/
OPERATING LEVERAGE  DAN FINANCIAL LEVERAGE OPERATING LEVERAGE  DAN FINANCIAL LEVERAGE

OPERATING LEVERAGE DAN FINANCIAL LEVERAGE - PowerPoint Presentation

pamella-moone
pamella-moone . @pamella-moone
Follow
363 views
Uploaded On 2018-11-08

OPERATING LEVERAGE DAN FINANCIAL LEVERAGE - PPT Presentation

Leverage diartikan sebagai penggunaan assets atau dana dengan beban tetap atau membayar beban tetap Operating leverage ditentukan oleh hubungan antara sales revenue penerimaan dari penjualan yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan sebelum pajakEBIT ID: 722503

ebit 000 saham dengan 000 ebit dengan saham unit untuk eps dan 100 leverage pembelanjaan atau 500 pajak alternatif biasa 200 perubahan

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download Presentation The PPT/PDF document "OPERATING LEVERAGE DAN FINANCIAL LEVERA..." is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

OPERATING LEVERAGE DAN FINANCIAL LEVERAGE

Leverage diartikan sebagai penggunaan assets atau dana dengan beban tetap atau membayar beban tetap.

Operating leverage : ditentukan oleh hubungan antara sales revenue (penerimaan dari penjualan) yang diperoleh perusahaan dengan laba sebelum bunga dan sebelum pajak(EBIT).Slide2

2. Operating Leverage : merupakan penggunaan aktiva atau operasi perusahaan yang disertai

beban tetap atau Fixed operating assets.

3. Konsep Operating Leverage : menganalisis

sejauhmana sales revenue dapat menutup FC

dan VC.

Bila dilihat dari Incame statement (Rugi/laba) ada 2(dua) macam leverage sebagai berikut :

Incame Statement berdasarkan Full Costing :

Slide3

Sales Revenue Rp xx CGS Rp xx

(-)

Operating Leverage Gross Profit Rp xx

Operating Exp Rp xx (-) EBIT Rp xx Interest Rp xx (-)Financial Leverage EBT Rp xx Taxes Rp xx (-) EAT Rp xxSlide4

Hubungan O L, FC dan VC (Direct Costing) : Sales Revenue Rp xx

Fixed Operating Cost Rp xx

Operating Variabel Operating Cost

Rp xx (+)Leverage Total Cost Rp xx (-) EBIT Rp xxANALISIS OPERATING LEVERAGE :Erat hubungannya dengan analisis BEP karena BEP mempelajari perimbangan antara Sales Revenue dikurangi dengan VC dan FC. Bagi perusahaan analisis operating leverage, memberikan informasi sejauhmana efek perubahan dari volume penjualan,thd turun naiknya EBIT. Slide5

Sehingga untuk mengukur pengaruh ini dapat diketahui dengan menggunakan DOL (Degree of Operating Leverage) atau tingkat operating leverage dengan menggunakan formula berikut :

DOL =

% perubahan dalam EBIT % perubahan dalam Sales atau pada berbagai level penjualan (Q) DOL = S – VC = Q (P – V) S – VC – FC Q (P – V) - FSlide6

Contoh 1 : Suatu perusahaan menjual barang dagangan seharga Rp 1.000perunit, VC Rp 500 per unit, FC Rp 250.000,- per tahun. Penjualan yang dilakukan sekarang sebesar Rp 1.000 unit. Bagaimana efek dari perubahan terhadap EBIT bila penjualan turun menjadi 500 unit atau naik menjadi 1.500 unit.

Kasus 1 Kasus 2

Sales (unit) 500 unit 1.000 unit 1.500 unitSales Revenue Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.500.000Variabel Cost Rp 250.000 Rp 500.000 Rp 750.000Fixed Cost Rp 250.000 Rp 250.000 Rp 250.000EBIT Rp 0 Rp 250.000 Rp 500.000 - 100 % + 100 %Slide7

Kasus 1 : Penjualan berkurang 50% yaitu dari 1.000 unit menjadi 500 unit. Akibatnya menghasilkan penurunan EBIT sebesar 100%Kasus 2 : Penjualan bertambah 50% yaitu dari 1.000 unit menjadi 1.500 unit. Akibatnya menghasilkan kenaikan EBIT sebesar 100%.

