Belakang Jika litologi batuan mengindikasikan adanya suatu reservoir maka untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon dilakukan pemboran lubang ID: 795704
Download The PPT/PDF document "Penilaian Formasi Latar" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.
Slide1
Penilaian Formasi
Slide2Latar Belakang
Jika
litologi
batuan
mengindikasikan
adanya
suatu
reservoir,
maka
untuk
membuktikan
ada
tidaknya
hidrokarbon
dilakukan
pemboran
lubang
sumur
serta
serangkaian
pengukuran
di
dalam
sumur
(logging)
dan
evaluasi
data
hasil
rekaman
untuk
memastikan
ada
tidaknya
kandungan
hidrokarbon
di
bawah
tanah
. Logging
yaitu
suatu
kegiatan
/ proses
perekaman
sifat
–
sifat
fisik
batuan
reservoir
dengan
menggunakan
wireline log.
Salah
satu
faktor
untuk
menentukan
kualitas
sumur
adalah
dengan
melakukan
penilaian
formasi
batuan
(
evaluasi
formasi
).
Penilaian
formasi
adalah
suatu
proses
analisis
ciri
dan
sifat
batuan
di
bawah
tanah
dengan
menggunakan
hasi
pengukuran
lubang
sumur
(logging).
Slide3Jenis Log
1. Log yang
menunjukan
zona
permeable :
Log SP ( Spontaneous Potential Log )
Log
GR ( Gamma Ray Log
)
2. Log yang
mengukur
resistivitas
formasi
:
ILM / LLM ( Log Medium Resistivity )
MSFL ( Micro Resistivity Log )
IDL / LLD ( Log Deep Resistivity )
3.
Log
yang
mengukur
porositas
:
Log Density ( RHOB )
Log Neutron ( NPHI )
Log Sonic ( DT )
Slide4SP-Log
Log SP
merupakan
rekaman
nilai
beda
potensial
(millivolt) yang
timbul
dari
suatu
elektroda
yang
bergerak
di
dalam
lubang
bor
dan
elektroda
yang
tetap
/
berada
di
permukaan
.
Elektroda
ini
bergerak
melewati
berbagai
jenis
batuan
yang
berbeda
sifat
dan
kandungan
fluidanya
.
Perbedaan
salinitas
antara
Lumpur
dan
fluida
di
dalam
batuan
menyebabkan
terjadinya
defleksi
negative
dan
positif
kurva
SP yang
melewati
suatu
batuan
permeable.
Defleksi
terbentuk
akibat
adanya
hubungan
antara
arus
listrik
dengan
gaya
–
gaya
elektromotif
(
elektrokimia
dan
elektrokinetik
)
dalam
formasi
.
Pada
Lapisan
lempung
/ shale,
Kurva
SP
menunjukan
garis
lurus
yang
disebut
“Shale Base Line” ( SBL )
atau
garis
dasar
serpih
.
Pada
formasi
yang permeable
kurva
SP
menjauh
dari
shale base line
dan
mencapai
garis
konstan
pada
lapisan
permeable yang
cukup
tebal
.
Penyimpangan
SP
dapat
ke
kiri
atau
ke
kanan
tergantung
pada
kadar
garam
dari
air
formasi
dan
filtrate Lumpur.
Pada
aplikasinya
log SP
digunakan
sebagai
berikut
:
1.
Untuk
identifikasi
lapisan
–
lapisan
yang permeable
2.
Mencari
batas
–
batas
lapisan
permeable
dan
korelsi
antar
sumur
berdasarkan
batas
lapisan
itu
3.
Menentukan
nilai
resistivitas
air
formasi
,
Rw
4.
Memberikan
indikasi
kualitatif
lapisan
serpih
/
sebagai
clay indicator
5.
sebagai
reference
kedalaman
untuk
semua
log
Slide5Prinsip
Kerja
Log-SP
Pengukuran
log SP
dilakukan
dengan
cara
menurunkan
/
memasang
suatu
alat
/ tool
ke
dalam
lubang
dan
di
permukaan
.
Dimana
suatu
elektroda
diturunkan
ke
dalam
lubang
sumur
lalu
alat
tersebut
akan
merekam
potensial
listrik
pada
berbagai
titik
dengan
reference
potensial
elektroda
di
permukaan
tanah
. Lumpur yang
digunakan
harus
bersifat
conductif
. Logging speed yang
dicapai
alat
ini
bisa
mencapai
1500 m/hr.
Slide6Kelebihan
dan
Kekurangan
Log SP
Log SP
memiliki
kelebihan
–
kelebihan
sebagai
berikut
:
1.
Bereaksi
hanya
pada
lapisan
permeable
2.
Mudah
pengukurannya
3.
