ssd expirasi

- Kata kata yg dikenal penderita

- Mengandung huruf

lunak :l,k,m,n,g,u

huruf desis : s,f,c

tuli konduksi tak mendengar frek rendah /

huruf

lunak "susu"  s - s

tuli persepsi tak mendengar frek tinggi /huruf desis  "susu"  u u

6

Slide7

Area Pendengaran …..

Hrf desis

freq >

Hrf lunak

freq <

Slide8

Pelaksanaan1m

 2m  3m   6m

6m  5m  4m   1m

Pada jarak 1m dibisikkan 5-10 kata, bila penderita dapat menirukan 80 – 100 % mundur 1m sampai penderita dapat menirukan <80 %

Hasilnya adalah jarak dimana penderita dapat menirukan 80 %

8

Slide9

Slide10

Contoh HasilSuara bisik telinga kanan 3 m

artinya : pada jarak 3m penderita dapat

mendengar 80 % kata kata yg

dibisikkan

1m

 2m  3m  4m

100% 90% 80 % 60 %

10

Slide11

KUANTITATIF

(DERAJAT KETULIAN)

10m – 6m

5m – 4m

3m – 2m

1m

10cm

0 cm

NORMAL

PRAKTIS NORMAL

TULI RINGAN

TULI SEDANG

TULI BERAT

TULI TOTAL

KUALITATIF

(JENIS KETULIAN)

TULI KONDUKSI SU-SU

S -- S

TULI PERSEPSI SU-SU

U -- U

Slide12

TES GARPU SUARA

1.

BATAS

ATAS – BATAS BAWAH

(

GARIS PENDENGARAN

)

FREKUENSI : 64-128-256-512-1024-2048-4096

2.

RINNE

3.

WEBER

4.

SCHWABACH

5. Tes Bing

6. Tes Stenger

Tes-tes ini memiliki tujuan khusus yang berbeda dan saling melengkapi

Slide13

1. Batas atas –

batas

bawah

Garpu tala digetarkan mulai freq rendah

sampai tinggi

Setelah bunyi , didengar oleh pemeriksa

sampai hampir tidak mendengar

 G T

dipindah ke telinga penderita

Bila mendengar  (+)

Tidak mendengar  (-)

13

Slide14

Setelah pemeriksa hampir tidak mendengar dipindah ke yg diperiksa

Slide15

Kanan Kiri

+ 4096 -

+ 2048 -

+ 1024 -

+ 512 -

- 256 + - 128 +

- 64 +

Kanan

: Batas bwh naik

(freq rendah -)

 Tuli konduksi Kiri : Batas atas turun  Tuli Sensori neural15

Slide16

2. Tes Rinne

Tujuan:

membandingkan hantaran tulang dan hantaran udara pada

satu telinga

penderita

G T freq 512 digetarkan , ujung GT ditempelkan pd planum mastoid penderita . Ssdh

TIDAK

mendengar GT dipindahke telinga penderita.

Bila masih mendengar

 Rinne +

Bila tidak mendengar

 Rinne - R (+)  AC > BC  Normal / Tuli SN

R (-) 

BC> AC

Tuli

konduksi

Fals negatif : sebetulnya tidak mendengar,

didengar oleh telinga satunya

16

Slide17

Setelah tak

terdengar di mastoid GT dipindahke depan MAE

Slide18

3. Tes Weber

Tujuan:

membandingkan hantaran tulang antara kedua telingapenderita

Prinsip tes Weber:

Untuk mengetahui arah lateralisasi bunyi terdengar dimana

GT freq 512 digetarkan keras

Ujung GT diletakkan pd kening penderita

Pend diminta membandingkan keras yg ka / kiBila sama keras  Tidak ada lateralisasi  W 

Keras ka  Lateralisasi ke ka,  W

Keras ki  Lateralisasi ke ki W 

Lat ke ka : Tuli kond ka

Tuli Kond ka + ki , ka >

Tuli SN ki

Tuli SN ka+ki , ki > Tuli kond ka + tuli SN ki

18

Slide19

Slide20

4. Tes S

chwabach

Tujuan:

Membandingkan hantaran tulang antara penderita dengan pemeriksa

Cara : GT 512 digetarkan, Ujung GT diletakkan pd planum mastoid pemeriksa. Bila sudah tidak mendengar GT dipindah ke planum mastoid penderita,

Hasil : Bila mendengar

 Schwabach memanjang ( S > )

Bila tidak mendengar  N / memendek

GT digetarkan diletakkan pd planum mastoid penderita , bila sudah tidak mendengar GT dipindah ke planum mastoid pemeriksa.