Dengan menghitung DOL, pengaruh perubahan tersebut dapat pula diketahui :

Kasus 1 : DOL =

% perubahan EBIT = - 100% = 2 % perubahan dlm sales -50%Slide8

Atau DOL(pada Q = 1.000 unit) = Sales – VC

Sales – VC- FC

=

Rp 1.000.000 – Rp500.000 = 2 Rp1.000.000–Rp500.000–Rp 250.000DOL =, artinya bila perubahan penjualan sebesar 50% maka perubahan dalam EBIT = 100% atau bila perubahan penjualan 10% maka perubahan dalam EBIT = 20%.Kasus 2 : DOL = 100% = 2 50%Slide9

Contoh 2 :

1. Dari tabel diatas dapat dihitung DOL untuk masing-masing perusahaan pada level 80.000 unit sebagai berikut :

Nama Persh

Sales (unit)

Sales (Rp)

Total Cost (Rp)

Profit (EBIT) Rp

Keterangan (Rp)

A

80.000

100.000

16.000.000

20.000.000

13.600.000

16.000.0002.400.000

4.000.000P = 200/UFC = 4.000.000VC = 120/U

B

80.000

100.000

16.000.000

20.000.000

14.000.000

17.000.000

2.000.000

3.000.000

P = 200/U

FC = 2.000.000

VC = 150/U

C

80.000

100.000

16.000.000

20.000.000

14.000.000

16.000.000

2.000.000

4.000.000

P = 200/U

FC = 6.000.000

VC = 100/USlide10

Perusahaan A= Rp 16.000.000 – Rp 9.600.000

Rp16.000.000–Rp9.600.000–Rp4.000.000

= Rp 6.400.000 = 2,67 Rp 2.400.000Perusahaan B = Rp 16.000.000 – Rp 12.000.000 Rp16.000.000–Rp12.000.000–Rp 2.000.000 = Rp 4.000.000

= 2 Rp 2.000.000Perusahaan C =

Rp 16.000.000 – Rp 8.000.000

Rp16.000.000–Rp8.000.000–Rp 6.000.000

=

Rp 8.000.000

=

4 Rp 2.000.000Slide11

2. % perubahan dalam out put sebesar 25% yaitu

dari 80.000 unit menjadi 100.000 unit (%

perubahan dalam EBIT) dapat dihitung sbb :Perusahaan A=Rp4.000.000–Rp2.400.000 x100% Rp 2.400.000 = 67% (pembulatan) atau 25% x 2,6 = 66,75% dibulatkan menjadi 67%.

Untuk perusahaan B dan C cara perhitungannya sama.Hasilnya untuk perusahaan B = 50% dan C = 100%. Kesimpulan : semakin tinggi DOL semakin besar yang diberikan oleh perubahan out put terhadap profit. Slide12

ANALISIS FINANSIAL LEVERAGE

Finansial Leverage yaitu menyangkut penggunaan dana yang diperoleh dengan Fixed Cost tertentu dengan harapan bisa meningkatkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri. Menguntungkan tidaknya “leverage finansial” (tranding on equity) dilihat dari pengaruh terhadap laba per lembar saham (EPS) dengan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dibawah alternatif-alternatif pembelanjaan yang berbeda-beda dan titik kesamaan (IP) masing-masing alternatif pembelanjaan tersebut :Slide13

Contoh : PT “ABC” mempunyai nilai modal Rp 10.000.000,-Merupakan Modal Sendiri semua. Sekarang perusahaan ingin melakukan perluasan usaha dan memerlukan tambahan dana sebesar Rp 5.000.000,- Tiga alternatif pembelanjaan Yi :

Mengeluarkan saham biasa, saham biasa merupakan bagian dari modal sendiri.

Mengeluarkan hutang dengan bunga 9%/tahun.

Mengeluarkan saham preferen dengan deviden 7%. Pada saat ini laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) Rp 1.400.000,- pajak 50% dan 200.000 lembar saham biasa sekarang beredar.Slide14

Saham biasa dapat dijual dengan harga Rp 50,- per lembar atau tambahan 100.000 lb saham. Untuk bisa menentukan titik BE atau indifferent bagi EBIT untuk masing-masing alternatif tersebut kita mulai dengan menghitung EPS pada satu tingkat EBIT Rp 2.000.000,- Berapa besarnya EPS ?

Catatan :

Saham preferen juga merupakan modal sendiri, hanya mempunyai hak dilunasi lebih dulu dalam keadaan perusahaan dilikuidasi. Maka deviden saham preferen tidak bisa mengurangi pajak.Slide15

Perhitungan EPS untuk masing-masing alternatif pembelanjaan (dalam Rp 1.000).

