/
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

PENGEMBANGAN KURIKULUM - PowerPoint Presentation

karlyn-bohler
karlyn-bohler . @karlyn-bohler
Follow
520 views
Uploaded On 2017-07-08

PENGEMBANGAN KURIKULUM - PPT Presentation

dengan pendekatan Kognitif Behavioristik humanistik Ocip Abd Rosyid Zainuri Dewi Sinta Wulandari Pendekatan yang diperlukan dalam pengembangan kurikulum adalah teori belajar yaitu teori tentang bagaimana siswa belajar ID: 568143

dan yang dari dengan yang dan dengan dari teori dalam belajar pendekatan untuk sebagai usia tahapan siswa humanistik sampai

Share:

Link:

Embed:

Download Presentation from below link

Download Presentation The PPT/PDF document "PENGEMBANGAN KURIKULUM" is the property of its rightful owner. Permission is granted to download and print the materials on this web site for personal, non-commercial use only, and to display it on your personal computer provided you do not modify the materials and that you retain all copyright notices contained in the materials. By downloading content from our website, you accept the terms of this agreement.


Presentation Transcript

Slide1

PENGEMBANGAN KURIKULUMdengan pendekatan- Kognitif- Behavioristik- humanistik

Ocip

Abd

.

Rosyid

Zainuri

Dewi

Sinta

WulandariSlide2

Pendekatan yang diperlukan dalam pengembangan kurikulum adalah teori belajar yaitu teori tentang bagaimana siswa belajar. Selama ini,    orang berbicara tentang teori belajar yang dikembangkan terutama dari  psikologi. Teori belajar seperti yang dikenal dalam literatur dikembangkan dari berbagai aliran dan teori dalam psikologi seperti  behaviorisme (stimulus-response, conditioning, operant conditioing, modelling, dan sebagainya), kognitif (skemata, akomodasi, dan  asimilasi dari Piaget, meaningful learning dari Ausubel, dan  sebagainya).Slide3

Pendekatan kognitifSlide4

PENDEKATAN KOGNITIFDi kembangkan oleh Jean Peaget (1896-1980

)

Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh

Erasmus Prize

. Piaget membagi skema yang digunakan

anak

untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan

usiaSlide5

Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder

, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).

Sub-tahapan

fase reaksi sirkular tersier

, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.

Sub-tahapan

awal representasi simbolik

, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

PENDEKATAN KOGNITIFSlide6

Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)PENDEKATAN KOGNITIFTahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersediaDalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranyaSlide7

Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya.Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Klasifikasi — kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,

Decentering

— anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya.

Reversibility

— anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan

awalKonservasi — memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebutPenghilangan sifat Egosentrisme

— kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).

PENDEKATAN KOGNITIFSlide8

Pendekatan behavioristikSlide9

PENDEKATAN BEHAVIORISTIKTeori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalamankerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi: Reinforcement and Punishment;

Primary and Secondary Reinforcement;

Schedules of Reinforcement;

Contingency Management;

Stimulus Control in Operant Learning;

The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984

).

Behaviorisme ”Ivan Pavlov” : meyakini bahwa semua prilaku dikendalikan oleh faktor eksternal dari lingkungan .Slide10

PENDEKATAN BEHAVIORISTIK TEORI BEHAVIORISMEAnak tidak membawa potensi apapun dari lahirnya Perkembangan ditentukan oleh faktor yang berasal dari lingkunganBersifat pasifTEORI S-R BOND (Thorndike)Kehidupan tunduk pada

hukum

stimulus –

respon

Belajar

upaya membentuk S-R sebanyaknyaCONDITIONING (Guthrie)Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu (pada stimulus)REINFORCEMENT (Skinner)Belajar melalui S-R dibantu dengan kondisi tertentu (melalui respon)Slide11

Pendekatan HumanistikSlide12

PENDEKATAN HUMANISTIKPendekatan humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia.Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu …psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusiapsikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luasakan kaedah-kaeah yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapiSlide13

Humanistik ”Abraham Maslow ” : memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi yang dimiliki manusia, hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang .Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia ada dua hal, yaitu;suatu usaha yang positif untuk berkembangkekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan ituSlide14

Kesimpulan Ada empat hal yang harus diperhatikan guru dalam mengembangkan kurikulum sebagai proses, yaitu: posisi siswa sebagai subjek dalam belajar, cara belajar siswa yang ditentukan oleh latar belakang budayanya, lingkungan budaya mayoritas masyarakat dan pribadi siswa adalah entry behavior kultural siswa, lingkungan budaya siswa adalah sumber belajar. Slide15

Pengembangan kurikulum masa depan dapat dilakukan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut: Mengubah filosofi kurikulum dari yang berlaku seragam seperti saat ini kepada filosofi yang lebih sesuai dengan tujuan, misi, dan fungsi setiap jenjang pendidikan dan unit pendidikan. Untuk tingkat pendidikan dasar, filosofi konservatif seperti esensialisme dan perenialisme haruslah dapat diubah ke filosofi yang lebih menekankan pendidikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan kemanusiaan peserta didik baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, bangsa, dan dunia. Filosofi kurikulum  yang progresif seperti humanisme, progresivisme, dan rekonstruksi sosial dapat dijadikan landasan pengembangan kurikulum. Teori kurikulum tentang konten (curriculum content) haruslah berubah dari teori yang mengartikan konten sebagai aspek substantif yang berisikan fakta, teori, generalisasi kepada pengertian yang mencakup pula nilai, moral, prosedur, proses, dan keterampilan yang harus mimiliki generasi muda. Slide16

Teori belajar yang digunakan dalam kurikulum masa depan yang memperhatikan keragaman sosial, budaya, ekonomi, dan politik tidak boleh lagi hanya mendasarkan diri pada teori psikologi belajar yang bersifat individualistik dan menempatkan siswa dalam suatu kondisi value free, tetapi harus pula didasarkan pada teori belajar yang menempatkan siswa sebagai makhluk sosial, budaya, politik, dan hidup sebagai anggota aktif masyarakat, bangsa, dan dunia. Proses belajar yang dikembangkan untuk siswa haruslah pula berdasarkan proses yang memiliki tingkat isomorphism yang tinggi dengan kenyataan sosial. Artinya, proses belajar yang mengandalkan siswa belajar secara individualistis dan bersaing secara kompetitif individualistis harus ditinggalkan dan diganti dengan cara belajar berkelompok dan bersaing secara kelompok dalam suatu situasi positif. Dengan cara demikian maka perbedaan antar-individu dapat dikembangkan sebagai suatu kekuatan kelompok dan siswa terbiasa hidup dengan berbagai keragaman budaya, sosial, intelektualitas, ekonomi, dan aspirasi politik. Evaluasi yang digunakan haruslah meliputi keseluruhan aspek kemampuan dan kepribadian peserta didik, sesuai dengan tujuan dan konten yang dikembangkan. Alat evaluasi yang digunakan haruslah beragam sesuai dengan sifat tujuan dan informasi yang ingin dikumpulkan. Penggunaan alternative assessment (portfolio, catatan observasi, wawancara) dapat digunakanSlide17
Slide18
Slide19