Sebagai
indicator
lapisan
permeable
dan
non permeable
4.
Dapat
menentukan
batas
antara
lapisan
permeable
dan
non permeable
Adapun
kekurangan
–
kekurangan
dari
log SP
yaitu
:
1.
Tidak
bekerja
pada
oil base mud
2.
Tidak
bereaksi
bila
Rmf
=
Rw
3.
Dapat
terpengaruh
arus
listrik
4.
Tidak
berfungsi
baik
pada
formasi
karbonat
Slide7GR-Log
Log Gamma Ray (GR)
merupakan
hasil
suatu
pengukuran
yang
menunjukan
besaran
intensitas
radioaktif
yang
ada
dalam
formasi
. Log GR
biasanya
ditampilkan
pada
kolom
pertama
,
bersama
–
sama
dengan
kurva
log SP
dan
Calliper
.
Biasanya
diskala
dari
kiri
ke
kanan
dalam
0 – 100
atau
0 – 150 GAPI.
Pengukuran
GR
dilakukan
dengan
jalan
memasukkan
alat
detektor
ke
dalam
lubang
bor.
Formasi
ytang
mengandung
unsur
–
unsur
radioaktif
akan
memancarkan
radiasi
radioaktif
dimana
intensitasnya
akan
diterima
oleh
detektor
dan
dicatat
dipermukaan
.
Oleh
karena
unsur
–
unsur
radioaktif
(
pothasium
)
banyak
terkandung
dalam
lapisan
shale / clay,
maka
Log GR
sangat
berguna
berguna
untuk
mengetahui
besar
/
kecilnya
kandungan
shale
dalam
lapisan
permeable.
Dengan
menarik
garis
GR yang
mempunyai
harga
maksimum
dan
minimum
pada
suatu
penampang
log
maka
kurva
log GR yang
jatuh
diantara
kedua
garis
tersebut
merupakan
indikasi
adanya
lapisan
shaly
.
Slide8Adapun
kegunaan
log GR
secara
keseluruhan
diantaranya
yaitu
:
•
Evaluasi
kandungan
serpih
Vsh
( volume
lempung
)
•
Menentukan
lapisan
permeable
•
Evaluasi
bijih
mineral yang
radioaktif
•
Evaluasi
lapisan
mineral yang
bukan
radioaktif
•
Korelasi
log
pada
sumur
berselubung
•
Korelasi
antar
sumur
Slide9Prinsip Kerja Log GR
Di
alam
terdapat
banyak
bahan
dasar
yang
secara
alamiah
mengandung
radioaktifitas
,
yaitu
Uranium (U), Thorium (
Tho
)
dan
Potasium
(K).
Radioaktifitas
GR
berasal
ketiga
unsur
radioaktif
tersebut
yang
secara
kontinyu
memancarkan
GR
dalam
bentuk
pulsa
–
pulsa
energi
radiasi
tinggi
.
Sinar
gamma
ini
mampu
menembus
batuan
dan
dideteksi
oleh
sensor
sinar
gamma yang
umumnya
berupa
detektor
sintilasi
.
Setiap
GR yang
terdeteksi
akan
menimbulkan
pulsa
listrik
pada
detektor
. Parameter yang
direkam
adalah
jumlah
dari
pulsa
yang
tercatat
per
satuan
waktu
(
cacah
GR).
Slide10Resistivity Log
Log
resistivitas
mengukur
nilai
resistivitas
batuan
( solid
dan
fluida
di
dalamnya
) yang
diperlukan
untuk
menentukan
nilai
saturasi
air.
Log
pada
zona
resistivitas
ada
tiga
macam
,
yaitu
:
1. Log Deep Resistivity
Log Deep Resistivity
yaitu
Log yang
digunakan
untuk
mengukur
resistivitas
pada
zona
uninvated
/
zona
yang
tidak
terinfasirentangnya
sekitar
> 3 feet,
dimana
log
ini
terbagi
menjadi
dua
maca
berdasarkan
lumpur
yang
digunakan
saat
pemboran
,
yaitu
:
- Induction Deep Log ( ILD ), yang
mana
digunakan
jika
lumpur
yang
digunakan
fresh water base mud ( air
tawar
)
- Lateral Deep Log ( LLD ), yang
mana
digunakan
jika
lumpur
yang
digunakan
salt water mud ( air
asin
)
Slide112. Log Medium Resistivity
Log Medium Resistivity
yaitu
log yang
digunakan
untuk
mengukur
resistivitas
pada
zona
transisi
rentangnya
sekitar
1.5 – 3 feet. Log
ini
terdiri
dari
dua
macam
,
yaitu
:
- Induction Medium Log ( ILM ), yang
mana
digunakan
jika
lumpur
yang
digunakan
water base mud
Lateral Medium Log ( LLM ), yang
mana
digunakan
jika
lumpur
yang
digunakan
salt water mud
3.