Keterangan

Saham Biasa

HutangSaham Preferen

EBITBunga 9%2.000-

2.000

450

2.000

-

Laba sebelum pajak (EBT)

Pajak 50%

2.000

1.000

1.550

7752.0001.000

Laba setelah pajak (EAT)Deviden saham preferen 7%

1.000

-

775

-

1.000

350

Laba utk pemegang saham biasa

Jumlah saham biasa

1.000

300 lb

775

200 lb

650

200 lb

Laba per lembar saham (EPS)

3,33

3,88

3,25Slide16

Untuk bisa membuat Gambar : BE atau IPPada sumbu mendatar disebut EBIT dan

Pada sumbu tegak disebut EPS.

Untuk melakukannya perlu 2 titik setiap alternatif. Misal : alternatif pembelanjaan Hutang dengan saham biasa. Dari hasil perhitungan diatas dimana EBIT = Rp 2.000.000,- Untuk masing-masing pembelanjaan memberikan EPS Rp 3,33 untuk saham biasa, Rp 3,88 untuk hutang dan Rp 3,25 untuk pembelanjaan dengan saham preferen.

Sekarang bila besarnya EBIT hanya cukup untuk menutup beban tetap yaitu bunga atau deviden saham preferen.Slide17

Untuk alternatif pembelanjaan dengan saham biasa tidak ada beban tetap, EBIT = 0 sehingga EPS = 0

Untuk alternatif pembelanjaan dengan hutang perusahaan minimal harus bisa mendapatkan EBIT = Rp 450.000 sehingga EPS = 0

Untuk alternatif saham preferen perusahaan harus bisa mendapatkan EBIT = Rp 700.000 yaitu : Rp 350.000 : (1 – 50%), agar bisa membayar deviden saham preferen, sehingga EPS = 0. Slide18

Untuk menghitung titik-titik potong (IP) dengan menggunakan Rumus sebagai berikut :

(EBIT – C1) (1 – t)

=

(EBIT- C2) (1 – t) S1 S2EBIT = EBIT pada titik IP antara 2 (dua) metode yang dibandingkan.C1C2 = Bunga atau deviden saham preferen tahunan pada dasar sebelum pajak.S1S2 = Jumlah lembar saham yang beredar setelah

pembelanjaan saham biasa dengan hutang.t = tarip pajak.Slide19

IP antara pembelanjaan saham biasa dengan hutang.

(EBIT – 0) (1 – 0,50)

=

(EBIT – 450.000) (1 – 0,50) 300.000 200.0000,50 (EBIT)(200.000) = 0,50(EBIT)(300.000) – 0,50 (450.000) (300.000)100.000 EBIT = 150.000 EBIT – 67.500.000.000150.000 EBIT – 100.000 EBIT = 67.500.000.000 50.000 EBIT = 67.500.000.000 EBIT = Rp 1.350.000

,-Slide20

2. IP antara pembelanjaan saham biasa dengan saham preferen.

(EBIT – 0) (0,50)

=

EBIT – 700.000) (0,50) 300.000 200.0000,50 (EBIT) (200.000) = 0,50 (EBIT) (300.000) – 0,50 (700.000) (300.000)100.000 EBIT = 150.000 EBIT – 105.000.000.00050.000 EBIT = 105.000.000.000 EBIT = Rp 2.100.000,-Slide21

3. IP antara alternatif pembelanjaan hutang dengan saham preferen tidak ada, karena kedua garis tsb

sejajar dan sama-sama mempunyai beban tetap.

Alternatif hutang mendominir semua tingkatan EBIT dengan jumlah konstan dari EPS hutang = Rp 0,63 yaitu selisih EPS hutang dengan EPS saham preferen (Rp 3,88 – Rp 3,25).

Gambar : IP untuk ketiga alternatif pembelanjaan sebagai berikut :Slide22

EPS (Rp)

Hutang

5 . Sh Pref4 . 3,50 IP Sh Biasa3 . IP2 . 2,251 . 0 . .450 .