Bila mendengar  Schwabach memendek ( S < )

Tidak mendengar  N

Schwabach

memanjang

 Tuli konduksi Schwabach

memendek

 Tuli

Sensori neural

20

Slide21

Pemeriksa

Diperiksa

Setelah pemeriksa tak mendengar dipindah ke yg diperiksa

Slide22

Suara bisik ka : 3 m , ki : 1mTes GT : Batas atas batas bawah

ka ki

+ 4096 -

+ 2048 -

+ 1024 -

+ 512 +

- 256 +

- 128 + - 64 +

22

Slide23

-

Rinne

+

 Weber

>

Schwabach <

Kesimpulan

:

-

Tuli

konduksi ka ringan - Tuli Sensorineural kiri sedang

23

Slide24

TULI KONDUKSI

TULI PERSEPSI

- HURUF LUNAK

+ HURUF DESIS

SUARA BISIK

HURUF LUNAK +

HURUF DESIS -

Normal

Batas atas

Turun

Naik

Batas bawah

Normal

Memanjang

Schwabach

Me

mendek

Lateralisasi ke sakit

Weber

Lateralisasi ke sehat

- RINNE +

Pseudonegatif

Slide25

Slide26

AUDIOMETRI

Slide27

Pengantar AudiometriTes audiometri digunakan untuk mengetahui

j

enis dan

derajat

gangguan pendengaran.

Tes ini menggunakan alat audiometer yang dapat menstimuli

nada dalam frekuensi dan intensitas yang dapat diatur oleh operator.

AUDIOMETER

Slide28

Nada dari audimeter yg terukur distimulasikan lewat hantaran udara (air conduction) dan hantaran tulang (bone conduction)

Intensitas terendah yg masih terdengar

(dsb ambang pendengaran)

dicatat berbentuk grafis yg dsb Audiogram

Audiogram adl grafik yang menggambarkan

derajat

dan

jenis gangguan pendengaran untuk masing-masing telinga.

FREKWENSI (Hz)

125 – 8000 Hz

INTENSITAS

0 – 120 db

Slide29

Pelaksanaan Pemeriksaan audi

ogram

Air Conduction /

AC

/ Hantaran Udara,

Suara

udara  liang telinga  membran tympani tulang-tulang pendengaran  cochlea 

N.VIII  pusat pendengaran.

Cara pemeriksaan : menggunakan

Headphone

yang dipasang di telinga.

Bone Conduction / BC / Hantaran tulang Getaran suara  kulit tulang tengkorak getaran langsung ke cochlea  N.VIII  Pusat pendengaran. Cara pemeriksa

aan

:

Menggunakan bone vibrator

yang dipasang di tulang mastoid

Dicari

intensitas terkecil

(desibel) / yg

masih bisa didengar

(nilai ambang) pd

frek antara 125 sp 8000 hz

Slide30

Interpretasi AudiogramPendengaran normal

AC : normal (0-20 dB)

BC : normal (0-20 dB)

Slide31

Audiogram pada tuli konduksi

Tuli konduksi

:

BC : normal (0-20dB)

AC :

tidak normal

>20dB(air-bone gap ≥ 20 db)  kelainan pada telinga bagian luar sampai tengah.

Slide32

Audiogram pada tuli saraf

Sensorineural Hearing Loss /SNHL.

AC

dan

BC

tidak normal

pada

ambang yang sama / (tidak ada air-bone gap)  gangguan pada telinga dalam.

Slide33

Audiogram tuli campuran

Mixed Hearing Loss:

AC

tidak normal

BC tidak normal dan

ada

AB-gap,

 kelainan pada telinga luar/ tengah dan

dalam.

Slide34
Audiogram

pada tuli saraf

Presbiakusis

pend menurun

kanan & kiri

pd level yg sama

Slide35
Audiogram

pada tuli saraf

 M

eniere Disease

tuli persepsi pada frekwensi rendah (frek tinggi lebih mendengar)

Slide36

Gangguan pendengaran…..

Ambang Dengar

Tingkat Gangguan Pendengaran

0 – 2

5

NORMAL

2

6

– 40

Kurang dengar

ringan

41 –

55

Kurang dengar

sedang

56

7

0

Kurang dengar

sedang-

berat

71 - 90

Kurang dengar

bera

t

> 90

Kurang dengar

sangat-

berat

Slide37

Area Pendengaran …..

sedang

0-25 normal

26-40 ringan

56-70 sedang-berat

71-90-berat

>90 sangat berat

41-55 sedang

Slide38

PEMERIKSAAN OSCE

HARUS

Otoskopi manual

Pem dg OTOSKOPE adl

TAMBAHAN

bila scr manual tidak jelas

Penggunaan corong telinga bila MAE banyak rambut

Rhinoskopi Anterior

Pemeriksaan Tonsil-

Faring

TGT KASUS

Rinosopi Posterior

 Obst di Nasofaring

- Ca Nasofaring

- Adenoid Hipertropi

Laringoskopi indirekta

 Suara serak

Pemeriksaan Garpu Tala

 Ada gangguan pendengaran

- Rinne

- Weber

6/15/2015

Slide39

Slide40

Slide41

pemeriksaan osce tidak rutin

6/15/2015

RINNE

WEBER

R Post

L Indirekta

Slide42

6/15/2015

posisi memeriksa anak