Log
Shallow Resistivity (MSFL
dan
SFLU)
Log Shallow Resistivity
biasa
menggunakan
log MSFL, yang
digunakan
untuk
mengukur
resistivitas
pada
zona
yang
terinfasi
mud filtrate
rentangnya
sekitar
1 – 6 feet.
Pada
aplikasinya
semua
kurva
log deep, medium,
dan
shallow
direkam
memakai
electrodes
atau
coils yang
dipasang
pada
mandrel
silindris
,
dan
ditempatkan
kurang
lebih
secara
centralized
dalam
lubang
sumur
.
Alat
micro
resistivitas
memakai
sensor yang
dipasang
pada
tapak
/ pad yang
dipaksa
menempel
pada
dinding
lubang
selama
survey.
Slide12Log Induction
Log Induction
yaitu
log yang
bekerja
pada
lumpur
air
tawar
dengan
resistivitas
formasi
< 200 0hm – m,
dan
Rmf
/
Rw
> 2.0.
Alat
induction
menentukan
resistivitas
dengan
cara
mengukur
konduktivitas
batuan
.
Dalam
kumparan
transmitter
dialirkan
arus
bolak
balik
berfrekuensi
tinggi
dengan
amplitude
konstan
yang
akan
menimbulkan
medan
magnet
dalam
batuan
. Medan magnet
ini
menimbulkan
arus
Eddy
atau
arus
Foucault
pada
gambar
di
bawah
.
Besarnya
arus
ini
sama
dengan
konduktivitas
batuan
.
Dapat
diketahui
bahwa
lebih
baik
menggunakan
alat
induction log
jika
:
1.
Rmf
/
Rw
> 2.5,
2.
Rt
< 200 ohm – m,
3.
Tebal
lapisan
lebih
dari
10 feet
4.
Bila
porositas
ada
di
bawah
garis
Rw
,
Tapi
Rmf
/
Rw
masih
> 2.5
maka
alat
lateralog
di
anjurkan
untuk
dipakai
.
Slide13Lateral Log
Alat
lateral log yang
direkayasa
untuk
mengukur
resistivitas
batuan
yang
dibor
dengan
salty mud
atau
Lumpur yang
sangat
konduktif
serta
dipakai
untuk
mendeteksi
zona
–
zona
yang
mengandung
hidrokarbon
.
Selain
dengan
salty mud, log lateral
akan
bekerja
denga
baik
pada
resistivitas
formasi
yang > 200 ohm – m
dengan
Rmf
/
Rw
< 2.0,
dimana
besarnya
lubang
bor
> 12
inchi
,
dengan
ketebalan
lapisan
kurang
dari
10 feet
serta
deep invasion ( > 40
inchi
).
Sonde
pada
alat
resistivity
ini
memiliki
elektroda
penyangga
(bucking electrode)
untuk
memfokuskan
arus
survey
dan
memaksanya
mengalir
dalam
arah
yang
tegak
lurus
terhadap
sonde
.
Arus
yang
terfokuskan
ini
memungkinkan
pengukuran
dilakukan
pada
batuan
dengan
arah
yang
lebih
pasti
.
Ini
merupakan
perbaikan
terhadap
pengukuran
yang
memakai
arus
yang
tidak
terfokus
,
yaitu
alat
ES (Electrical Survey) yang
terdahlu
,
dimana
arus
survey
lebih
suka
mengalir
dalam
Lumpur
karena
resistivitas
lumpur
yang
lebih
rendah
dari
resistivitas
batuan
.
Alat
Lateral log
dipakai
untuk
survey
dalam
sumur
berisi
mud
ber
–
resistivitas
rendah
serta
dalam
batuan
yang
resistivitasnya
tinggi
.
Alat
Lateralog
dapat
secara
akurat
mengukur
resistivitas
batuan
dalam
kisaran
0.2 – 40000 ohm-m.
Slide14Log yang Mengukur
Porositas
Log
Densitas
Log density
merupakan
kurva
yang
menunjukan
nilai
densitas
(bulk density)
batuan
yang
ditembus
lubang
bor
,
dinyatakan
dalam
gr / cc.
Besaran
densitas
ini
selanjutnya
digunakan
untuk
menentukan
nilai
porositas
batuan
tersebut
. Log density
bersama
-
sama
dengan
log neutron
digunakan
untuk
mendeteksi
adanya
hidrokarbon
.