700 . . .1.350 . . . 2.100 EBIT

400 800 1.200 1.600 2.000

(Rp1000)

Slide23

Kita buktikan bahwa EBIT=Rp1.350.000 EPS=Rp2,25 EBIT=Rp2.100.000 EPS=Rp3,50

Keterangan

Pembelanjaan saham Biasa dengan Hutang

Pembelanjaan Saham Biasa dengan saham PreferenEBIT

Bunga Rp 1.350.000 Rp 450.000 Rp 2.100.000

Rp 0

EBT

Pajak 50%

Rp 900.000

Rp 450.000

Rp 2.100.000

Rp 1.050.000

Laba setelah pajak (EAT)

Deviden saham Preferen

Rp 450.000 Rp 0 Rp

1.050.000 Rp 350.000

Laba utk pemegang sh Biasa

Rp 450.000

Rp 700.000

Jumlah lembar Saham

EPS

200.000 lembar

Rp 2,25

200.000 lembar

Rp 3,50Slide24

DFL (Degre of Finansiil Leverage) untuk menghitung dengan menggunakan Rumus :

DFL pada tingkat EBIT sebesar Y =

EBIT EBIT – CC = Bunga atau deviden SP sebelum pajak.Dari contoh diatas EBIT = Rp 2.000.000,-Untuk alternatif pembelanjaan dengan Hutang. DFL = Rp 2.000.000 = 1,29 Rp 2.000.000 – Rp 450.000Slide25

2. Untuk alternatif pembelanjaan dengan SP DFL =

Rp 2.000.000

= 1,54

Rp 2.000.000 – Rp 700.000Mempertimbangkan Faktor ketidak pastian dalam analisis IP (Indifference Point). Untuk ini seperti pada waktu membicarakan “Operating Leverage” dengan menggunakan bantuan total luas area dibawah kurve normal. Misal :Diketahui EBIT yang diharapkan Rp 2.000.000,- dengan penyimpangan standar Rp 1.000.000,-Slide26

Berapa probalitas bahwa EBIT akan mencapai Rp 1.350.000,- yaitu titik BE atau kurang ?Penyelesaian : Rumus : S =

X2 - X1

Q = Rp1.350.000 – Rp 2.000.000 = - 0,65 Rp 1.000.000Gambar : Distribusi taksiran EBIT. Probabilitas -0,65 Q 50%

1,35 2,0 EBIT(dlm jutaan Rp)Slide27

Bahwa nilai Rp 1.350.000,- berada disebelah kiri nilai rata-rata sejauh 0,65 standar deviasi. Dengan melihat tabel luas area dibawah kurve normal, kita bisa melihat dan menentukan luas wilayah yang diafsir yaitu 25,78 %. Dengan kata lain probabilitas bahwa EBIT akan mencapai Rp 1.350.000,- atau kurang adalah 25,78 %.

Kombinasi antara kedua tipe”Leverage”

Apabila Leverage Finansiil dikombinasikan dengan Operating Leverage. Pengaruh perubahan penjualan terhadap EPS menjadi semakin besar. Kombinasi kedua leverage tersebut meningkatkan penyebaran dan resiko dari berbagai kemungkinan EPS.Slide28

Untuk menentukan pengaruh perubahan unit out put pada EPS kita kombinasikan rumus DOL dan DFL sebagai berikut : DOL dan DFL pada X unit =

X(P-V)

.

X(P-V)-F X(P-V)-F X(P-V)-F-CContoh soal :PT”ABC” mempunyai hutang Rp 2.000.000 dengan bunga 8%, produk yang dijual 8.000 unit harga per unit Rp 500,- VC Rp 250,- FC Rp 1.000.000,- Pajak 50%, saham beredar 10.000 lembar. Ditanyakan :Hitung besarnya DOL dan DFL nya !Slide29

2. Bila unit yang diproduksi dan dijual naik 10%, maka berapa besarnya EPS ? Penyelesaian sbb :

DOL dan DFL =

8.000(500 - 250)

= 2,38 8.000(500–250)–1.000.000-160.0002. Menghitung EPS pd kedua tingkat penjualan (Rp)

Keterangan8.000 unit

8.800 unit

Penjualan Rp 500/unit

VC Rp 250/unit

4.000.000

2.000.000

4.400.000

2.200.000

Penjualan dikurangi VC

Biaya Tetap2.000.000

1.000.0002.200.0001.000.000

EBITBunga 8% x Rp 2.000.0001.000.000 160.000

1.200.000

160.000

Laba sebelum pajak

Pajak 50%

840.000

420.000

1.040.000

520.000

Laba setelah pajak

420.000

520.000

Jumlah lembar

saham

EPS

10.000

42

10.000

52