Alat
ini
bekerja
dari
suatu
sumber
radioaktif
dari
alat
pengukur
dipancarkan
sinar
gamma
dengan
intensitas
energi
tertentu
(
umumnya
0.66
mev
)
menembus
formasi
/
batuan
.
Batuan
terbentuk
dari
butiran
mineral – mineral yang
tersusun
dari
atom – atom yang
terdiri
dari
proton
dan
electron.
Partikel
sinar
gamma
akan
membentur
electron – electron
dsalam
batuan
,
sehingga
mengalami
pengurangan
energi
(loose
energi
).
Energi
yang
kembali
(
setelah
mengalami
benturan
)
akan
diterima
oleh
detector,
terpasang
dalam
sebuah
protector
berbentuk
silinder
sepanjang
3
ft,yang
selalu
menempel
pada
dinding
sumur
.
Intensitas
energi
yang
diterima
pada
dasarnya
berbanding
terbalik
dengan
kepadatan
electron. Makin
lemah
energi
yang
lembali
maka
makin
banyak
electron – electron
dalam
batuan
, yang
berarti
makin
banyak
/
padat
butiran
/ mineral
penyusun
batuan
per
satuan
volume.
Besarkecilnya
energi
yang
diterima
oleh
detector
tergantung
dari
:
•
Densitas
matriks
batuan
•
Porositas
batuan
•
Densitas
kandungan
yang
ada
dalam
batuan
Log Neutron
Log
porositas
yang
bersama
–
sama
dengan
dengan
log
densitas
digunakan
untuk
menentukan
porositas
dan
kandungan
fluida
yang
ada
di
dalamnya
.
Alat
neutron
dipakai
untuk
menentuka
primary porosity
batuan
,
yaitu
ruang
pori
–
pori
batuan
yang
terisi
air,
minyak
bumi
,
atau
gas.
Cara
kerja
alat
ini
yaitu
sumber
radioaktif
Am241Be
memancarkan
partikel
neutron
kedalam
batuan
dengan
energi
kira
–
kira
5
Mev
.
Setelah
partikel
neutron
berbenturan
dengan
batuan
,
energi
neutron
ini
berkurang
sampai
ke
level 0.1 – 10 eV (level
ephitermal
).
Karena
massa
hidrogen
yang
sama
dengan
massa
neutron, atom
hidrogen
punya
kemampuan
paling
besar
dalam
memperlambat
partikel
neutron
dibanding
atom- atom lain
dalam
batuan
.
Kemudian
partikel
–
partikel
neutron yang
kembali
ditangkap
dan
dihitung
oleh
detektor
dalam
alat
pengukur
.
Kecepatan
detektor
dalam
menghitung
partikel
–
partikel
neutron
dipengaruhi
oleh
adanya
konsentrasi
hidrogen
.
Dua
buah
detektor
thermal
dipasang
1 – 2
ft
di
atas
sumber
radioaktif
. Ratio
antara
jumlah
jumlah
–
jumlah
pulsa
(
Nn
/
Nf
)
merupakan
fungsi
porositas
. Ratio
ini
mempunyai
pengaruh
lubang
sumur
yang
berkurang
dan
kedalaman
penetrasi
yang
lebih
jauh
dibanding
dengan
sistem
satu
detektor
.
Faktor
–
faktor
yang
berpengaruh
terhadap
Kurva
ØN,
yaitu
:
• Shale / clay
•
Kekompakan
batuan
•
Kandungan
air
asin
/
tawar
•
Kandungan
minyak
Kandungan
gas
Hal
ini
tentang
defleksi
kurva
log neutron,
semakin
ke
kanan
defleksi
kurva
maka
semakin
banyak
hidrokarbon
yang
terkandung
,
defleksi
yang
terjauh
maka
mengindikasikan
adanya
gas.
Slide16Log Sonic
Log sonic
merupakan
log yang
digunakan
untuk
mendapatkan
harga
porositas
batuan
sebagaimana
pada
log density
dan
log neutron. Log sonic
menggambarkan
waktu
kecepatan
suara
yang
dikirimkan
/
dipancarkan
ke
dalam
formasi
hingga
ditangkap
kembali
oleh
receiver.
Kecepatan
suara
melalui
formasi
batuan
tergantung
terutama
oleh
matriks
batuan
serta
distribusi
porositasnya
.
Kecepatan
suara
pada
batuan
dengan
porositas
nol
dinalakan
kecepatan
matriks
(
tma
),
untuk
beberapa
batuan
:
tma
pasir
lepas
= 55.5 sec /
ft
tma
batu
pasir
= 51.0 sec /
ft
tma
batu
gamping
= 47.5 sec /
ft
tma
dolomite = 43.5 sec /
ft
Makin
tinggi
harga
t
pada
log sonic
makin
besar
harga
porositas
batuan
.